Prolog

547 66 11
                                        

Senja membias di permukaan sungai yang mengalir, membentuk kilauan seperti serpihan emas yang ditaburkan langit. Langkah kakiku terhenti di tepian. Pandanganku terpaut pada hutan di seberang-dan sebuah rumah yang berdiri di sana dalam kesunyian. Mengapa hatiku terasa perih hanya karena melihat pemandangan asing itu?

Bayangan samar melintas di pikiranku.
Sepasang mata yang menatap penuh arti...
suara lembut yang sampai di telingaku...
uluran tangan...
genggaman tangan...
serta,
rasa nyaman yang sulit dijelaskan.

Rasanya, aku... pernah melaluinya.

Perasaan manis sekaligus pahit mengisi rongga dadaku hingga sesak. Pemandangan di depan mataku mengabur bersamaan dengan air mataku yang mengalir.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 13 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

RIVERSIDE (END-REVISI)Where stories live. Discover now