My Soul Season 2 (b)

257 31 2
                                    

Rendra tak pernah menduga bertemu dengan adik bungsunya ditempat yang sama suasana canggung langsung begitu pekat ketika sang ibu ikut bergabung. Pinggang Kirana ditarik dan dipeluk erat Rendra ia menegaskan bahwa Kirana adalah miliknya tidak ada yang boleh mengusiknya meskipun itu keluarga sendiri.

Tama mendengus geli melihat tingkah saudara sulungnya terlihat pria itu begitu posesif melindungi perempuan muda yang diakui sang kakak merupakan istrinya. untuk memutus kecanggungan Tama mengajak Rendra beserta keluarga menyantap makanan Jepang.

Tama berdehem memutus keheningan di antara mereka, ia matanya tak berhenti memindai tampilan perempuan yang duduk di samping Rendra cukup muda terlalu jauh umur di antara mereka.

"aku bingung memanggilmu apa karena kemungkinan usiamu di bawahku"

"kamu bisa panggil mbak Kirana"sela Rendra cepat.

Tama tertawa keras hingga sudut matanya berair sungguh lucu memanggil perempuan jauh di bawahnya dengan sebutan "mbak".

"Tama cukup" ibunya memperingati anak bungsunya agar tidak menarik perhatian para pengunjung.

"baiklah aku akan memanggil dia Mbak Kirana" Tama mengerling geli.

Rendra mendengus jengah melihat tingkah saudaranya, lain Tama lain pula sang ibu matanya tak lepas menelisik penampilan perempuan duduk di sampingnya menilai dari ujung kepala hingga kaki kesan pertama yang diberikan adalah sederhana dan menrik pantas Rendra begitu mati-matian membela perempuan itu.

"besok Tembakau Wangi mengadakan Charity yang dicetus oleh darma wanita. Jika ingin menegaskan milikmu mulailah mengenalkannya di depan halayak umum" ucap dingin Sekartaji atau biasa dipanggil Sekar.

Rendra paham betul arah pembicaraan perempuan yang telah melahirkannya menelisik hubungan Sekar dan Kirana bisa dibilang masih ada sekat yang tidak kasat mata Rendra gamang untuk mengizinkan Kirana ikut bersama ibunya.

"Kirana tidak bisa ikut" jawab pendek Rendra.

"Kenapa?"

"aku punya alasan"

"Rendra, jika memang dia istrimu perkenalkan dia di lingkungan kita bukan malah menyembunyikan. Dia harus belajar bagaimana kehidupan Pramudya yang sebenarnya" pandaran matanya menatap penuh arti.

Kirana mati-matian tidak mengeluarkan argumennya karena ia masih menghargai Rendra terlebih Kirana berada di antara keluarga pria tersebut.

"tidak ada bantahan, Mami akan jembut dia jam sembilan pagi"

Rendra berdecak kesal mendengar ucapan ibunya bernada perintah tidak bisa di tolak sama persis seperti ayahnya ternyata jodoh merupakan cerminan diri.

"hai kakak ipar, kamu harus siapkan mental di sana akan ada beberapa pertunjukan dan kejutan yang menyenangkan" kerlingan Tama bernada sindiran.

"Tama!" desis Rendra kurang menyukai sikap adiknya.

Kirana mengerti posisinya tak lebih perempuan spesial di hati Rendra bukan menantu keluarga Pramudya karena sedari awal ibu dari Rendra enggan menyapa dan memanggil namanya artinya statusnya bersifat semu karena sesungguhnya keinginan Kirana terlalu tinggi untuk digapai.

Rendra memeluk tangan Kirana dibasahi keringat dingin tanpa diungkapkan pun Rendra tahu isi hati Kirana yang remuk karena dianggap hanya perempuan bayangan dan tidak memiliki nilai membuat sudut hati Rendra perih tak semudah dibayangkan dan diucapkan realitanya Kirana sulit di terima keluarga Pramudya.

"its, oke"

Kirana memaksakan senyumnya di depan Rendra meski matanya berkaca-kaca ia bukan perempuan lemah dan cengeng tapi entah kenapa hatinya mendadak sendu setelah pertemuannya dengan keluarga pria itu sekelibat bayangan buruk memenuhi kepala Kirana, terlalu banyak kemungkinan-kemungkinan buruk sehingga Kirana tak bisa menghentikan laju tangisnnya.

SHORT STORYWhere stories live. Discover now