15 : Invisible String

32.8K 3.3K 348
                                        

—

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Di salah satu studio desain haute couture milik salah seorang desainer ternama tanah air, Dipta tengah berada di ruang fitting untuk menyesuaikan setelan white tuxedo dibantu oleh dua orang karyawan. Sampai akhirnya suara ketukan anggun dari langkah kaki beralaskan heels terdengar menghampiri.

"I love Anya so much." Kalimat itu segera terdengar seiring sang wanita mendekat selagi membawa beberapa setelan dasi kupu-kupu yang diarahkan di antara potongan kerah milik Dipta, seolah tengah mempertimbangkan tampilan terbaik. "She's so much better than your ex, si lebah tawon itu."

Dipta memilih tidak menanggapi, hanya balas bertanya. "Anya sudah selesai fitting?"

Wanita di hadapannya mengangguk kemudian kembali berujar. "Serius, Mas. Gue bersyukur banget lo gak nikah sama si Bee lebah tawon itu. Dari awal ketemu dia di Paris waktu itu gue udah gak suka! Segitunya banget. Gue masih ingat banget momen dilabrak sama dia pas nyamperin lo ke apart. Padahal gue ini sepupu lo. Minimal cari tahu dulu! Sinting emang. Then, boom! She's the problem. Putus juga akhirnya."

Dipta hanya mengembuskan napas mendengar seluruh nada sewot dari Jean—sang sepupu sekaligus desainer pemilik studio tempatnya melaksanakan fitting baju pengantin hari ini.

Jean adalah seorang desainer busana pengantin yang terkenal di tanah air. Sepupunya itu punya segelintir prestasi. Mulai dari sering berpartisipasi dalam event lokal hingga internasional. Masuk ke dalam finalis Concours Creation de Mode di Paris hingga merancang banyak karya bagi para selebriti papan atas. Maka tidak heran Anya turut menginginkan rancangan baju pengantin dari sepupunya itu. 

"Gaun yang gue persiapkan untuk Anya adalah rancangan terbaru. Anya akan jadi orang pertama yang pakai rancangan itu." Jean kembali melanjutkan. "It suits her!" tambahnya dengan mata berbinar seolah sudah bisa membayangkan. "Kalau lo nikahnya sama si lebah tawon, jangan harap gue mau kasih rancangan eksklusif gaun itu!" Secara bersamaan masih saja terang-terangan menunjukkan antipati pada mantan kekasih Dipta.

Namun, selanjutnya Jean sudah kembali memfokuskan pandangan pada detail tuxedo di tubuh Dipta. Dia berbicara pada beberapa karyawan, meminta salah satu di antara mereka untuk mencatat bagian penting dari detail tuxedo yang akan ditambahkan.

Setelah memastikan semuanya terkontrol dengan baik, Jean kembali berdiri di hadapan Dipta kemudian mengulas senyum tulus. "I'm happy for you, Mas. Bahagia selalu ya."

Dipta sedikit menarik alisnya terangkat, heran dengan respon wanita yang beberapa saat lalu masih sempat berkeluh kesah dengan nada sewot lantas sekarang sudah mendoakannya. 

Open Arms Where stories live. Discover now