Berbeda dengan ia yang biasa saja ketika di kasih sebuah bingkisan oleh ketiga pria ini, karena ia sudah terbiasa akan hal ini. Namun ia tak pernah lupa untuk berterima kasih kepada mereka bertiga, atas pemberian yang mereka kasih untuk dirinya. Ia juga memakan makanan yang di berikan mereka, atau menyimpan barang pemberian mereka, sebagai salah satu bentuk menghargai pemberian orang lain.
"Jaemin?" Panggilan yang Sunghoon berikan yang baru saja tiba, sukses membuat Jaemin langsung merubah mimik wajahnya.
Dengan senyuman merekah, Jaemin pun menyahuti panggilan teman barunya ini. "Iya, kenapa Sunghoon?" Tanyanya.
"Kau di panggil ke ruangan Ibu Kim." Seru Sunghoon, yang sukses membuat sang empuh terheran.
"Jaemin, buat ulah apalagi lo?!" Seruan yang langsung Giselle berikan, begitu mendengar ucapan anak baru ini.
Jaemin pun langsung membalas dengan kedihan bahunya. "Gak pernah gue!" Jawabnya yang juga bingung dengan keadaan ini.
"Mending buruan kesana." Sahut Karina, yang juga di dukung oleh temannya, dengan cara mendorong sang empuh untuk bangun dari duduknya.
"Loh, kau kenapa juga ikut?" Pertanyaan yang langsung Ningning berikan, karena anak baru ini juga ikut jalan di belakang temannya.
"Saya juga di panggil." Jawab Sunghoon seadanya.
"Wuah, kalo kayak gini mah dia demen." Sahut Ningning dengan senyuman jahilnya.
"Bukan lagi." Sambung Giselle yang juga setuju akan ucapan temannya.
"Apaan sih lo!" Seruan ketus yang langsung ia berikan akan ucapan temannya ini, yang langsung jalan meninggalkan keempat temannya yang tidak jelas. Di ikuti teman barunya yang ada di belakangnya.
---
Sampai di depan ruang Ibu Kim, mereka berdua pun masuk setelah mengetuk pintu, dan di persilahkan masuk. Setelah masuk ke dalam, mereka berdua langsung di persilahkan duduk. Mereka berdua pun duduk di hadapan Ibu Kim.
"Ibu kenapa manggil saya?" Pertanyaan to the point yang langsung ia berikan, menatap Ibu Kim dengan penuh tanda tanya. Sementara pria yang ada disampingnya memilih untuk tetap diam, karena pertanyaannya dia sudah di wakilkan oleh dirinya.
"Ibu ke sini untuk menunjuk kalian guna mengikuti lomba rohis." Ujar Ibu Kim to the point.
"Lomba rohis?" Seruan yang ia berikan dengan dahi yang sudah berkerut heran.
"Lebih tepatnya lomba baca Al-Qur'an. Kalian kandidat yang paling tepat untuk mengikuti lomba ini. Kamu yang sudah hatam Qur'an, begitu juga dengan Jaemin. Bukan hanya itu, tajwid dan pelafalan kalian berdua juga sangat bagus. Jadi, ibu ingin menunjuk kalian untuk mengikuti lomba." Jelas Ibu Kim.
"Bagaimana? Apakah kalian berdua setuju?" Tanya Ibu Kim.
"Memangnya kami berdua bisa menolak?" Tanya balik yang ia berikan, yang langsung di gelengi kepala oleh Ibu Kim, dan langsung di balas dengusan kasar olehnya.
"Kenapa ibu malah bertanya seperti itu?" Serunya lagi, menatap Ibu Kim dengan tatapan malasnya.
Ibu Kim terkekeh mendengar ucapan muridnya ini. "Hanya untuk formalistas saja. Lagian kenapa kamu menolak?!" Ujarnya.
"Pelafalan saya masih kurang, bu. Saya--"
"Nanti saya ajarkan." Seruan yang langsung Sunghoon berikan, menyelak penjelasan wanita yang ada disampingnya ini.
Mendengarnya membuat ia terdiam. Jujur saja, dirinya tidak bisa berkata apapun, setelah mendengar seruan dari pria ini. Di ajarkan? Berati mereka berdua akan mengaji bersama? Mereka berdua akan menghabiskan waktu bersama? Siapa yang berani menolak?!
"Tuh, sudah ketemu kan solusinya?" Seru Ibu Kim.
"Memangnya kamu gapapa, waktu kamu di pakai untuk mengajarkan aku?" Tanyanya lagi, guna memastikan kembali perkataan yang dikeluarkan pria ini. Ia takut kalau dia ini terpaksa melakukan hal ini. Selain itu, ia takut memberatkan dia.
"Tentu saja tidak apa-apa. Saling mengajarkan itu tugasnya sesama manusia bukan? Jadi aku tidak merasakan keberatan sama sekali." Balas Sunghoon, yang memang tidak keberatan akan hal ini.
"So? Sudah ketemu semua solusi dari permasalahan kalian. Jadi tidak ada alasan untuk menolak bukan? Ibu akan langsung mendaftarkan kalian." Seru Ibu Kim.
"Kapan lombanya bu?" Tanyanya lagi.
"Akhir bulan ini. Kalian masih punya waktu 3 minggu untuk belajar dan bekerja sama. Terserah kalian ingin di mana. Rumah kalian masing-masing, atau di sekolah setelah pulang sekolah." Jawab Ibu Kim, sekaligus memberikan solusi tempat mereka berdua.
"Untuk penjelasan lebih lanjutnya? Kalian bisa baca ini." Seru Ibu Kim, seraya memberikan sebuah selembaran kepada kedua muridnya.
"Hanya segini bu?" Tanyanya lagi, yang di balas anggukkan kepala oleh Ibu Kim.
"Iya, hanya itu. Dekarang kalian boleh kembali ke kelas kalian masing-masing."
YOU ARE READING
ME AND THEM - JAEMIN + ALL
FanfictionCERITA INI KHUSUS JAEMIN + ALL SHIPPER! APABILA KALIAN GAK SUKA SAMA SHIPPER INI? TIDAK DI ANJURKAN UNTUK MEMBACA CERITA INI. TAPI, APABILA KALIAN MASIH KEKEH UNTUK BACA? DILARANG UNTUK BERKOMENTAR NEGATIF KEPADA PARA TOKOH YANG BERADA DI DALAM CERI...
5. Project Together
Start from the beginning
