15. Senior Drakez

388 51 1
                                        

Aku balik lagi‚ maaf ya kalau kalian nunggu lama

Selamat membaca semuanya 😻


⋆ ⋆୨୧˚ 𝔄𝔩𝔱𝔞𝔯𝔢ȥ ˚୨୧⋆ ⋆

Lampu remang-remang menerangi ruangan. Angin malam menyusup lewat celah jendela dan ventilasi yang terbuka.

Tujuh remaja laki-laki duduk melingkar pada sofa yang berada di ruangan itu. Beberapa cemilan terletak pada meja di depan mereka. Adnan memeluk sebungkus Cococrans erat-erat, tak berhenti mengunyah hingga lupa berbagi dengan yang lain.

Mereka tidak saling berbicara. Hanya ada keheningan yang memeluk atmosfer malam itu. Semuanya sibuk dengan isi pikirannya masing-masing‚ meski terdengar ketukan jari ke sandaran sofa dari Mahesa. Alvaro yang sempat terbatuk kecil, karena tubuhnya memang sedang kurang sehat. Dan suara renyah milik Adnan dan Mahanta yang tengah mengunyah cemilan.

Sementara Altarez menatap tajam ke depan, pikirannya terus membongkar kembali kejadian beberapa hari lalu. Ia berpikir keras‚ mencari solusi dari setiap masalah yang mereka alami. Dan Raksa‚ laki-laki itu terlihat tenang‚ sama seperti biasanya.

"Kapan mulainya?" suara bariton milik Eldrian memecah keheningan, saat ia sudah lelah menunggu. Mata elangnya menatap tajam sang ketua dengan intens, mencari jawaban dari netra sipit itu.

"Tunggu angkatan pertama datang."

Sontak‚ Mahesa‚ Alvaro dan Mahanta mengangkat alis mereka‚ aktifitas mereka terhenti, bingung dengan maksud perkataan Altarez yang sepenuhnya belum bisa mereka cerna. Eldrian juga bingung‚ tapi ia tidak menunjukkan reaksi apapun. Masih dengan rautan wajah datar tapi penuh kebencian. Terlihat tenang‚ namun tidak dengan kenyatannya.

Suara Mahesa mengecil saat langkah kaki terdengar semakin mendekat dari balik pintu masuk markas. Ketika kepala mereka terangkat untuk melihat siapa yang datang‚ saat itu kehadiran tujuh laki-laki bertubuh gagah muncul.

"Hai‚ adik-adik ..." sapa salah satu dari mereka‚ wajahnya lebih tegas dan penuh aura karisma yang kuat. Bisa di tebak‚ laki-laki itu memiliki jabatan yang sama seperti Altarez.

Ketujuh inti Drakez langsung berdiri dari duduk mereka‚ tersenyum lebar untuk memberikan tanggapan dari sapaan itu. Meski cukup tegang karena baru kembali bertemu dengan tujuh laki-laki itu setelah sekian lama‚ inti Drakez berusaha menetralisir rautan wajah mereka, agar tak terlihat tegang.

"Udah lebih tinggi aja lo, Sa..." Algathlas berdiri di samping Raksa‚ mensejajarkan tubuh badannya dengan laki-laki itu, melihat tinggi Raksa yang sudah melebihinya beberapa senti.

Raksa hanya terkekeh kecil. Karena bingung harus menanggapi apa‚ ia pun hanya terdiam.

"Gimana keadaan lo, sehat?" tanya laki-laki yang lebih berwajah dewasa pada Adnan, merangkul pundaknya tanpa ragu.

Adnan mengangguk, senyuman kecil memperlihatkan lesung pipi indahnya. "Gue selalu sehat kok, Bang. Tenang aja‚ gue aman!" Adnan mengangkat jempolnya di udara‚ dengan tersenyum lebar, deretan gigi yang tertata rapi terlihat dari rautan wajahnya.

Nathan‚ laki-laki itu juga ikut tersenyum setelah tau kabar adiknya, ia mengelus pelan pundak Adnan dengan lembut.

Adnan memang memiliki kakak laki-laki, yang tidak lain adalah Nathan. Anggota tertua Drakez angkatan pertama‚ yang memiliki jabatan sama seperti Alvaro.

ALTAREZ : DRAKEZ FATEWhere stories live. Discover now