"Ibu....!" Teriakan menggelagar yang dilakukan si bungsu begitu pertama kali kembali ke rumahnya, langsung memenuhi seluruh ruangan yang ada di rumah ini.
Sang ibu yang sedang nonton bersama suaminya di ruang keluarga pun hanya bisa meringis begitu mendengar teriakan anaknya ini. "Ada apalagi dengan anak kita?" Seruan penuh keheranan dengan tingkah anaknya, diiringi helaan nafas kasar.
"Ibu, aku mau ibu sama ayah pindah rumah! Kita sekeluarga harus pindah rumah!" Permintaan yang si bungsu berikan, yang baru saja duduk di kursi samping ibunya. Di ikuti kedua saudaranya yang juga ikut duduk di kursi yang tersedia.
"Kenapa tiba-tiba? Wanita yang kalian sukai kenapa lagi?" Bukan ibunya yang menjawab, melainkan ayahnya yang membantu istrinya dalam mengatasi ketiga anaknya, terutama si bungsu.
"Kok ayah bisa tau kalau ini ada sangkut pautnya sama dia?" Bukan si bungsu yang mengangkat suara, tapi si tengah yang bertanya karena kagum akan tebakan ayahnya yang benar.
"Masalah kalian apasih kalau bukan dia? Jadi, tidak mungkin kalau kami berdua tidak tau." Sahut sang ibu, sebelum suaminya ini menjawab pertanyaan retorik anaknya.
"Jadi, katakan child. Wanita yang kalian cintai itu kenapa lagi? Usaha apalagi yang akan kalian bertiga pakai dalam mendekati dia?" Tanya sang ayah, yang sudah sangat jengah akan tingkah basa-basi anaknya ini.
"Dia tengah di dekati oleh seorang pria, daddy..." rengekan yang akhirnya si bungsu keluarkan dengan kaki yang tengah menghentak-hentak ke lantai karena kesal.
"Ya bagus dong kalau misalkan dia di dekati lelaki normal, bukan kayak dedemit macam kalian bertiga." Celetukan yang diberikan oleh sang ibu akan rengekkan anak bungsunya, dan langsung beranjak dari rangkulan sang suami. Ia langsung bergegas ke dapur, untuk mengambilkan minum serta camilan, untuk ketiga anaknya, suaminya dan juga untuk dirinya.
"Ibu!" Rengekan si bungsu yang semakin menjadi, begitu mendengar kalimat yang di ucapkan oleh sang ibu. Sementara ibunya sendiri memilih untuk acuh akan rengekkan yang ia berikan.
"Terus, apa masalahnya? Bukankah dari dulu dia sering di dekati banyak pria? Kalian tidak lupa kan kalau misalkan dia itu seorang primadona di sekolah?" Peringatan yang diberikan oleh sang ayah untuk mengingatkan kembali ucapan anaknya kala itu, yang langsung di angguki kepala oleh ketiga anaknnya.
"Tapi kali ini beda, ayah." Seru si sulung, yang membuat kedua alis mata milik ayahnya saling menautkan satu sama lain.
"Bedanya?" Tanya sang ayah, yang gak tau dimana letak perbedaannya.
"Lelaki ini tinggal sebelahan dengan dia. Yang mana, interaksi mereka berdua lebih banyak daripada lelaki lainnya, termasuk kami." Jelas si tengah, yang akhirnya ikut dalam ke pembicaraan masalah ini.
"Kalian tinggal ke rumahnya setiap hari bukan? Bukankah kalian seperti itu? Lantas kenapa di permasalahkan?" Tanya sang ayah yang aneh dengan sikap ketiga anaknya, yang khawatir akan laki-laki yang mendekati wanita yang mereka cintai saat ini.
"Masalahnya bukan cuma itu, ayah!!! Dia juga terlihat suka dengan laki-laki itu!" Teriakan kesal yang akhirnya sibungsu berikan, di iringi decakan yang sangat kesal.
"Mereka juga sekelas." Sahut si sulung, menimpali ucapan adiknya.
"Masuk ekskul yang sama, dan di tunjuk dalam suatu lomba yang sama." Sambung si bungsu yang juga ikut menimpali ucapan kedua saudaranya.
"Mereka juga seiman. Dia yang beragama islam, begitu juga dengan pria itu yang juga beragama islam." Tambah si bungsu, di iringi helaan nafas kasar.
Rasanya ia ingin nangis saja, begitu mendengar kalimat yang di ucapkan dirinya, serta yang di ucapkan kedua saudaranya.
Kemungkinan pria itu bersama dengan wanita yang mereka cinrai lebih besar, daripada kemungkinan dirinya bersama dengan dia. Padahal yang ngejar-ngejar dia dari dulu tuh dirinya! Masa iya pria lain yang dapat?! Inimah sama aja ngejaga jodoh orang dong?! Ia gak terima kalo kayak gini! Ia harus mendapatkan wanita yang ia cintai ini, bagaimana pun caranya! Agar perjuangan yang ia lakukan selama ini tuh tidak sia-sia.
"Wuaah, Child.... sepertinya perjuangan kalian ini sangat berat. Udah satu sekolah, satu ekskul, di tunjuk lomba bersama, tetanggaan, dan yang paling penting mereka seiman. Kalau kata ayah sih ya.... lebih baik kalian nyerah aja deh." Ujar si ayah, yang malah meledek ketiga anaknya.
"Ayah ish! Bukannya bantu kami, malah meledek kami! Bagaimana sih?! Ayah itu sebenarnya ayah kita atau bukan sih?!" Rutukan kesal yang si bungsu berikan akan ledekkan yang ayahnya lakukan.
Sedangkan sang ayah hanya bisa menghela nafasnya kasar. Ketiga anaknya bakalan susah kalau sudah menyangkut wanita yang mereka sukai. "Ya terus kalian mau ayah kayak gimana? Tembok yang paling susah itu keyakinan yang berbeda. Kalian pernah dengar sendiri bukan? Ayahnya dia sendiri pernah bilang kalau dirinya tidak akan merestui hubungan anaknya dengan pria yang tidak seiman dengan mereka." Ujarnya, guna memperingati lagi apa yang di katakan temannya yang merupakan anak dari wanita yang disukai oleh ketiga anaknya, kepada ketiga anaknya.
"Yaudah! Kalau kayak gitu aku mau pindah agama aja!" Seruan sibungsu, yang langsung di lempar bantal sofa oleh sang ibu.
Yup, ia berbicara seperti itu bertepatan dengan sang ibu yang tengah menaruh nampan yang berisikan 5 kaleng soda serta beberapa camilan ke atas meja. Dan begitu mendengar apa yang di ucapkan yang ia berikan? Tanpa sungkan ibunya ini melemparkan bantal sofa kepada anaknya. Agar otak sang anak dapat kembali ke tempat semula. "Ibu...." rengekan yang ia berikan, yang tambah kesal akan lemparan ibunya.
"Jangan macam-macam! Keyakinan seseorang tidak boleh di bakal main!" Peringatan yang langsung ia berikan, menatap anaknya dengan tatapan tajam. Seakan memberikan peringatan akan ucapan sang anak.
"Emang si bodoh ini! Lo kalo udah budak cinta, tololnya jangan di bawa. Kan si abang juga pernah bilangin ke lo." Seruan si tengah, akan penuturan konyol anaknya ini.
Dan si bungsu tambah kesal karena dirinya makin di sudutkan. Ia langsung saja beranjak dari duduknya. "Tau ah! Kita unfriend!" Ucapnya, yang sudah sangat badmood, lalu pergi meninggalkan ruangan.
Dan mereka semua pun hanya bisa menggelengkan kepalanya, begitu melihat kelakuan si bungsu ini.
"Lalu, kalian mau kayak gimana? Nyerah atau lanjut?" Pertanyaan yang langsung diberikan sang ayah kepada kedua anaknya yang sedang merengut lesuh. Membalikkan topik pembicaraan mereka.
Helaan nafas dari mulut mereka berdua yang di hembuskan secara bersamaan, mengisi keheningan suasana. "Aku senditi gak tau, ayah. Susah rasanya mau nyerah. Lanjut juga udah tau endingnya kayak apa." Jawab si sulung dengan tatapan yang sedang menerawang entah kemaba. Entah apa yang di terawang, hanya dia yang tau.
"Kalau kamu?" Tanya sang ibu yang juga penasaran, sama seperti suaminya yang penasaran akan langkah anaknya ini.
Sang empuh yang ditanya pun langsung menggelengkan kepalanya dengan lemah. "Aku juga gak tau, bu. Peletnya dia tuh sangat kuat, sehingga aku tidak bisa lepas dari dia." Jawabnya.
Dan terjadilah perbincangan di antara mereka, membahas tentang wanita yang mereka sukai. Sedangkan di lain sisi. Saat ini sang topik utama tengah duduk melamun di balkon kamarnya. Netranya terus menatap balkon kamar yang ada di sebelahnya.
Ia sangat penasaran siapa yang menepati kamar itu. Apakah teman barunya, atau orang tuanya dia? Tapi ia berharap kalau yang menepati kamar itu teman barunya. Bahkan ia terus berdoa, agar keinginannya terkabul.
Sedari tadi ia terus menunggu, agar sang empuh kamar keluar dari kamarnya ke balkon. Supaya ia bisa melihat lebih jelas, siapa orang yang menempati kamarnya. Ia tidak mungkin bertanya langsung kepada sang bunda.
Helaan nafas kasar berhembus kencang. Kantuk juga sudah menjerat dirinya. Namun ia enggan untuk beranjak, sebelum memastikan. Sampai akhirnya ia mendengar suara lantunan seseorang yang tengah mengaji. Yang mana suara itu berasal dari kamar sebelah, lebih tepatnya kamar yang ada di sebelah rumahnya.
Senyumannya langsung terbit ketika mendengar suara merdu yang sedang melantunkan ayat suci Al-Qur'an. Ia juga langsung masuk ke dalam kamarnya, setelah tau kalau suara itu adalah suara teman barunya.
ВЫ ЧИТАЕТЕ
ME AND THEM - JAEMIN + ALL
ФанфикшнCERITA INI KHUSUS JAEMIN + ALL SHIPPER! APABILA KALIAN GAK SUKA SAMA SHIPPER INI? TIDAK DI ANJURKAN UNTUK MEMBACA CERITA INI. TAPI, APABILA KALIAN MASIH KEKEH UNTUK BACA? DILARANG UNTUK BERKOMENTAR NEGATIF KEPADA PARA TOKOH YANG BERADA DI DALAM CERI...
