Dibaca pelan-pelan ya AmiiZone, 2000 ± word nichh !
✨ Happy Reading ✨
----------
Hujan turun deras malam itu. Udara dingin menembus jaket tipis yang dikenakan Javas. Namun ia tetap berdiri di depan pintu kostan Lysandra, membiarkan tubuhnya basah kuyup diterpa hujan. Tangannya yang menggigil mengetuk pintu kayu yang sedikit mulai lapuk dimakan waktu.
Tok tok tok.
"Ly... ini aku... Javas," suaranya bergetar, entah karena dingin atau perasaan menyesal yang membakar dadanya.
Di dalam kamar, Lysandra sedang menonton drama dengan selimut tebal membungkus tubuhnya. Ia tak menyangka ada yang mengetuk pintu malam-malam begini, apalagi dalam hujan. Dengan ragu, ia bangkit dan membuka pintu sedikit.
Begitu ia melihat siapa yang berdiri di sana, jantungnya seperti berhenti berdetak sejenak.
"Javas...?" ucap Lysandra pelan, matanya membulat, napasnya tercekat.
Javas tersenyum getir, air hujan menetes dari rambutnya ke wajah. Ia tampak kacau, dengan mata sembab dan wajah yang penuh rasa bersalah.
Lysandra buru-buru berusaha menutup pintu, tapi Javas langsung menahan dengan tangannya.
"Tunggu! Jangan tutup dulu, Ly. Aku mohon... dengarin aku dulu, please..." ucap Javas memohon, suaranya pecah.
"Kenapa kamu datang? Setelah semua yang kamu lakuin? Apa kamu gak sadar gimana kamu ninggalin aku?" bentak Lysandra, suaranya bergetar antara marah dan sedih.
"Aku sadar... aku salah. Aku pengecut. Aku takut... aku... aku terlalu bodoh karena lebih mikirin masa depan aku daripada kamu dan anak kita..." suara Javas pecah. Air hujan tak lagi bisa dibedakan dengan air matanya.
Lysandra mendecih mendengar pernyataan dari Javas."Anak kita, kata kamu? Bukannya kamu nyuruh bunuh anak ini? Anak kamu udah mati Javas, ini jelas-jelas anak aku, aku yang mertahanin anak ini,dan apa kamu bilang?anak kita? Setelah kamu nyuruh buat gugurin,kamu masih berani bilang ini anak kita?!"
"Engga, sayang..... Aku minta maaf." Suara tangisan Javas pecah.
Lysandra menatapnya Javas lama, matanya mulai berkaca-kaca, tapi ia tetap menguatkan diri.
"Kalau kamu benar-benar mikirin aku, kamu gak bakal nyuruh aku gugurin anak ini! Kamu yang minta aku hilangin nyawa yang udah tumbuh dalam tubuhku, Javas. Kamu yang bilang aku beban!"
Javad langsung jatuh berlutut di depan pintu.
"Aku salah, Ly. Sumpah... aku nyesel banget. Tiap malam aku kepikiran kata-kata terakhir kamu. Aku... aku gak bisa tidur, aku gak bisa makan, semuanya hampa tanpa kamu... Aku sadar aku bodoh. Tapi aku mau berubah. Aku mau bertanggung jawab. Aku gak mau kehilangan kamu dan anak ini. Aku mau buktiin..."
Lysandra menggigit bibirnya. Hatinya remuk mendengar suara tangis Javas yang tulus. Tapi luka itu masih dalam.
"Maaf, Javas... aku belum bisa. Luka kamu terlalu dalam buat aku maafin sekarang..."
Javas mengangguk pelan, meski hatinya terasa seperti ditusuk.
"Aku ngerti... Tapi aku gak akan berhenti. Aku bakal tetap di sini, nunggu kamu. Mau hujan, mau badai, aku bakalan tetap di sini sampai kamu percaya aku lagi. Aku mohon... izinin aku buktiin kalau aku bukan cowok pengecut itu lagi."
Lysansra terdiam. Air matanya jatuh tanpa ia sadari. Ia menutup pintu perlahan, meninggalkan Javas yang masih berlutut di depan pintu, menggigil di tengah hujan, tapi dengan keyakinan yang lebih kuat dari sebelumnya.
ESTÁS LEYENDO
| ✨ONESHOOT LIZKOOK ✨|
Novela JuvenilKumpulan cerita random, lucu, dan nggak ribet ini siap nemenin kamu di waktu senggang. Satu cerita, satu tawa. Kadang absurd, kadang manis, tapi selalu berhasil bikin mood naik! Yuk, scroll, baca, dan nikmati keseruannya. Siapa tahu, cerita favorit...
