Sesuai janji Michael dan Noel yang pelan-pelan akan membuka hati untuk satu sama lain dan saling mencintai, maka di akhir pekan mereka gunakan waktu untuk berkencan. Untuk saling mengenal dan saling memahami satu sama lain.
Mereka berencana akan pergi ke tempat-tempat dimana biasanya pasangan kekasih kunjungi saat berkencan. Semalam Michael dan Noel sudah mengurutkan sepuluh daftar-daftar tempat dari yang wajib dikunjungi dan tidak wajib. Tapi saat hari H, semuanya, daftar tempat yang sudah disusun tidak digubris sama sekali oleh mereka.
Iya mereka membatalkan semua rencana itu dan memilih untuk pergi ke gramedia membeli buku latihan soal matematika.
Michael dan Noel akan menguji otak mereka. Mengulang kembali masa sekolahnya untuk melihat siapa yang pantas di peringkat satu dan siapa yang pantas di peringkat kedua.
Entah siapa yang pertama kali mencetuskan ide itu. Keduanya sangat antusias dan bersemangat.
Setelah membeli buku latihan soal, buku tulis dan peralatan tulis. Michael dan Noel tidak langsung mengerjakan. Mereka pergi ke sekolah mereka dulu, niatnya hanya sekedar untuk bernostalgia. Tapi ternyata banyak pedagang kaki lima yang berjualan di sekitar sekolahan, walaupun sekolah sedang libur. Maka Michael dan Noel tidak melewatkan kesempatan untuk jajan.
"Gimana kalau kita masuk ke sekolah lewat tembok?" Tanya Michael saat mereka sedang menunggu sempol yang mereka pesan matang.
"Nggak usah aneh-aneh deh." Noel sudah sangat hafal dengan Michael yang selalu ada saja tingkahnya. Sebelum Michael bertingkah, Noel mencegahnya.
"Gak seru huuu." Michael menyoraki Noel dengan suara lantang, sehingga membuat beberapa orang yang ada disana menoleh menatap mereka.
Sampai-sampai si penjual sempol tertawa melihat tingkah Michael yang seperti anak kecil.
Tentu saja yang menanggung malu adalah Noel. "Diem. Malu dilihatin." Noel menampar lengan Michael cukup keras. Memerintah pacarnya itu untuk diam dan tidak malu-maluin.
Tidak mau menanggung malu lagi akan tingkah Michael, usai membeli sempol dan es serut Noel langsung mengicir ke mobil. Meninggalkan Michael yang masih membeli cimol.
Lima menit berlalu, tapi Noel tidak merasakan tanda-tanda Michael masuk mobil. Noel mengalihkan pandangan dari ponselnya.
"Itu orang lagi ngapain sih?"
Satu bungkus cimol sudah berada digenggaman tangan Michael. Tapi Michael tidak kunjung pergi dari gerobok penjual cimol. Terlihat Michael sangat asik mengobrol dengan tiga orang penjual kaki lima.
Segera, Noel menyalakan ponselnya dan menghubungi nomor Michael.
"Lo mau sampai kapan ngobrol sama abang-abang penjual?" Tanya Noel begitu sambungannya terhubung.
"Bentar lagi asik." Jawaban Michael membuat Noel berdecak.
"Oh jadi lo lebih asik ngobrol sama abang-abang penjual daripada sama gue? Oke."
Nice. Sekarang Noel terdengar seperti pasangan yang pencemburu dan posesif.
Tapi Noel bodoamat. Karena kalau tidak begitu, Noel yakin kalau Michael akan lama lagi mengobrol disana.
Setelah mengucapkan kalimat yang terdengar seperti orang yang cemburu, Noel langsung memutuskan sambungan telepon. Dan tidak lama kemudian, Noel melihat Michael yang berpamitan pada penjual-penjual yang mengobrol dengannya.
"Yang bener aja dong, masa cemburu sama abang-abang penjual." Ucap Michael terdengar sangat menyebalakan ditelinga Noel, karena ia mengucapkan itu dengan diiringi tawa.
YOU ARE READING
INVISIBLE STRING ; MARKMIN
FanfictionNoelle Shankara dan Michael Diaskara yang selama duduk di bangku SMA dulu tidak pernah akur, dipertemukan kembali setelah sepuluh tahun tidak bertemu pada suatu keadaan yang membuat mereka harus bertemu lagi, lagi dan lagi. tags : bxb, enemies to lo...
