Noel sudah bisa menebak Michael akan mengucapkan hal seperti itu ketika masuk mobil. Noel sudah hafal dengan ketengilan dan keisengan Michael.

"Iya iya maaf. Jangan ngambek, sayang." Michael mencolek pipi Noel.

"Apaan sih." Ketus Noel, padahal setengah mati ia menahan dirinya untuk tidak salah tingkah dipanggil sayang oleh Michael. "Buruan deh ayo, es serutnya udah mencair."

"Sambil jalan sambil diminum es serutnya. Terus kamu suapin aku."

Perut Noel merasa geli mendengar Michael mengganti panggilan menjadi aku-kamu. Untuk menghilangkan sensasi perut geli dan salah tingkah, Noel pun memerintah Michael untuk cepat-cepat melajukan mobilnya.

***

Ketika Michael bilang kalau ia akan membawa Noel ke rumahnya, Noel kira itu rumah yang Michael tinggali bersama kedua orang tuanya. Karena setahu Noel, Michael pernah bilang kalau ia tinggal bersama kedua orang tuanya.

Tapi ternyata tidak. Michael tinggal sendiri.

"Rumah gue belum jadi sepenuhnya. Belum ada isinya." Ucap Michael saat satu kaki Noel baru saja masuk ke dalam rumah Michael.

Benar, rumah dua tingkat yang tidak terlalu besar ini masih sangat kosong. Tidak ada furniture-furniture yang mengisi rumah ini. Terlihat masih sangat baru.

"Lesehan di karpet ya. Gue belum sempet beli sofa. Males milih tapi gak mau juga nyuruh orang beli. Takutnya gak sesuai selera gue."

Michael mempersilahkan Noel untuk duduk dengan beralaskan karpet. Karena rumah Michael benar-benar masih kosong. Sofa atau sekedar kursi pun tidak ada. Hanya ada satu buah televisi yang menepel di dinding.

Bukannya duduk, Noel malah mengikuti Michael yang berjalan menuju ke dapur.

"Gue gak tahu lo tinggal sendiri." Celetuk Noel saat mereka sudah sampai di dapur rumah Michael.

Dapur milik Michael tidak kosong seperti ruangan-ruangan sebelumnya yang Noel lewati. Perlengkapan di dapur lengkap dan terlihat masih baru.

"Lo gak pernah nanya." Balasan Michael membuat Noel mendengus. Memang Noel tidak pernah bertanya seputar kehidupan Michael lebih dalam. Selama ini lebih sering Noel yang emosi dengan tingkah Michael.

Michael terkekeh melihat perubahan raut wajah Noel. "Bercanda," Michael mencubit lembut kedua pipi Noel. "Gue masih tinggal sama orang tua. Ke sini kalau lagi pengin sendiri." Jelas Michael kemudian mengambil minuman untuk Noel dan dirinya sendiri.

"Nih minum, tadi habis makan jajan belum minum." Michael memberikan satu gelas air bening pada Noel dan langsung diterima.

"Yok katanya kita tes kepinteran. Siapa yang masih pinter. Yang jelas sih gue masih." Ucap Michael dengan sangat percaya diri sambil merangkul Noel untuk ke ruangan dimana hanya ada karpet dan televisi yang menempel di dinding.

"Kalau ternyata gue yang lebih pinter dari lo, jangan nangis." Balas Noel dengan dengusan meledek. Sementara Michael hanya tertawa menanggapi ucapan Noel.

"Buktiin ayo."

***

Selama beberapa menit Michael dan Noel fokus mengerjakan sepuluh latihan soal ujian matematika kelas dua belas yang sudah mereka beli di gramedia. Posisi keduanya sekarang sudah tengkurap di atas karpet.

"Jangan nyontek ya." Michael menutupi jawabannya dari pandangan Noel.

"Siapa yang nyontek, lo kali yang nyontek." Noel ikut-ikutan menghalangi jawabannya dari penglihatan Michael.

INVISIBLE STRING ; MARKMINWhere stories live. Discover now