13 | Hari itu

106 56 140
                                        

Surabaya, Agustus 2017

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Surabaya, Agustus 2017

"Nduk, tolong ambilkan kotak iku!" perintah seorang ibu kepada anaknya.

"Yang ini, ma?" tanya gadis itu memastikan bahwa ia tak mengambil kotak yang salah.

"Iya, sini. Biar mama masukin nastarnya ke kotak, terus kamu yang bawa ya, lif."

"Iya, ma!"

Setelah selesai membungkus nastarnya dan memberikannya pada Alif, ia berjalan keluar dan disusul oleh Alif. Di luar sudah ada Alan—papa Alif—yang sudah menunggu di dalam mobil. Keduanya pun masuk ke dalam mobil.

"Kita ke rumah Kina sekarang ya, pa?"

"Iya, ayo," jawab Alan.

Sepanjang perjalanan keluarga itu asik mengobrolkan banyak hal, terutama Alif yang dengan penuh semangat menceritakan segala hal tentang Kina, sahabatnya. Mutiara dan Alan juga ikut senang melihat putri mereka seantusias itu.

Ketika mereka sampai di rumah Kina, sebuah mobil berhenti di depan rumah itu juga. Seseorang keluar dari mobil itu yang ternyata adalah ibunya Kina.

"Loh, Bu Mutiara dan Pak Alan kesini?"

"Iya, bu. Ini loh saya mau nganterin Alif katanya mau main ke rumah Kina, sekalian saya mau bicarain sesuatu," jawab Mutiara.

"Oalah, begitu. Ya udah, ayo masuk!"

Saat Linda hendak membuka pintu rumahnya, terdengar suara barang pecah dari dalam. Ia pun cepat-cepat membuka pintu rumahnya dan masuk bersama Alif dan kedua orang tuanya.

Mereka terkejut begitu melihat pemandangan dalam rumah itu yang bak kapal pecah. Serpihan kaca tersebar disana-sini.

Dan yang lebih mengejutkan lagi adalah Kina yang kepalanya berlumuran darah tengah dicekik oleh David, papanya sendiri.

Melihat hal itu, Linda tentunya tak tinggal diam, ia berlari meraih Kina. Sementara dengan bantuan Alan yang menahan David, akhirnya gadis kecil itu bisa lepas dari cekikan sang ayah.

Alan melemparkan kunci mobilnya pada Mutiara dan memintanya untuk segera membawa Kina ke rumah sakit sedangkan ia akan tetap disini menahan David yang sudah berada di puncak amarahnya.

"LEPASKAN SAYA, ALAN! ANAK SIALAN ITU HARUS DIBERI PELAJARAN!!" teriak David penuh emosi.

"Mutiara, cepat bawa mereka pergi!" seru Alan yang mulai kesulitan menahan David.

Linda segera mengangkat tubuh anaknya yang tak berdaya dan mulai kehilangan kesadaran itu, ia menangis histeris. Alif masih berdiri penuh ketakutan di pintu, gadis kecil itu tak berani mendekat. Seluruh badannya bergetar menyaksikan apa yang sudah terjadi pada sahabatnya itu.

"JANGAN PIKIR KALIAN BISA PERGI!" David meraih sebuah vas yang tak jauh darinya kemudian melemparnya ke arah Kina.

PRANGG!!

Expecting You [On Going]Where stories live. Discover now