KITA

1.6K 119 0
                                    

Aku duduk dikursi yang berada didekatku, niall menganti bajunya kenapa aku harus melihat dia menganti bajunya lihat badanya uh tak ada sedikitpun tato dibadannya.

aku mencoba berusaha agar tidak melihat kearahnya, oh ayolah mata berhenti melihat kearahnya, tapi mataku berkata lain

"apa kabar karyn" ucapnya kini dia sudah berada disebelahku, jantungku sangat cepat bereaksi "baik" ucapku pelan kenapa liam harus meninggalkan kami berdua, apa ini rencananya

"kau sudah memiliki pacar, kau pacaran dengan harry atau calum" tanyanya aku menatapnya terlihat jelas matanya yang indah

"tidak dua-duanya, jadi bagaimana hubunganmu dengan nancy"

"pertanyaan yang tidak tepat" ucapnya apa maksudnya aku hanya diam "boleh kita mengulangnya lagi karyn" aku mengelengkan kepalaku,

rasanya sangat ingin mengucapkan iya kita harus mengulangnya kembali niall harus, kita harus mengulang kembali dimasa hanya kau dan aku

Tapi sialnya badanku tidak mengijinkan aku mengatakan itu, uh kenapa mereka semua menolak dengan apa yang hatiku katakan "kenapa"

"karena tidak ada yang harus diulang, waktu terus berjalan, kita tidak bisa mengulangnya"

"jika memperbaikinya"

"sudah rusak niall tidak dapat diperbaiki lagi, hanya dapat dibuang dan membeli yang baru" niall menatapku tajam dia memegang tanganku uh jantungku kenapa kau, bersikap biasa karyn tolong

"jika kau membuangnya akan aku ambil dan aku perbaikki semampuku" aku meneguk ludah tidak dapat berkata apapun lagi tuhan bisa hentikan waktu sebentar,

aku ingin sekali memeluknya sekarang tolong tuhan, aku ingin sekali memeluknya untuk melepas semua beban didadaku, kim soo hyun hentikan waktu.

Deg

kini badanku dan niall sudah sangat dekat atau dengan kata lain niall memelukku apa dia bisa membaca pikiranku, oh tuhan sangat cepat mengabulkan permintaanku

"entah mengapa aku merasa kau ingin memelukku karyn, aku merindukanmu merindukan kata kita" aku hanya bisa terdiam,

tangan ku seperti beku ingin rasanya aku mengangkatnya dan memeluk niall juga dan tidak melepaskan pelukannya tapi tanganku tidak dapat bergerak

"woo, apa – apaan ini" ucap harry dia kini sudah menjauhkan ku dari niall, aku bisa bernafas sekarang,

kami masih saling berpandangan atau lebih tepat kami seperti berbica dari mata "hentikan itu, kita pulang" ucap harry dia menempelkan pisang yang dia makan kemuka niall

Harry menarikku niall masuk lebih dulu didalam mobil karena dia duduk paling belakang, Louis memasukan bola kedalam bagasi lalu masuk kedalam mobil begitu juga dengan kami harry menatap niall dengan tampang marah

"jadi kalian sengaja melakukan ini" ucap harry "kalian" Tanya liam tidak mengerti dengan apa yang liam katakan

"iya kalian lebih tepat kau dan Louis" harry menunjuk liam dan Louis satu persatu, Louis menawarkan roti kepadaku dan aku mengambilnya. Dia kembali focus menyetir

"seharusnya aku tidak mudah begitu saja menyetujui membawa karyn, teman macam apa kalian" ucap harry dia menyandarkan tubuhnya dikaca mobil yang tertutup

dia melihat kearahku yang sedang makan roti, aku memajukan sedikit roti ku mungkin lebih tepatnya aku berkata kau mau tapi harry mengelengkan kepalanya.

Beberapa menit terasa hening, harry sesekali melihat kearah liam Louis dan niall dengan tatapan marah, tapi berubah saat dia melihat kearahku, "oh ayolah harry ini hanya masalah kecil" ucapku kepadanya

"ini masalah besar karyn bergantung kepada masa depan ku kau tau" aku melihat kerah kantong plastik yang berada didekat liam, oh bagus ada pisang,

aku harap dengan ini dia bisa berhenti marah "makanlah" ucapku mengasihkan pisang itu kepadanya, dia terlihat diam sejenak tapi dengan segera dia mengambilnya

"berhentilah marah, mereka tidak salah harry" aku mendekat kearahnya dia memakan pisang dengan lahap, uh entah mengapa aku malah teringat dengan monyet yang ada divideo clip mereka, dia memusut kepalaku lembut

"kau manis sekali" ucapnya aku hanya diam, "kau ingin aku tidak marah lagi dengan mereka" aku mengangukan kepalaku, dia menunjuk kearah pipinya, aku memegang pipinya yang dia tunjuk

"cium, kau tidak mengerti"

"apa harus"

"kau tau jika aku marah akan hancur dunia" aku menghela nafas, harus memang aku mencium pipinya aku melihat niall yang sedang sedikit berdiri berada dibelakang harry, dia mengelengkan kepalanya,

aku memajukan wajahku uh haruskah ini sedikit lagi, harry sudah menunggu terlihat lesung pipinya, saat aku ingin mencium pipi harry mobil berhenti mendadak dan harry terdorong kedepan begitu juga niall,

aku dengan segera memeluk leher niall dan tercium pipinya, aku yang tersadar dengan segera melepaskan pelukanku, uh bodoh sekali kenapa jadi seperti ini "kau sengaja Tomlinson" ucap harry dia terdengar berteriak.

"kau juga seharusnya menciumku bukan niall" ucapnya aku hanya meneguk ludah "ah kenapa wajahmu memerah, kau juga agh" ucap harry dia menunjuk kearahku dan niall, benarkah wajahku memerah, uh pasti aku malu sekarang.

Harry terlihat sangat marah, mereka mengantarku keapartemen, bagus sekarang niall tau apartemenku,

seharusnya aku merahasiakannya "istirahat yah, maaf hari ini kau melihatku marah-marah" lihat dia terlihat sangat lembut, dia memang mengerti bagaimana memperlakukan wanita.

NIALL HORAN MY BOYFRIEND (F:1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang