CLEK
Pintu terbuka, menampakan Hiruzen dan disusul oleh pria dengan rambut pirang yang di kuncir, Inoichi Yamanaka.
Hiruzen berjalan dengan Inoichi dibelakangnya.
"Amaya"
Wanita itu berjalan mendekat, memberikan sebuah dokumen kepada Inoichi. Pria itu membaca dengan teliti detail demi detail informasi yang tercatat, keningnya berkerut kala melihat kata masa depan di sana. Pandangnya beralih menatap ketiga bocah itu.
"Bagaimana menurut mu, Inoichi?" Hiruzen bertanya.
"Saya merasa seperti sedang membaca sebuah cerita fiksi" Mata Inoichi tetap tertuju kepada mereka.
"Tapi saya tidak akan tahu, jika tidak melihatnya sendiri"
Pria itu memberikan dokumen itu pada Amaya tanpa menoleh, ia berjalan mendekat ke arah mereka, Hiruzen mundur memberikan ruang untuk Inoichi melakukan tugasnya.
"Mohon kerjasamanya, nak"
Tangan Inoichi mulai menyentuh ubun-ubun Sakura, dia memejamkan matanya. Berkonsentrasi untuk menyelami ingatan milik gadis itu.
Begitu berasa di dalam ingatan sang gadis, Inoichi melihat pemandangan Konoha yang tampak berbeda. Tampak lebih maju di bandingkan dengan apa yang ia ingat.
Ia lalu beralih pada ingatan yang lain, saat ini dia berada tepat di depan gedung Hokage, pandangan matanya tertuju pada patung di belakangnya. Ia melihat dengan jelas ada lima wajah yang terukir disana, bukan tiga tapi lima!
Inoichi kembali, ia membuka matanya, melepaskan tangannya dari ubun-ubun Sakura.
"Bagaimana?" Amaya bertanya.
Inoichi diam, "Mustahil" Ia berbisik.
Ia berpindah tepat didepan Sasuke, tangannya terangkat ke ubun-ubun remaja itu. Kembali menyelami ingatannya, dan yang ia temukan juga sama. Konoha yang tampak lebih maju di banding apa yang terekam di ingatannya, suasana desa pun tampak berbeda. Tepat saat ia mencoba untuk menggali lebih dalam, sebuah gagak terbang melesat ke arahnya dan menabrak wajahnya.
Ia kembali dengan tubuh terdorong mundur seolah gagak itu menabraknya di dunia nyata.
"Ada apa?" Wanita itu kembali bertanya, tapi Inoichi kembali mengabaikannya. Sekarang pria itu beralih ke hadapan Naruto.
Tangannya kembali terangkat untuk menyentuh ubun-ubun milik remaja itu. Tepat ketika ia berhasil masuk ke dalam ingatan milik Naruto, ia merasa tubuhnya seperti berada di dalam air.
Ia membuka matanya, Hitam. Hanya warna hitam yang bisa ia lihat, Ia menyadari bahwa dirinya terjebak dalam tempat yang gelap, tak ada apapun, tak ada siapapun. Seolah-olah remaja itu tak pernah mengingat apa-apa. Tak ada secuil ingatan pun yang ia dapat, yang ada hanya kegelapan yang membelenggunya, terasa dingin, sepi, dan... Sakit?
Inoichi mulai gelisah, dia merasa bahwa semakin lama kegelapan memeluknya, maka jiwanya akan ikut hilang ditelan kegelapan.
Pria itu masih berusaha, mencari setidaknya setitik ingatan di dalam kepala Naruto. Setitik cahaya tiba-tiba muncul tepat dihadapannya, Inoichi dengan cepat meraih cahaya itu. Matanya terpejam, cahaya itu semakin menyilaukan matanya.
Suara tetesan air terdengar, ia membuka mata, dirinya tersentak, ia menolehkan kepalanya kesana kemari, terkejut melihat tempat di sekelilingnya. Ruangan itu tampak seperti saluran air yang sudah usang.
Grrr
Ia mendongakan kepalanya, tiang-tiang panjang berukuran besar berjejer rapi tepat di hadapannya.
'Penjara?'
Ia menajamkan penglihatannya, berusaha melihat apa yang berada di balik tiang-tiang raksasa itu.
DEG
Tubuhnya menggigil, ia bergetar hebat.
Rasa takut dengan cepat menyelimuti sekujur tubuhnya. Ia merasa seperti tengah berjemur ditengah badai salju dengan tubuh telenjang. Kakinya kebas, ia tak mampu menopang tubuhnya dan jatuh terduduk.
Tangannya terangkat, menunjuk ke arah di balik jeruji besi.
"I-itu itu, "
"KYUBI!"
Inoichi berteriak, Hiruzen dan Amaya terkejut. Pria itu mundur dan terduduk di lantai, Hiruzen dan Amaya menghampirinya.
"Ada apa?"
Pria itu terdiam, tubuhnya masih bergetar hebat. Hiruzen diam, memberikan waktu untuk Inoichi menenangkan dirinya.
Kondisi Sasuke dan Sakura pun tak berbeda jauh dari Hiruzen dan Amaya. Mereka terkejut ketika pria tiba-tiba berteriak dan terduduk beberapa saat setelah menyentuh kepala Naruto. Pandangan mereka beralih ke arah Naruto, yang mereka lihat remaja itu tertunduk dengan mata yang terpejam.
'Tidur?'
Tidak mungkin dia bisa tidur dalam kondisi seperti ini. Sasuke memperhatikan Naruto dengan seksama.
Ketika pandangannya masih tertuju ke arah Naruto, Mata Naruto tiba-tiba terbuka, Sasuke terkejut begitupun dengan Sakura. Naruto menarik nafas dengan rakus seperti orang yang baru saja tenggelam.
Ia ngos-ngosan, satu tangannya memegang kepala, masih dengan tangan yang di borgol.
"Kenapa? Ada apa denganmu, Naruto?" Kali ini Sakura bertanya.
Naruto menoleh, ia mengatur napasnya. "Apa? Ada apa denganku?" Naruto malah bertanya balik dengan bingung.
Ia menatap kedua tangannya yang terborgol, "Kenapa tanganku terborgol?"
Sakura bingung begitupun dengan Sasuke, Naruto tampak seperti orang yang hilang ingatan.
"Kau tak mengingatnya?" Naruto menggeleng.
"Bagaimana dengan kami? Kau mengenal kami?"
"Tentu saja, pertanyaan apa itu?"
Naruto menatap sekeliling, lalu matanya terjatuh ke arah Inoichi yang bangkit dari duduknya.
"Di mana ini? Dan siapa mereka?" Naruto bertanya.
Sakura dan Sasuke tak menjawab, mata mereka fokus ke arah Inoichi, Hiruzen, dan Amaya berada.
"Sandaime-sama, mereka tak berbohong" Inoichi menatap Hiruzen.
Ruangan hening untuk sesaat, jantung Sakura dan Sasuke berdegup kencang. 'Mereka lolos' pikirnya, namun kekhawatiran mereka belum reda kala menantikan apa yang akan di ucapkan Hiruzen selanjutnya. Sedangkan Naruto masih kebingungan, ia celingukan ke sana kemari, mencari sesuatu yang mungkin dapat menjawab pertanyaannya.
Hiruzen menghela napas, "Ikut denganku, kita bicarakan di ini luar"
T. B. C
Hehe, gara2 kalian komen spya up cepet jadi aku buru2 nulis deh. Untuk otak lagi lancar buat ngayal
KAMU SEDANG MEMBACA
The Other Side is Different
PertualanganSemua ini berawal dari penyerangan yang dilakukan oleh Sunagakure dan Otogakure yang dipimpin oleh Orochimaru, hingga pengangkatan Tsunade sebagai Godaime Hokage yang memiliki lika-liku perjalanan. Hingga berbagai misteri terungkap saat mereka tim 7...
