Via Diversa 1-6

Mulai dari awal
                                        

Sungguh, momen makan siang ini seolah terasa hancur gara-gara kami berdua salah memilih topik bicara.

Setelah makan siang kami selesai, kami berdua langsung kembali ke penginapan. Di situ Anná langsung masuk ke dalam kamarnya sementara aku... aku masih ingin mencari udara segar. Aku pun memutuskan untuk menjelajah kota lagi, sendirian.

Apakah pengakuanku soal "aku adalah budak" tadi benar-benar membuat Anná merasa sangat bersalah? Jika iya, aku tidak maksud begitu... sungguh.

Kemudian soal pertanyaanku tadi... Aduh astaga, bodohnya aku malah memilih topik yang itu di saat situasi sudah canggung begitu!

...

Pertanyaanku itu tadi pasti sangat menusuk hatinya juga. Cepat atau lambat, aku harus segera minta maaf ke dia.

...

Setelah beberapa saat berjalan tanpa arah, aku tiba-tiba melihat sebuah bangunan besar dengan plank kayu gantung bertuliskan "Pusat Dagang Armada Jerah'Kagar." Ini pasti tempat yang dimaksud Gavin waktu itu, waktu dia masih bersama kami di dekat gerbang kota.

Tanpa berpikir panjang, aku langsung memasuki bangunan itu.

Di dalam, aku langsung disambut dengan sensasi aroma tajam minuman beralkohol. Selain itu ada juga suara-suara tawa ataupun perbincangan yang terjadi di sana sini. Ternyata bangunan ini memiliki presentasi interior mirip dengan sebuah kedai minum yang mewahnya bukan main. Pakaian orang-orang yang ada disini sudah tidak perlu dipertanyakan lagi, semuanya serba berkilauan dengan sentuhan-sentuhan logam mulia seperti emas, perak, atau bahkan sampai ke batu permata.

Orang-orang ini sudah pasti orang-orang yang sangat kaya raya, baik itu laki-laki maupun perempuan. Saat aku berjalan masuk, tidak ada seorangpun dari mereka yang menyadari keberadaanku hingga tiba-tiba...

"Aldon, kau datang kemari?" Itu adalah suara Gavin.

"Gavin?" Aku langsung menanggapi sekaligus menoleh ke arahnya.

Ia kemudian memberikan kode gerakan dengan tangan kanannya agar aku segera datang menghampirinya, "Kau sudah dapat penginapan?"

"Sudah." Jawabku santai saat aku sudah berada di dekat dia.

Gavin kemudian menuntun aku menuju ke sebuah bangku kosong yang ada di pojok ruangan. Di situ, ia mempersilahkan aku duduk sementara ia sendiri juga ikut duduk di kursinya.

"Jadi, bagaimana kabar Anná? Apa dia masih bersamamu?" Gavin melanjutkan pertanyaannya.

"Iya, dia masih bersamaku... Hanya saja, sepertinya aku tidak sengaja membuat suasana diantara kami menjadi kurang enak," jawabku jujur.

Sebelum Gavin sempat memberikan tanggapan, tiba-tiba seorang pelayan kedai datang menghampiri meja kami. Pelayan itu menatap Gavin lalu aku, "Gavin, siapa orang ini?"

"Dia penumpang yang selamat bersamaku, dialah orang yang aku ceritakan tadi." Gavin menjawab pelayan itu seolah mereka sudah kenal lama.

"Ohh itu kau?! Oke oke..." Pelayan itu sempat kaget, tetapi dia langsung berusaha bersikap profesional, "Sesuai aturan Armada Dagang Jerah'Kagar, kami wajib memperlakukan siapapun yang menggunakan jasa layanan kami dengan sebaik mungkin."

"Kami juga hendak meminta maaf jika pelayanan laut kami mengalami kecelakaan akibat badai yang sangat disayangkan itu. Jadi ijinkan armada ini untuk memberikan suatu jamuan ganti rugi terhadap kecelakaan tersebut." Pelayan itu kemudian membuka sebuah buku menu.

"Tuan bebas memilih makanan atau minuman apapun yang tertera tanpa harus membayar Revda lagi. Sebagai pengingat, jamuan ganti rugi ini hanya berlaku satu kali pemesanan," tambahnya seraya memaparkan buku tersebut kepadaku.

Waypoints: Iter dignumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang