Sors Durus 1-3

Zacznij od początku
                                        

Biorn mengakhiri ceritanya dengan menutup kedua matanya sambil menarik nafas dalam-dalam.

"Jangan khawatir, kalau dia memang sesakti yang kau sebutkan tadi. Aku sendiri juga berpikiran kalau dia tidak mungkin mati hanya gara-gara badai itu." Aku mencoba memberikan jawaban terbaikku ke Biorn, paling tidak agar dia tidak semakin larut dalam nestapa.

Biorn membuka matanya lagi, kali ini sambil memberikan senyuman mantab ke arahku, "Yeah, dia pasti hidup."

Di saat semua percakapan ini terjadi, Anná tampaknya lebih fokus istirahat. Luka yang menusuk dalam di pundak kanannya itu sudah menyita banyak sekali darahnya. Bahkan sekarang saja, kain pembalut yang membungkus luka tersebut sudah dibanjiri oleh rembesan darah merah. Wajah putih Anná tampak cukup pucat sementara Liona berusaha sebaik yang dia bisa untuk menjaga sekaligus memperhatikan Anná.

Kini aku mendekati Anná yang sedang duduk lemas sambil masih setengah dibopong oleh Liona, "Anná, bagaimana keadaanmu?"

Ia tidak kunjung menjawab, jadi aku memilih memastikan sendiri dengan cara menyentuh keningnya menggunakan punggung tanganku. Tubuhnya terasa dingin, terlalu dingin...

"Anná..." Aku mau mengatakan sesuatu padanya, tapi aku bingung mau bilang apa.

...

"Kumohon, bertahanlah Anná." Akhirnya aku memilih mengucapkan kalimat ini padanya.

Anná mengangguk pelan dan lemas sekali. Aku refleks menggenggam tangan kirinya lalu memberinya kecupan.

Kumohon, kuatlah Anná...

"Kita harus segera melanjutkan perjalanan." Biorn tiba-tiba bangkit berdiri lalu menoleh ke arah kami, "Kita harus segera sampai di hutan yang ada di depan untuk menemukan tempat bersembunyi."

"Kau masih berpikiran ada yang mengejar kita?" Aku bertanya sambil enggan berdiri

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.

"Kau masih berpikiran ada yang mengejar kita?" Aku bertanya sambil enggan berdiri.

"Kita tidak pernah tahu, tapi melihat tipikal cara kerjanya Salthorn... Aku yakin ada yang sedang mengejar kita sekarang."

Mau tak mau aku pun akhirnya ikut berdiri. Liona menguatkan pegangannya pada Anná lalu bersama-sama mereka berdua berdiri. Kami akan melanjutkan perjalanan.

Sinar mentari semakin lama semakin tenggelam di ufuk barat, bersamaan dengan itu cahaya rembulan mulai menguasai langit malam. Gemerlap kristal bintang selalu senantiasa menemani bulan tersebut, apalagi dalam kondisi langit yang secerah ini, tanpa awan atau apapun yang menghalangi angkasa.

Setelah entah berapa lama berjalan, kami akhirnya tiba di hutan yang dimaksud Biorn. Hutan ini sebenarnya merupakan hutan pohon ironwood gurun olneya dengan beberapa semak belukar yang tersebar merata. Pohon-pohon di hutan ini sebenarnya tidak tumbuh terlalu rapat, melainkan memiliki jarak satu sama lain yang agak renggang. Beruntungnya kami, di sini juga ada beberapa pohon kurma yang sudah memiliki buah masak pohon.

Waypoints: Iter dignumOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz