Part 2

39 26 0
                                        

Nazila terlahir dari keluarga yang berada, memungut sampah tanpa dibayar hanya karena kesalahan kecil membuat harga dirinya terasa sedikit tercoreng.

Dia berkali-kali misuh-misuh sambil menendang-nendang bekas botol minuman ke sembarangan arah untuk melampiaskan amarah. Berbeda dengan Nazila, Adran tampak santai dan tekun memungut satu persatu.

"Yang bener dong mungutnya, kapan selesai kalau ditendang-tendang doang," tegur Adran menasehati, karena sebenarnya dia juga ingin pekerjaan ini cepat selesai.

Adran menunjuk botol plastik yang ada di bawah kaki mereka. "Masukin ke sini."

Menyuruh Nazila agar memasukkannya ke kantong sampah yang ia pegang.

Dengan wajah cemberut Nazila mematuhi Adran. Tangan gadis itu  meraih botol itu dengan cara mencubitnya itu lalu di memasukkan ke dalam tong sampah.

"Nah gitu, ayo cepet kita beresin biar cepet pulang," ujar Adran memberi semangat.

Nazila mengangguk kemudian jongkok untuk kembali memungut sampah dengan ogah-ogahan di dalam hatinya.

𖧷𖧷𖧷

Daniel, Ferdi, dan Dirga. Tiga orang anggota eskul basket itu baru saja keluar dari ruangan OSIS karena baru saja mengurus keikutsertaan mereka dalam lomba basket antar sekolah yang akan diselenggarakan beberapa hari mendatang.

Ketiganya berjalan harus melewati lapangan terlebih dahulu sebelum menuju parkiran untuk mengambil kendaraan mereka masing-masing.

"Ikan apa yang gak bisa berenang?" tanya Ferdi yang berniat memecahkan suasana disela-sela perjalanan mereka yang tidak ada obrolan.

"Emang ada?" Daniel mengernyit heran.

"Ada'lah, jawab aja dulu." Ferdi menampilkan wajah tengilnya.

Daniel memegang dagunya, ia tampak berpikir keras mencari-cari jawaban yang tepat tetapi tak kunjung ia dapatkan.

"Menurut lo apa, Dir?" Daniel meminta pendapat Dirga. Lelaki itu hanya menggeleng sebagai jawaban tanda dia sendiri dari awal tidak tertarik menjawab.

"Emang apa jawabannya?" Daniel memilih menyerah.

"Ikan yang udah digorenglah! Hahaha." Ferdi tertawa ngakak merasa lucu dengan candaannya, tapi tidak bagi Dirga dan Daniel.

Merasa bahwa candaannya garing akhirnya Ferdi terdiam.

Tiba-tiba Dirga menghentikan langkahnya membuat kedua di belakangnya juga ikut berhenti, ia lalu menunjuk pada Nazila dan Adran matanya tak sengaja menangkap dua orang berbeda jenis itu. "Mereka berdua ngapain?"

Ferdi dan Daniel ikut menatap pada arah yang ditunjuk Dirga.

"Jelas mulungin sampah lah," celetuk Ferdi.

"Gue juga tau kali, maksudnya ngapain mulungin sampah kalo di sekolah ini aja udah ada petugasnya," balas Dirga menjelaskan.

"Kegiatan OSIS mungkin." Daniel menerka-nerka.

"Biasanya'kan kegiatan kayak gitu pagi-pagi terus serentak barengan, ini cuman dua orang lagi," ucap Ferdi yang disetujui Dirga.

"Samperin yuk!" ajak Dirga. Kakinya langsung melangkah mendekat ke arah Adran dan Nazila tanpa menununggu jawaban dari dua temannya.

Mau tak mau Ferdi dan Daniel mengekor dari belakang.

"Adran," panggil Dirga setelah sampai di dekat keduanya.

Adran menoleh, kemudian ia bangkit dari posisi jongkok menghadap Dirga.

"Ada apa ya, Kak?" tanya Adran pada seniornya itu.

Because You! 「On Going」Where stories live. Discover now