Part 54 - Penyesalan & Harapan

50 0 0
                                    


Waktu telah berlalu dengan begitu cepat, persiapan konser telah di persiapkan dengan sangat matang, hanya tinggal menunggu beberapa hari lagi bagi Jurriaan dan teman-temannya untuk mempersembahkan karya musik orkestral yang penjualan tiketnya telah terjual 85%.

Hari-hari Jurriaan selalu di isi dengan jadwal pekerjaan dan latihan yang sangat padat, ia yang lebih dominan dalam mengurus keperluan acara besar-besaran nanti juga turut menjual tiket untuk teman-temannya, dan semua habis terjual tanpa sisa.

Di sisi lain, ia juga harus mengatur keadaan hatinya yang selalu di hantui rasa khawatir mengenai Olivia, walaupun gadis itu tidak pernah menemani dan mendukungnya secara langsung, tetapi Jurriaan harus Meyakinkan hatinya bahwa Olivia akan selalu mendukungnya di tempat terpisah.

Setelah berlatih cukup intens selama empat jam, isi kepala Jurriaan rasanya ingin pecah karena ia harus menguras fikiran dan emosinya di detik-detik latihan terakhir.
Namun Jurriaan harus berusaha seprofesional mungkin, karena bagaimanapun ia sedang membawa nama baik lemabaga bergengsi yang telah memberikannya banyak kesempatan emas.

"Kepalaku rasanya sakit sekali..."

Keluh Jurriaan setelah selesai dari latihan, saat ini ia sedang duduk di sofa yang letaknya berada dekat ruang pantry Kantor.

"Aku tidak pernah merasakan rasa sakit seperti ini, sebelumnya..."

Jurriaan meneguk segelas air putih yang ia ambil dari dispenser.

"Kamu itu hanya terlalu lelah dan kurang tidur saja."

Ucap Arthur yang sudah sangat memahami kondisi sahabatnya itu.

"Mungkin... jika Olivia ada disini..kepalaku tidak akan sesakit ini.."

Jurriaan menyandarkan tubuhnya di sofa, dengan lembut ia memijat keningnya yang terasa sakit.

"Bagaimana keadaan Olivia setelah kalian saling menjalin kontak beberapa hari yang lalu..?"

Tanya Arthur penasaran, dengan suka rela ia memijat bahu pria itu.

"Aku tidak tahu Ar..Ponsel pribadinya sampai sekarang masih tidak aktif, sepertinya ia tidak akan datang ke pertunjukkan konser,, aku akan meminta Natte untuk mempersiapkan keperluanku nanti.."

Jurriaan menghembuskan nafasnya kasar, ia sudah memiliki feeling jika Olivia tidak akan datang ke acara konser.

"Sepertinya.. setelah acara besar ini Selesai, kita harus refreshing,, aku berencana ingin liburan ke luar Kota,, kalau kau?"

Arthur sudah memiliki agenda tersendiri untuk menyegarkan pikirannya setelah event ini berjalan dengan lancar.

"Aku memiliki rencana untuk berlibur ke luar negri, mungkin ke Paris, aku akan pergi liburan bersama keluargaku.."

Ucap Jurriaan dengan sangat optimis,
Ia ingin menghabiskan masa liburan bersama keluarganya.

"Pergi ke negeri romantis tanpa mengajak kekasih, bagaimana rasanya?"

Dengan sedikit meledek, Arthur ingin tahu jawaban yang keluar dari lisan pria itu.

"Rasanya mungkin aneh haha,, aku tidak tahu,, Jangankan berlibur ke luar negri, pergi berlibur ke luar Kota berdua saja belum pernah, aku dan Olivia jarang sekali berkencan, menonton ke bioskop saja kami belum pernah, dinner romantis? Apalagi..."

Arthur tidak percaya dengan ucapan Jurriaan, iapun tidak menyangka pasangan kekasih ini memiliki intensitas pertemuan yang sangat jarang.

" Apa yang membuat kalian jarang untuk bertemu? sementara yang aku tahu, dulu Kau sangat sering mengajak ex Kau pergi liburan, bahkan sampai liburan ke luar negri"

Olivia Van Aarsen Where stories live. Discover now