Part 1

47 28 1
                                        

Hal sederhana tetapi sangat membahagiakan bagi Nazila adalah ketika dirinya dan Adran-pacarnya-berjalan bersama sambil bergandengan tangan.

Seperti saat ini. Keduanya tengah berjalan bersama menyusuri koridor sekolah menuju kelas mereka masing-masing. Di sepanjang jalan Nazila terus bercanda dan tertawa bahagia, ia semakin senang apabila ada siswi lain menatapnya dengan iri.

Karena, Adran itu siswa berprestasi, tampan dan ramah. Nazila bangga berhasil meraih gelar sebagai pacarnya ketika orang lain tak bisa mendapatkannya.

Keduanya sampai di depan kelas X IPS I--kelas Nazila--, Adran melepas tautan lengan mereka. Sebagai penyemangat Adran mengusap puncak kepala Nazila dengan lembut.

"Belajar yang bener, nanti istirahat aku mau latihan basket. Kamu makan sendiri gak apa-apa 'kan?"

Nazila tersenyum sambil menggeleng. "Gak apa-apa kok. Nanti aku nyusul."

"Oke."

Setelah itu Adran pamit lalu pergi menuju kelasnya yang memang berbeda dengan Nazila. Dia berada di kelas X IPA II.

Sosok Adran menghilang dari pandangan Nazila usai berbelok di koridor. Nazila menghela napas kasar terlebih dahulu. Senyumannya memudar, kini ia menampilkan wajah tanpa ekspresi seperti biasa jika tidak sedang bersama Adran.

Akhirnya Nazila memasuki kelas.

Suasana kelas di pagi hari seperti biasanya. Berisik. Nazila mengabaikan murid lain yang gaduh lalu melangkahkan kaki menuju bangkunya yang ada di belakang.

"Nazila!" Panggilan itu menghentikan langkah Nazila, gadis itu menoleh untuk melihat sumber suara.

Lyra tersenyum ramah setelah melihat Nazila melihat ke arahnya. "Nanti ada rapat OSIS, kita--"

"Udah tau," potong Nazila dengan nada ketus. Nazila kembali melanjutkan langkahnya yang sempat tertunda.

Nazila paling tidak suka jika diajak bicara oleh teman sekelasnya.

Sementara Lyra merasa kecewa, niatnya tadi ingin mengajak Nazila pergi bersama saat pergi ke ruang rapat. Namun, respon Nazila selalu saja seperti itu, acuh tak acuh. Gadis itu sulit didekati.

"Liat tuh, songong banget gak sih?" sindir Neyla seusai melihat kejadian barusan. Dia duduk di seberang bangku Nazila.

"Tau tuh, baru jadi pacar Adran aja sombongnya udah gak ketulung, apa lagi kalo jadi ibu negera," sahut Mawar dengan mata mendelik.

Ucapan dua orang itu terdengar sangat jelas di telinga Nazila, tapi baginya ucapan itu sudah seperti angin yang numpang lewat saja.

Memilih mengabaikan dua orang yang memang tidak menyukainya itu, Nazila mengambil ponselnya lalu mengirim pesan pada seseorang.

Anda
Nanti ada rapat osis, mau bareng?

Tak lama, pesan itu segera dibalas.

Adran
Aku ijin nih, kamu sendiri aja ya.

Anda
Oke

Nazila kembali menyimpan ponselnya dengan perasaan sedikit kecewa. Sebab tadinya ia ingin berangkat berdua bersama Adran.

Beberapa saat kemudian datang guru untuk mengajar. Kelas seketika menjadi tertib dan kegiatan belajar pun dilaksanakan.

Hingga bel istirahat berbunyi nyaring di seluruh penjuru sekolah. Kegiatan belajar dan mengajar dihentikan sementara. Begitu guru keluar kelas, semua murid ikut menyusul keluar satu persatu untuk menuju kantin.

Because You! 「On Going」Where stories live. Discover now