6

1K 141 1
                                        

Renjun yang merasa banyak minum, akhirnya diapun keluar dari villa itu dan menuju halaman belakang untuk duduk dan menikmati suasana setelah hujan yang sangat sejuk. Dia juga melihat langit yang gelap tanpa bintang dan bulan itu. Renjun yang terlalu menikmati suasana itupun mengeluarkan kalung yang selama ini dia gunakan dan memegang kalung itu sembari menutup matanya.

"Aku sangat merindukanmu." Monolognya.

Renjun merasakan ada seseorang di dekatnya lalu diapun membuka matanya dan melihat jaemin yang berdiri disebelah dia yang sedang duduk.

"Kenapa kau diluar?"

"Kau tidak kedinginan?" Datar jaemin.

"Tidak." Ucap renjun bohong karena jelas saja jaemin bisa melihat renjun kedinginan apalagi hidung dan pipinya sudah memerah begitu saking dinginnya. Jaemin lantas menyampirkan jaketnya.

"Tidak perlu jaemin-ssi."

"Gunakan saja. Saya kepanasan." Datar jaemin dan renjun hanya diam saja lalu diapun kembali melihat langit malam yang gelap itu. Jaemin yang tadinya hanya melihat halaman belakang yang kosong itu akhirnya mengalihkan pandangannya pada renjun lalu diapun tanpa sengaja melihat kalung yang melingkari di leher renjun, dan diapun melihatnya dekat membuat Renjun sadar lalu diapun langsung memundurkan tubuhnya sembari memegang kalungnya. Jaemin juga langsung berdiri dengan benar.

"Kalungmu bagus." Datarnya.

"Jangan mengambilnya. Atau aku akan menghajarmu karena ini hadiah seseorang." Ucap renjun ketus. Jaemin hanya diam saja, dan berpikir kenapa kalung itu sangat familiar sekali, tapi dia tak ingat pernah melihat kalung itu dimana.












Keesokan paginya, terlihat satu persatu mulai bangun lalu merekapun melihat renjun yang bahkan masih tertidur tenang diatas sofa dengan jaket jaemin sebagai selimutnya, sedangkan sih pemilik jaket terlihat sibuk di dapur.

Bomin yang mendadak haus pergi menuju dapur lalu diapun melihat jaemin yang membuatkan sup.

"Kau memasak sup jaem?"

"Hmm, agar pengar kalian hilang " datarnya.

"Kau aneh jaemin, biasanya kau hanya masa bodoh. Lagian kau juga tahu kalau kita berdua tak minum tadi malam" Ucap bomin datar.

"Aku hanya kasihan pada mereka." Datarnya lalu diapun menyajikan sup itu diatas meja makan.

"Panggil mereka untuk sarapan " Ucap jaemin datar lalu bominpun langsung menuju ruang tengah.

Di ruang tengah.

"Semuanya ayo sarapan." Ucap bomin datar membuat semuanya melihat kearahnya kecuali renjun yang masih tidur.

"Kau memasak bomin? Tumben sekali." Ucap soobin yang diselingi dengan menguap.

"Menurutmu?" Datar bomin.

"Sudahlah mau siapapun yang memasak, itu tidak penting sekarang waktunya makan." Ucap Hyunjin lalu pergi lebih dulu ke meja makan.

"Sepertinya kau memiliki calon suami yang sangat ajaib Kim Seungmin." Ucap Felix menggelengkan kepalanya.

"Aku juga tak tahu kenapa begitu." Ucap Seungmin bingung.

"Kalian pergilah ke meja makan, aku akan membangunkan renjun. Kau juga jeno."

"Oke sayang." Ucap jeno lalu pergi menuju meja makan dengan hanjis dan juga bomin yang hanya menatap datar. Bahkan Seungmin dan felix juga telah pergi menuju meja makan.

"Injunie? Ayo bangun. Sudah pagi, waktunya sarapan." Ucap Haechan menggoyangkan badan mungil itu. Renjun menggeliat dan diapun membuka matanya lalu melihat Haechan.

"Jam berapa?"

"9." renjun yang mendengarnya kaget bukan main hingga dja langsung berdiri seketika.

"Ada apa?"

"Aku terlambat yeye bisa memarahiku." Ucap renjun.

"Kenapa yeye mu harus marah? Kau sedang tak dirumah ngomong-ngomong." Ucap Haechan.

"Ah benar juga " Ucap renjun sembari menepuk pelan keningnya.

"Ayo kita sarapan semuanya sudah di meja makan." Ucap Haechan berdiri dan jalan lebih dulu diikuti oleh renjun.

Di meja makan.

Semuanya melihat kearah keduanya tapi Haechan hanya masa bodoh begitu pula dengan renjun, Haechan bahkan duduk disebelah jeno dan renjun di sebelah Haechan.

"Kau hanya sarapan dengan kopi jaemin-ssi?" Ucap Haechan menatap bingung kembaran calon suaminya itu. Tapi jaemin hanya diam saja.

"Dia memang terbiasa meminum kopi untuk sarapannya sayang. Sudah sekarang ayo makan sup mu. Kau juga renjun." Ucap jeno dan renjun hanya menganggukkan kepalanya lalu mulai memakan sedikit sup itu.

"Kau minum berapa banyak tadi malam?" Ucap Hyunjin menatap sepupunya itu.

"Tidak banyak sepertimu, aku jadi mengerti kenapa peramal itu mengatakan kau akan sulit memiliki anak. Karena kau sering minum "

"Apa hubungannya?" Ketus Hyunjin karena dia masih kesal dengan kekalahan terhadap renjun.

"Sperma mu akan cair jika kebanyakan minum tuan Huang Hyunjin yang terhormat." Ucap renjun datar membuat semuanya tertawa kecuali jaemin, bomin dan Seungmin yang takut pada Hyunjin.

"Kenapa kau masih bertanya soal itu hyunjin? Kau tidak mungkin sangat bodoh kan?" Ucap bomin datar dan Hyunjin hanya mendengus lalu melihat pada Seungmin.

"Apa itu benar?"

"Ne?" Bingung Seungmin menatap Hyunjin.

"Sperma bisa cair karena banyak meminum minuman beralkohol?"

"Ne, dan itu tidak bagus bagi kesehatan." Ucap Seungmin.

"Apa bedanya denganmu Nakamoto Renjun?"

"Maksudmu?" Menatap kesal Hyunjin.

"Kau bahkan harus minum walaupun segelas untuk menjamu semua tamu penting dragon Huang."

"Aku jelas berbeda, kau tahu? Aku bahkan harus terus mengunjungi dokter dan meminum ramuan herbal juga mengecek kesehatan rahim yang aku punya. Dan yang pasti, kita sangat berbeda karena aku pihak menerima bukan menanam sepertimu." Datar renjun. Membuat Haechan tersedak karena sahabatnya itu jika masih setengah sadar benar-benar frontal.

"Sayang minum dulu " cemas jeno lalu memberikan air pada haechan yang langsung tandas separuhnya.

"Renjun!" Sang empu hanya menatap malas pada haechan.

"Berhenti bicara sebelum kau menyesal nantinya " dan renjun hanya mengangkat kedua bahunya masa bodoh lalu melanjutkan makannya. Sedangkan jaemin sejak tadi menatapnya dari bangkunya dan terus mengingat dimana dia pernah melihat kalung yang digunakan oleh renjun itu, karena sangat tidak asing sama sekali baginya.































⏱⏱⏱⏱⏱

Jung Jaemin (jaemren)Where stories live. Discover now