Sang dokter tersenyum, "Ibu yang tenang, proses pengangkatan kanker stadium empat berjalan dengan baik, dan juga setelah ini pasien akan di pindahkan ke ruang rawat."
Elena memejamkan matanya, ia menghela nafsnya, sedikit lega.
"Boleh saya cek anak saya Dok?" Ujar Elena tergesa gesa, khawatirnya masih tertancap.
"Maaf Bu, untuk sekarang kami belum mengajurkan Ibu untuk menjenguk anak Ibu, karena anak Ibu perlu waktu istirahat setelah melakukan operasi."
"T-tapi Dok...saya mohon saya pengen melihat anak saya." Mohon Elena.
"Tetap saja Bu..." Balas sang dokter dengan senyuman.
Mereka pun pergi melampaui Elena, Elena hanya menuruti apa kata dokter itu, dan hanya memandang sendu melihat ruangan itu, dimana Langit berada.
*****
Back to Catlyn, Catlyn sangat mengenaskan, dari gaun yang sudah terlelap akan air yang sudah menenggelamkan dirinya, gadis itu perlahan berusaha keluar dari kolam renang, ntah riasan sudah hancur lebur membuat Catlyn sangat berantakan, setelah Catlyn berhasil keluar dari kolam renang tanpa bantuan siapapun, gadis itu melepas gaun nya tanpa ragu sedikit pun di keramaian itu untungnya dirinya memakai dalaman yang biasanya gadis-gadis pakai.
Tidak di pungkiri perut rata, atasan benar benar terbuka mengekspos tubuh mulusnya dan leher jenjangnya dan jangan lupakan seluruh badannya yang basah itu, tidak peduli dengan tatapan semua orang di sana jika bom akan meledak lagi Catlyn tak perlu repot repot berlari dengan gaun nya yang sungguh berat itu.
Yang terpenting adalah bagaimana caranya Catlyn membubarkan acara ini, pertama Catlyn akan mencari sosok Agatha, mereka saling mencari, tapi...
Aksana berlari mendekat pada Catlyn dengan tatapan marah, tentu marah lihat kondisi Catlyn sekarang ini, mengekspos tubuhnya, Aksana posesif.
"Pakai ini." Ucap Aksana dari belakang, Catlyn terkejut dengan tepukan kasar dari Aksana terhadap pundak Catlyn, ntah apa maksud Aksana langsung memakaikan jas hitam miliknya kepada Catlyn, dimana otak Aksana? Apakah dia lupa dengan seluruh kejadian yang barusan dia lakukan terhadap gadis di depannya itu, bahkan kejadian saat ini pun penyebab adalah Aksana Dewangga.
Catlyn memakai jas hitam itu dengan senyum ramahnya namun tak lama senyum itu spontan pudar, belum lama Catlyn memakai jas itu Catlyn melepas dan melemparkannya di kolam, yang membuat jas itu mengapung, "Thanks kepedulian lo, bastard."
Aksana menatap Catlyn tajam, spontan tangan nya memencet tombol.
BOOMMMMM!
Satu gemuruh bom meledak hebat dari ruangan atas, Aksana berulah, tombol itu di tekan olehnya sekali lagi, jangan lupakan tak hanya satu, beberapa ada bom yang di pasang menggunakan waktu, jadi meskipun tanpa remot bom akan meledak tanpa arahan remot.
"AKHHHHHHHHHH!!!"
Teriakan semua orang, tempat lain meledak lebih tepatnya di area panggung utama, Catlyn berhenti membeku, melihat orang di sekitar nya kalang kabut dan mencoba kabur dari area tidak aman ini, dua ledakan bom terjadi malam ini.
Dengan tergesa-gesa Catlyn ingin kabur, namun Aksana tak lepas mengejar Catlyn, ntah dengan tujuan apa Aksana berlari mengikutinya, hingga kini Aksana berlari sangat cepat yang membuat dirinya sudah berada di depan gadis itu.
Catlyn menghela nafasnya, Catlyn ambruk bersimpuh di bawah Aksana dan menangis dengan kencang---sekencangnya tubuhnya gemetar hebat angin hebat berasal dari mana yang membuat Catlyn kedinginan, alhasil membuat Catlyn menjadi se-menyedihkan seperti ini.
YOU ARE READING
CIRCLE NOT CLASS | END
Teen FictionKehidupan Catlyn, seorang gadis yang terhanyut kedalam kisah brengsek orang terdekat nya. •Untuk lebih jelas ke cerita aja teman-teman
044 | Lost
Start from the beginning
