They talked business. But their silence said otherwise.
Ucapan Gabriel yang tiba-tiba membuat Giovanni menegang. Degup jantungnya berpacu cepat dan tanpa disadari Giovanni merilis pheromone-nya, membuat satu ruangan terkesiap dan tegang.
Hanan menatap lekat Giovanni seolah bertanya what's wrong with you?
The Alphas menoleh dan menatap Giovanni juga Gabriel yang tiba-tiba bangkit dari duduknya dan pergi keluar ruangan.
Meeting di jeda. The Alphas keluar mencari Gabriel sedangkan The Omegas menenangkan Giovanni.
"Kemana lagi nih orang." Gerutu Dirga.
"Ya, Gar. Tolong call Gabriel, dia ngilang ditengah meeting." Ucap Miciela yang menghubungi Sagara lewat telepon.
"Udah, Gar. Gue udah koordinasi sama security. Kita semua disuruh keluar dulu sama Hanan, Giovanni leak his pheromone."
"Okay, got it. Thanks." Final Miciela dan menutup telepon.
"Kata Gara, kita minta switch–
"Maaf bapak ibu, kita pindah ke lantai 8 ya."
Belum sempat melanjutkan kalimatnya, Theresa sudah lebih dulu menginformasikan jika ruang meeting pindah ke lantai 8.
The Alphas dengan ditemani Theresa menuju lantai 8, sambil terus berusaha menghubungi Gabriel yang entah kemana.
****
Napas tersenggal milik Gabriel tak terlalu terdengar di lorong koridor lantai 7, ia bersembunyi di balik tembok pemisah antara toilet wanita dan laki-laki. Tubuhnya hampir beringsut ke lantai jika saja tidak ada tangan yang secara tiba-tiba menopang tubuhnya dan bertanya dengan panik.
"Pak, kenapa pak? Perlu saya panggilkan ambulance, pak?"
Gabriel menggeleng seraya memberikan gesture jika ia baik-baik saja. Pria yang menemukan Gabriel pun diminta untuk pergi olehnya. Sepeninggal staff itu Gabriel masuk ke dalam bilik toilet laki-laki dan duduk di atas kloset yang tertutup. Mencoba mengatur nafasnya.
"Damn it, Gab. Kenapa bisa begini? Tadi pagi satu mobil but nothing happened." Ocehnya seorang diri.
Disaat sedang menenangkan diri, ponsel Gabriel terus berbunyi notifikasi masuk. Mulai dari pesan hingga telepon masuk, namun tak satupun ia hiraukan sampai akhirnya nada dering yang berbeda itu muncul dengan sendirinya.
Papa.
Suara mungil di seberang membuat Gabriel mengulas senyum tipis.
"Hai, princess. What's wrong?"
Where are you, papa? Everyone is looking for you, please come back, papa.
Sialan. Orang-orangnya sungguh tahu bagaimana cara membuat Gabriel patuh. Usai berjanji pada Ella, ia memutuskan kembali ke ruang meeting setelah menenangkan diri.
"I'm sorry for what happened before." Ucap Gabriel begitu kembali ke ruang meeting.
Kali ini kedua presdir dari perusahaan masing-masing dijauhkan, tempat duduk mereka diberi jarak aman agar tidak menyebabkan hal yang tidak terduga.
Mike menjelaskan penawaran yang Noir & Co. tawarkan dan kini giliran Vitto yang mengambil alih meeting.
"Jadi, karena permintaan Bapak Mike dan Bapak Luke kami sudah arranged lima orang juga agar lebih fokus sebagai personal assistant." Jelas Vitto.
The Alphas hanya menyimak saja, sampai akhirnya muncul kandidat personal assistant yang dimana adalah The Omegas itu sendiri.
Gabriel menyadari kesulitan perusahaan Giovanni sehingga secara mendadak ia mengajukan penawaran harga lebih tinggi lagi. Hal itu cukup membuat seluruh orang yang ada terkejut.
YOU ARE READING
Red Strings
FanfictionMereka pernah saling memiliki-hingga keadaan memisahkan. Kini, Giovanni terpaksa kembali berhadapan dengan masa lalu yang belum sepenuhnya padam. Bukan karena rindu. Tapi karena situasi. Dan meski ia mencoba menolak, ada benang merah tak terlihat ya...
