10

1.3K 162 14
                                        

Jaemin berada didalam kamarnya dan tengah berbaring diatas tempat tidurnya lalu diapun menatap langit-langit kamarnya sebelum akhirnya menutup matanya dan jatuh tertidur.

Dreaming;

Jaemin kecil bermain di taman bersama sang bunda, dan disana diapun hanya duduk di samping ibunya itu tanpa ada niat untuk bermain sama sekali.

"Ada apa Nana?"

"Kenapa kita harus main kesini dengan mereka semua bunda? Nana tidak suka. Apalagi saat ada acara bunda tak bisa ikut, dan nana selalu menjadi kembaran Nono. Padahal kami tidak kembar bunda."

"Nana? Nana melakukan ini untuk membuat bunda bahagia, jadi Nana jangan seperti ini hmm? Nana harus bahagia bersama dengan mereka semua juga bersama Daddy."

"Nana tak menyukai Daddy, tak bisakah hanya kita berdua saja bunda. Nana tak butuh Daddy sama sekali, Nana hanya butuh bunda." Ucap jaemin kecil.

"Jangan begitu Nana, Daddy bisa sangat sedih. Nana anak baik bukan? Maka Nana harus menurut pada bunda. Kalau Nana menurut bunda akan memberikan ini." Ucap sang ibu memperlihatkan kalung dengan bandul kelinci.

"Wah cantik sekali bunda, aku akan menurut dan menjadi anak yang baik bunda." Ucap jaemin ceria.

"Baiklah, ini untuk anak bunda. Ini adalah milik nana yang paling berharga mulai saat ini, jika ada yang paling berharga bagi Nana, maka Nana harus memberikan tanda padanya. Seperti bunda yang memberikan kalung ini pada Nana." Ucap sang ibu lalu memakaikan kalung itu pada leher jaemin.

"Hmm, Nana janji pada bunda." Ucap jaemin tersenyum senang.

"Sekarang main lah." Lalu jaeminpun pergi bermain dengan sangat ceria bahkan dia berlarian ditaman itu.

Saat jaemin bermain seorang diri. Diapun berhenti dan melihat anak laki-laki yang lebih kecil darinya bermain sendirian sembari melihat bunga-bunga yang bermekaran dengan indah.

"Hai." Ucap jaemin tersenyum.

"Hai. Kamu siapa? Kata Gege dan Mama injunie tidak boleh bicara pada orang asing."

"Aku Nana kamu?"

"Injunie " ucapnya tersenyum lebar membuat jaemin kecil terpesona seketika. Dan diapyn melepaskan kalungnya dan memakaikan pada leher renjun membuat sih mungil bingung dan memegang kalung dilehernya.

"Ini untuk injunie?"

"Hmm, karena injunie adalah yang paling berharga bagi Nana. Nana janji saat sudah besar akan menjemput injunie."

"Menjemput?"

"Hmm, Nana akan menjemput injunie dan kita akan menikah seperti bunda dan Daddy."

"Menikah seperti Mama dan otusan?"

"Hmm." Angguk jaemin.

"Baiklah, injunie akan menunggu nana menjemput."

"Jangan hilangkan kalung dari Nana ya."

"Injunie janji tak akan menghilangkannya." Ucap renjun tersenyum.

Dreaming of.

Jaemin membuka matanya secara perlahan dan tersenyum kecil.

"Jadi itulah kenapa kalung itu sangat familiar, karena itu milikku. Berarti dia injunie itu? Apa ini benar? Bunda apa aku benar-benar akan bahagia? Apa semua ini nyata bunda?" Ucap jaemin lalu melihat kearah foto yang ada di atas nakas sebelah tempat tidurnya itu.








Sementara itu didalam kamar jaeyong terlihat taeyong yang sedang menggunakan skincare rutinnya dan melihat sang suami yang hanya diam diatas tempat tidur mereka.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 23, 2024 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Jung Jaemin (jaemren)Where stories live. Discover now