Part 7

232 18 2
                                        

"I-itu"

Tangan Sakura bergetar menunjuk ke arah di balik pintu.

Sebuah pemandangan aneh terlihat jelas di penglihatan mereka, secara logika seharusnya ketika menuruni sebuah tangga dan berjalan melewati pintu yang mereka lihat adalah sebuah ruangan. Awalnya mereka mengira ini adalah jalanan menuju ruang bawah tanah.

Namun bukannya ruang bawah tanah yang seharusnya terlihat akan tetapi pemandangan rumah Tradisional Jepang yang tertangkap oleh indera penglihatan mereka. Rumah itu memiliki halaman yang sangat luas disertai dengan rerumputan hijau yang tumbuh secara menyeluruh di permukaan tanah.

Tak hanya itu, di saat mereka menaikkan pandangan mereka ke arah langit bukanlah atap atau papan kayu yang mereka lihat. Tapi langit cerah yang terlihat jelas di sana tidak sampai di situ langit di sana terlihat masih siang. Sangat tidak masuk akal jika mengingat mereka berjalan menuruni tangga bukan menaiki tangga.

Mereka seakan berada di dimensi lain, Kakashi masih mengingat dengan jelas pada saat memasuki rumah Bordil dirinya yakin langit saat itu sudah gelap.

"Ini aneh, apakah kami genjutsu?"

Di tengah kebingungan mereka, Sang Waiters kembali berjalan dan dengan itu menyadarkan mereka dari pikiran masing-masing, mereka kembali melangkahkan kaki sembari berusaha keras mencerna hal yang terjadi.

Ketika memasuki halaman rumah itu, mereka melihat begitu banyak orang berpakaian layaknya seorang samurai tengah berdiri di sekitar rumah tersebut dengan posisi siap layaknya seorang prajurit.

Mereka kembali berjalan masih dengan sang waiters sebagai penunjuk jalan.

Begitu memasuki rumah tersebut terlihat begitu banyak wanita yang di duga sebagai pelayan di rumah tersebut. Wanita-wanita tersebut menggunakan kimono yang sama seperti sebuah seragam.

Hingga sampai lah mereka di sebuah pintu yang di jaga oleh empat orang samurai bertubuh tinggi dan kekar. Begitu melihat kedatangan mereka tak perlu waktu lama untuk menunggu. Seakan mengerti dengan sigap dan tanpa mengucapkan sepatah kata, dua di antara mereka membuka pintu dan sisanya menundukkan kepala mereka.

Begitu pintu terbuka terlihat seorang pria tengah duduk di tengah ruangan dengan segelas teh di tangannya. Aura pria terlihat sangat berkharisma dan berwibawa serta rasa tenang yang sulit di jelaskan saat melihatnya

Senyuman lebar terukir jelas di wajahnya begitu melihat kedatangan mereka, ugh, senyumannya terlihat menyilaukan. Pria itu terlihat berusia sekitar pertengahan empat puluh. Belum terlalu tua dan tidak lagi muda.

Sang waiters menepih kemudian menunduk lalu mempersilahkan Kakashi, Naruto, Sakura, dan Sasuke untuk masuk.

Kakashi masuk terlebih dahulu di ikuti oleh murid-muridnya. Dia memberikan kode untuk berhati-hati dan dengan cepat di tangkap oleh mereka.

Mereka kemudian duduk di atas bantal yang telah tersedia.

"Jadi, kalian orang yang Tsunade katakan?" Pria itu memulai pembicaraan, senyum lebar masih terukir di wajahnya, matanya teduh menambahkan kesan yang menenangkan.

Pelayan kemudian masuk mengantarkan teh untuk di minum oleh mereka serta beberapa camilan. Terlihat asap masih mengepul dari teh yang di hidangkan oleh sang pelayan.

Setelah menghidangkan semuanya, pelayan itu kemudian menundukkan kepala dan berjalan mundur sembari keluar.

'Tuan ini seorang bangsawan, yah?'
Sakura berbisik kecil dalam hatinya

"Benar, Tuan. Kami adalah orang yang dikirim oleh Tsunade-sama" Kakashi menjawab.

Pria itu tersenyum, "Perkenalkan namaku Daiki"

'Pantas saja menyilaukan, makna namanya saja bersinar' Batin Sakura.

"Tuan Daiki" Kakashi menundukkan kepalanya.

Tuan Daiki kemudian tersenyum lembut.

"Seperti yang Tuan ketahui, tujuan kami kesini untuk membawakan sebuah barang atas titah Sang Hokage" Ujar Kakashi tanpa banyak basa-basi

"Aih, tak usah terburu-buru. Nikmatilah terlebih dahulu hidangannya" Tuan Daiki tertawa pelan.

Naruto mengerutkan dahinya, memberikan kode kepada para rekannya untuk tidak menyentuh makanan yang ada di meja. Sedari hidangan itu disajikan, bau aneh rasanya terus saja menguar.

Memahami hal itu Kakashi kemudian mengeluarkan gulungan itu dan meletakkannya di atas meja.

"Ini adalah barang yang Godaime-sama berikan, Tuan"

Sesaat ekpresi aneh muncul di wajah Daiki, sebelum ia kembali memasang wajah ramah. Tangannya kemudian meraih gulungan itu

"Maaf Tuan, tapi Tsunade-sama berkata bahwa anda akan memberikan kami sebuah gulungan lain jika kami memberikan gulungan ini pada anda. Akan tetapi bisakah saya melihat gulungan itu terlebih dahulu?"

Tangan Daiki menggantung, ucapan Kakashi menghentikan aksinya.

Daiki tersenyum, "Tak perlu terburu-buru, biarkan aku melihatnya terlebih dahulu"

Kakashi mengerutkan dahinya, tangannya dengan cepat mengambil gulungan itu kembali. Dirinya harus tetap berhati-hati.

"Maaf Tuan, izinkan saya untuk melihat benda itu terlebih dahulu" Kakashi masih tetap dengan pendiriannya.

Wajah Daiki berubah masam, tak ada lagi raut wajah senyum yang tergambar di wajahnya. Tangannya terangkat dan

T. B. C

SORRY BANGET KE SAYANGKUU SEMUA-!! HUWAA˚‧º·(˚ ˃̣̣̥⌓˂̣̣̥ )‧º·˚

Baru bisa up sekarang, minta maaf banget buat kalian yang udah lama nungguin cerita ini up. Dan makasih buat kalian yg udah setia sama cerita ini

I LOVE U, GUYSS (^з^)-☆Chu!!

Sebelumnya Kang Halu mau minta maaf kalo cerita ini ada kemungkinan bakal drop, soalnya Kang Halu udh g ada waktu buat nulis cerita ini

Tapi Kang Halu usahain, buat up cerita ini, tapi kalian jangan terlalu berharap yah. Karena klo sewaktu-waktu Kang Halu g pernah up lama banget artinya aku emg udh g bisa ngelanjutin cerita ini guys🙏🙏

SEE YOU, PAPPAYYYY-!!! LOVE KALIAN SEMUA, SEMANGAT HIDUPNYA YH-!! 🤍🤍🤍

The Other Side is DifferentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang