Amnesia (Stuck in Naruto World) Chapter 1

6.5K 312 33
                                    

Tik Tok
Tik Tok
Tik Tok

Terdengar suara jam yang berdetik dengan jelas. Burung-burung berkicau dengan merdu mengiringi pagi yang cerah. Sinar matahari mulai merambat masuk menyinari setiap sudut kamarku.

Ada satu kata yang dapat mendeskripsikan perasaanku sekarang ini. Bosan. Ya, bosan. Satu kata, satu makna, satu perasaan yang bisa membunuhku kapan saja. Mungkin menurut kalian ini berlebihan, tapi menurutku bosan adalah perasaan yang sangat mematikan.

Aku hanya terduduk sambil memeluk bantal di atas ranjangku, dan memperhatikan jarum jam yang terus menerus bergerak. Tidak banyak yang bisa aku lakukan saat hari libur. Dan aku tidak punya banyak teman, karena bisa dibilang aku adalah tipe orang yang pemalu. Tetapi, jika kau sudah mengenalku, kau pasti akan berpikir bahwa aku adalah orang yang menyenangkan.

Tok Tok Tok

"Rin, kalau kau sudah selesai cepatlah turun, kita harus sarapan." Terdengar suara yang sangat familiar di telingaku.

"Ya paman! Aku segera keluar!" Oh ya, perkenalkan, namaku sebenarnya Rinne Takeshi. Dan pamanku memang terbiasa memanggilku Rin. Ya, pamanku. Aku tinggal dengannya semenjak aku masih kecil. Jika kau bertanya dimana orang tuaku, jawabannya adalah mereka sudah meninggal. Mereka meninggal karena sebuah kecelakaan. Aku bahkan tidak tahu kecelakaan apa yang telah menimpa kedua orang tuaku, dan aku tidak ingin tahu, karena hal itu hanya akan membuatku semakin sedih.

Tak terasa air mata telah berjatuhan dari kedua mataku. Inilah yang terjadi setiap aku mengingat kedua orang tuaku. Karena aku tidak pernah merasakan bagaimana rasanya memiliki orang tua yang menyayangiku.

"Rin!" Aku tersadar saat mendengar pamanku memanggil.

"Ya paman! Tunggu!" Dengan segera aku menyeka air mataku dan turun kelantai bawah.

"Selamat pagi paman.." sapaku saat melihat paman yang sedang menyiapkan sarapan.

"Pagi Rin, ayo makan." Jawab paman dengan ramah.

Paman adalah orang yang sangat baik, walaupun umurnya hampir setengah abad, tetapi kalau boleh kukatakan dia itu tampan. Aku bingung, kenapa dia belum menikah, padahal banyak wanita yang menyukainya bahkan wanita yang berumur 20-an. Setiap kali aku tanyakan kenapa paman belum menikah? Pasti jawabannya "Masih banyak hal yang lebih penting dari pernikahan." . Padahal kalau saja dia sudah menikah dan mempunyai anak, rumah ini akan ramai dan aku tidak selalu kesepian seperti ini.

"Paman, bolehkah aku mengajak Megumi untuk menginap disini?" Tanyaku di tengah-tengah sarapan.

Omong-omong Megumi itu anak tetangga sebrang rumahku. Aku biasanya memanggilnya dengan sebutan Mei, dan aku sering bermain dengannya, dia baru berumur 7 tahun, tapi dia teman yang sangat menyenangkan. Aku terbiasa bermain di rumahnya sejak paman selalu melarangku mengajak teman ke rumah. Memang terdengar lucu seorang gadis berusia 15 tahun sepertiku bermain dengan anak kecil berumur 7 tahun. Tapi aku tak peduli, setidaknya aku masih bisa bersosialisasi.

Setelah mendengar apa yang baru saja kuucapkan paman langsung berhenti makan dan menghela nafas panjang kemudian menatapku dengan tatapan seriusnya yang mematikan. Pasti paman tidak memperbolehkannya.

"Oh ayolah paman! Kalau kau tidak memperbolehkannya, maka kau harus segera menikah agar kau mempunyai anak dan aku tidak akan kesepian lagi seperti ini." Untuk pertama kalinya aku bisa mengancam paman. Wow.

Paman mendesah sebelum akhirnya mengatakan "Baiklah."

Dalam sedetik tanpa sadar aku langsung berteriak dan meloncat kegirangan.

"Terima kasih paman!" Sambil memeluk pamanku dengan erat. Dan akhirnya melepas pelukanku saat aku melihat ekspresi wajahnya yang sepertinya sangat membutuhkan oksigen.

"Hehe.. maaf paman" Dan paman hanya mengangguk pasrah.

*****
-Ruang Keluarga 19.00-

"Jadi, apa yang akan kita lakukan onee-chan?"

"Bagaimana kalau kita menonton Naruto saja? Tapi di kamarku ya.."

"Baiklah." Jawabnya. Dia itu terdengar sangat lucu saat berbicara karena suara kekanak-kanakkannya.

"Kau duluan saja kesana, aku akan mengambil cemilan dulu."

"Hai." Dan dia langsung berlari ke lantai atas.

*****
-Kamar-

"Onee-chan!!" Megumi langsung berlari kegirangan saat melihat aku memasuki kamar.

Aku pun langsung menaruh beberapa toples cemilan di atas meja kecil yang ada di kamarku.

"Ada apa Mei?"

"Lihat ini! Lihat ini!" Tangan mungilnya menunjukkan sesuatu ke hadapanku yang kuketahui itu adalah sebuah kalung yang memiliki sebuah simbol yang tidak kuketahui.

"Dimana kau menemukannya?"

"Tadi aku menemukannya di depan kamar onee-chan. Karena menurutku kalungnya sangat indah jadi aku ambil."

"Yasudah.. berarti ini punyaku." Kata ku sambil merebut kalung dari tangannya.

"Onee-chan!! Tapi aku yang menemukannya!" Mei merebutnya lagi dariku.

"Hei, mungkin saja kalung itu punya paman. Bagaimana nanti kalau dia tahu kau sudah mengambil kalungnya? Huuu... pasti dia akan marah besar." Kataku menakut-nakutinya.

"Baiklah." Ucapnya pasrah sambil menyerahkan kalungnya kepadaku.

"Sudahlah.. ayo kita nonton Naruto."

"Hai." Ujarnya dengan semangat.

*****
-Kamar 21.00-

Sekarang sudah jam sembilan malam, dan aku sudah menonton Naruto Shippuden sampai episode yang paling kubenci, yaitu episode dimana Neji meninggal. Dan aku selalu menangis kalau menonton episode ini.

"Maaf ya, onee-chan memang selalu menangis kalau menonton episode ini." Kataku sambil sesenggukan(?) .

Tak ada jawaban, dan dalam sedetik aku merasa ada yang menyender di lenganku. Langsung kulihat apa sudah menyender di lenganku, dan itu ternyata Mei yang sudah tertidur. Hah, benar juga, ini sudah malam sebaiknya aku juga tidur.

Dengan perlahan aku membenarkan posisi tidur Mei dan menyelimutinya. Dan diam-diam aku mengeluarkan sesuatu dari kantung celanaku. Kalung yang tadi ditemukan oleh Mei. Aku langsung mengenakan kalung bersimbol unik itu. Lagi pula siapa yang tidak tergoda untuk mengenakan kalung seindah ini? Kemudian kusembunyikan kalung itu kedalam bajuku. Selama Mei tidak mengetahuinya dia tidak akan protes kurasa.

Sebelum tidur, seperti biasa aku memiliki ritual unik yaitu mencium foto yang dibingkai yang ada di meja di samping tempat tidurku. Foto siapa kau tanya? Foto Karakter favoritku di Naruto tentunya siapa lagi kalau bukan Neji. Ya, kutahu itu berlebihan. Tetapi aku tidak peduli.

"Kenapa kau harus meninggal sih? Kalau saja aku ada di sana, aku pasti akan menyelamatkanmu. Huhh...
Yasudahlah. Selamat malam Neji." Ucapku sambil memberikan senyuman termanisku kepada Neji (walaupun itu hanya foto).

Dan dalam hitungan detik aku berhasil menjelajahi alam mimpiku.

Third Person's POV

Dalam tidurnya yang lelap dan tanpa Rinne sadari, kalung yang ia pakai memiliki kekuatan yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya. Kekuatan yang mampu membawanya berteleportasi ke dalam dunia yang ia mimpikan. Jiwanya terbawa bersama kalung tersebut ke dalam dunia impiannya. Namun, apakah hal ini akan menjadi sebuah petaka atau sebuah anugrah baginya?

-------------

Yosh!!! Finally! Chapter 1 sudah di publish! Semoga readers gak pada bosen baca cerita absurd ini. Dan omong-omong ini FF Naruto pertama yang aku bikin. Jadi tolong maklum yah kalau cerita ini jelek. Maaf juga kalo chapter ini kependekkan. Yah.. intinya semoga kalian suka..

Oh ya, dan bayangin aja kalo yang diatas itu Rinne.

Arigatou.. ^_^

Amnesia (Stuck in Naruto World)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang