Kini Michael dan Noel persis seperti anak SD yang sedang ujian kenaikan kelas. Saling memunggungi dan memberi jarak. Persis seperti anak kecil. Padahal usia keduanya hampir kepala tiga.
Selang beberapa menit akhirnya Michael dan Noel selesai mengerjakan sepuluh soal tersebut. Karena sudah lama sekali tidak mengerjakan soal matematika, keduanya membutuhkan waktu cukup lama untuk menyelesaikan sepuluh soal.
Begitu mengoreksi jawaban satu sama lain, terdapat satu jawaban berbeda.
"Salah ini punya lo. Betul punya gue."
"Betul punya gue. Punya lo yang salah. Lo aja masukin rumusnya salah."
"Lo yang salah rumus."
"Ngeyel."
Karena tidak ada yang mau mengalah, akhirnya mereka memutuskan untuk melihat kunci jawaban yang sudah ada.
"Kan betul gue." Michael menjulurkan lidahnya meledek Noel yang sudah cemberut kalah dari Michael.
Noel pikir setelah bertahun-tahun ia bisa mengalahkan Michael. Tapi ternyata tidak.
Karena sudah kalah dan malas berdebat, Noel memilih untuk membalikan badannya menjadi tidur terlentang di atas karpet. Lalu diikuti oleh Michael yang juga sudah tidur terlentang di samping Noel.
Suasana hening, keduanya diam menatap atap-atap rumah Michael yang warna cat nya masih terlihat sangat baru.
"Elle" panggil Michael.
Noel berdehem.
"You okay?" Pertanyaan itu membuat Noel menoleh dan menaikan alisnya bingung. "Salah satu soal dan kalah dari lo gak buat gue gak baik-baik aja." Noel mendengus, dikiranya Noel yang sekarang adalah Noel sepuluh tahun yang lalu kali ya. Yang jika nilainya lebih sedikit dari Michael akan sedih dan kesal berkepanjangan pada Michael.
Michael tertawa. Maksud pertanyaannya itu bukan terkait mengerjakan soal tadi. Salah Michael juga yang tidak bertanya dengan jelas.
"Kalau itu sih gue udah tahu. Maksud gue tuh lo beberapa hari yang lalu. Tepatnya the day you missed call me three times." Jelas Michael.
Michael memiringkan badanya menghadap Noel karena Noel tidak kunjung menjawab. "Kan katanya kita mau coba buka hati. It means, kalau ada apa-apa lo juga bisa cerita ke gue. Jangan jadi beban sendirian, kalau bisa dibagi, gue mau kok memikul beban lo."
"Ini trik lo biar gue cepat-cepat suka sama lo ya." Ucap Noel sambil memiringkan badannya. Membuatnya berhadapan dengan Michael dengan jarak setengah meter.
Michael lagi-lagi tertawa. Sosok di depannya benar-benar tidak pernah berubah sejak dulu, selalu beperasanga buruk padanya. Kebaikannya selalu dikaitkan dengan suatu hal.
Melihat tawa Michael sedekat ini, mendadak membuat jantung Noel berdetak cepat.
Bohong kalau bilang Michael itu tidak ganteng. Buta kalau bilang Michael itu jelek. Karena dengan pahatan wajah yang sempurna, hidung manchng dan mata yang tegasnya, Michael mampu untuk masuk ke dalam daftar top 10 pria tampan.
Dengan jarak sedekat ini, Noel dapat dengan jelas melihat mahakarya tuhan yang satu ini dengan gratis.
Gawat. Jatung Noel tidak dapat dikontrol. Rasanya seperti popcorn yang meletup-letup, memberontak ingin keluar dari wadahnya.
"Ya kalau triknya berhasil ya gak masalah sih, gue akan pake terus. Kapan lagi seorang Noelle Shankara suka sama gue."
Noel berdecih, lalu kembali ke posisi semula, tidur terlentang. Menghindari kontak mata dengan Michael. Karena hal itu sungguh tidak baik untuk keadaan jantungnya.
"Gue gak apa-apa." Ucap Noel.
Jawaban Noel tidak membuat Michael puas. Sudah jelas waktu itu suara Noel terdengar bergetar di sambungan telepon. Raut yang terlihat ketakutan. Tidak mungkin tidak apa-apa. Tapi Michael tidak ingin memaksa Noel untuk bercerita, mungkin ia masih belum percaya pada Michael. Jadi Michael menghargai keputusan Noel.
"Kalau kenapa-kenapa dan butuh temen cerita. Ada gue ya, Elle. I do my best untuk selalu ada buat lo."
Noel memiringkan tubuhnya lagi untuk melihat Michael. "Ini gue serius. Bukan trik sulap." Ucap Michael dengan ekspresi yang sangat serius membuat Noel tidak mampu untuk melengkungkan bibirnya ke bawah membentuk sebuah senyuman.
"Demi apa sih Elle senyum anjir." Melihat Noel yang tersenyum padanya, sontak membuat Michael bangkit dari tidurnya. Terduduk kaget. "Gila langsung ber-damage ke hati gue." Ucapnya dengan dramatis.
Lain halnya dengan Noel, Michael akan langsung mengeskpresikan perasaannya yang ia rasakan detik itu juga. Berbeda dengan Noel yang lebih memilih untuk menyembunyikannya.
Satu buah buku Noel lempar ke muka Michael. "Lebay banget sih." komentar Noel.
"Ini enggak lebay. Gue serius ini kayak habis dapet uang kaget bermiliyar-miliyar rupiah."
Noel ikut mendudukan dirinya. Lalu ia tersenyum lebih lebar dari sebelumnya. "Gini ber-damage?" Tanya Noel, gantian kali ini dia ingin meledek Michael.
"Sengaja banget anjir menyerang titik lemah gue."
Pernyataan Michael menghasilkan gelak tawa dari Noel. Michael terlihat sangat polos saat mengucapkan itu dan menurut Noel, Michael terlihat sangat lucu.
"Happiness looks so good on you."
Gelak tawa Noel seketika terhenti mendengar pujian Michael untuk Noel. Tidak lupa dengan senyum tulusnya saat mengucapkan itu.
Tidak bisa. Noel tidak bisa diperlakukan seperti ini. Harusnya sekarang bagian Noel yang meledek dan membuat Michael salah tingkah. Kenapa secepat kilat berbalik lagi kepadanya.
Hanya kalimat singkat dan sebuah senyuman kecil mampu membuat jantung Noel bekerja dua kali lipat. Dan mampu membuat Noel salah tingkah.
Untuk menghilangkan salah tingkahnya itu, Noel berdehem. "Laper gak sih?" Tanya Noel mengalihkan pembahasan.
"Gak ada makanan di rumah. Gofood aja ya? Eh apa pengin makan di luar?" Tanya Michael, tapi belum sempat Noel jawab Michael sudah mengusulkan lagi idenya. "Makan di luar aja deh biar kayak orang pacaran."
"Sama aja perasaan. Tapi ya udah di luar aja."
Kemudian mereka membereskan buku dan alat tulis yang tesegeletak di atas karpet. Lalu sama Michael disimpan di kamarnya.
Kencan Michael dan Noel kali ini berjalan dengan lancar. Keduanya sama-sama merasakan kebahagiaan. Bunga-bunga mulai bermekaran dihati mereka. Tanpa mereka sadari sudah ada sedikit perasaan saling menyayangi.
Bersambung...
YOU ARE READING
INVISIBLE STRING ; MARKMIN
FanfictionNoelle Shankara dan Michael Diaskara yang selama duduk di bangku SMA dulu tidak pernah akur, dipertemukan kembali setelah sepuluh tahun tidak bertemu pada suatu keadaan yang membuat mereka harus bertemu lagi, lagi dan lagi. tags : bxb, enemies to lo...
🧵 Date (?)
Start from the beginning
