Mendengar penuturan wanita ini, membuat dirinya langsung membungkam mulutnya. Ia langsung menghampiri dia yang sudah lebih dulu jalan. Ia juga langsung bergelayut manja di lengannya dia, layaknya anak monyet. Berjalan menuju parkiran sekolah secara bersamaan. "Abis ini mau kemana dulu?" Pertanyaan basa-basi yang ia berikan, agar wanita ini tidak marah.
"Balik ke rumah." Jawaban seadanya yang ia berikan akan pertanyaan basa-basi dari pria ini. Oh tentu! Ia sangat tau maksud pria ini.
"Hah? Oh mau ke street food yang biasa di kunjungin dulu." Ujarnya, yang sangat berbeda dengan jawaban yang wanitanya berikan. Lagi, siapa perduli akan hal itu?
"Aku--" dan ya, belum sempat ia memprotes ucapan seenaknya dari pria ini, niatnya sudah lebih dulu dihentikan akan dorongan yang pria ini lakukan.
"Udah ayo masuk tuan putriku." Ujarnya, yang langsung memasukkan wanitanya ini ke dalam mobilnya. Memasangkan dia seatbelt. Barulah ia masuk ke dalam kursi kemudi yang ada di sampingnya dia.
Begitu selesai memasang setbelt, ia langsung mengendarai mobilnya pergi. Meninggalkan area perkarangan sekolah, menuju street food yang biasa mereka kunjungi.
"Jaemin, lo mau tau gak?" Pertanyaan yang tiada hentinya ia tanyakan kepada wanitanya di sepanjang jalan menuju street food.
"Gue udah tau, Haechan." Jawaban yang ia berikan, sukses membuat pria ini terkejut begitu mendengarnya.
"Lah, udah tau? Emangnya lo tau gue mau bilang apa?" Tanyanya lagi, yang benar-benar terkejut akan jawaban wanitanya.
"Gue udah tau. Pasti mau bahas soal rumor yang ada di sekolah kan? Tentang Ibu Irene pacaran sama Pak Suho kan?" Tebakan yang ia berikan, yang langsung di sahuti antusias oleh pria ini.
"Lah, kok tau sih?" Serunya, yang heran akan hal ini.
"Tau lah! Gue kalo jalan sama lo pasti gibah mulu isiannya. Lo mau komen apalagi kali ini?" Tanyanya, yang sudah pasrah mendengar segala racauan yang akan keluar dari mulutnya dia.
"Mereka berdua hebat ya? Ah enggak! Pak Suho sih yang hebat! Dia gak pernah nyerah deketin Ibu Irene yang cueknya setengah mampus." Ujarnya yang sangat bersemangat menggosip tentang gurunya.
"Gak sih, lebih hebatan bu Irene. Dia kuat loh di deketin cowo freak macam pak Suho." Balasan tidak terima yang ia berikan akan penuturan pria ini.
"Lah, aturan Bu Irene bersyukur di deketin Pak Suho. Pak Suho itu udah ganteng, kaya pula! Bisa-bisanya Ibu Irene sok jual mahal." Balasnya yang samanya tidak terima akan ucapan wanitanya.
"Lo kira Ibu Irene miskin? Dia juga sama kaya-nya bodoh! Lagipula kelebihan Pak Suho selain ganteng sama kaya itu apa? Gak ada! Sifat freak sama anehnya yang buat cewe kadang suka ilfeel. Aturan pak Suho bersyukur Ibu Irene mau nerima dia." Balasnya.
"Aish! Memang perempuan tidak mau mengalah. Tapi mereka hebat juga loh. Mereka tetap menjalin hubungan, walaupun mereka udah tau kalau keyakinan mereka berbeda. Mereka tetap nekat." Jelasnya, yang sengaja memancing wanita ini.
Iya! Pak Suho itu beragama Islam, sedangkan Ibu Irene itu Kristen. Tapi mereka berdua tetap nekat menjalin hubungan satu sama lain sebagai sang kekasih.
"Kalau gue sih ogah." Celetukan yang wanitanya berikan ini sukses membuat ia yang mendengarnya pun meringis.
"Belum menyatakan, udah di tolak duluan." Seruan yang langsung ia berikan dengan nada pasrahnya.
Sedangkan sang empuh sendiri seakan tidak perduli dengan itu. "Tapi beneran, gue ogah. Kalo udah jatuh cinta, bakalan susah lepasnya. Gue gak mau salah satu harus mengalah dan merelakan keyakinannya hanya demi cinta. Cinta kepada Tuhan itu satu hal yang mutlak, tidak bisa di permainkan hanya untuk pasangan. Kalau Tuhannya yang udah nyiptain dia aja bisa di lepas karena cinta. Apalagi gue nantinya?" Jelasnya, yang membuat pria ini tambah meringis.
"Tapi bukannya kehidupan mereka bisa lebih bahagia ya? Bayangkan saja! Keluarga mereka akan di lindungi oleh 2 Tuhan sekaligus." Ujarnya, yang langsung mendapatkan hadiah pukulan dari wanita ini.
"Gak gitu bodoh konsepnya!" Peringatan yang langsung ia berikan, yang tidak suka pria ini memainkan agama.
"Tapi--"
"Daripada lo ngomong ngelantur kayak gini? Lebih baik kita turun!" Ujarnya, yang langsung turun lebih dulu meninggalkan pria ini yang masih di dalam mobil.
"Padahal gue cerita kayak gitu buat buka pandangannya dia. Tapi malah gue yang kena semprot." Racauan kesal yang langsung ia berikan, seraya menghentakkan kakinya kesal.
Setelah selesai meluapkan rasa kesalnya, ia langsung pergi keluar, menyusul dia yang sudah lebih dulu keluar. "Mau makan apa dulu?" Tanyanya, setelah berhasil menyusul wanita ini.
Kalian pasti nebaknya dia bakalan jawab terserah ya? Salah! Dia bukan tipikal perempuan yang seperti itu.
"Gue mau beli hotdog sama sostang dulu. Ayo!" Ujarnya, yang langsung menarik tangan pria ini, menuju kedai hotdog dan sostang.
"Katanya mau pulang dulu. Tapi lihat yang sekarang semangat siapa?"
YOU ARE READING
ME AND THEM - JAEMIN + ALL
FanfictionCERITA INI KHUSUS JAEMIN + ALL SHIPPER! APABILA KALIAN GAK SUKA SAMA SHIPPER INI? TIDAK DI ANJURKAN UNTUK MEMBACA CERITA INI. TAPI, APABILA KALIAN MASIH KEKEH UNTUK BACA? DILARANG UNTUK BERKOMENTAR NEGATIF KEPADA PARA TOKOH YANG BERADA DI DALAM CERI...
6. Quality Time
Start from the beginning
