My Soul Season 2 (a)

466 31 0
                                    

"Kirana seandainya kita balik ke kampung halaman kamu bagaimana?" Kirana mengernyitkan dahi tidak mengerti arah ucapan Rendra.

Sejak pulang dari kantor Kirana merasakan suasana berbeda dari sang suami lebih banyak diam dan kurang fokus jika Kirana mengajak berbicara ia tahu Rendra pasti memikirkan sesuatu sama persis menjelang kepergian pria itu delapan belas tahun lalu.

Rendra meraup udara dengan rakusnya lalu menghembuskan pelan setiap tarikan nafas berharap beban di dada bisa terlepas. "Laura berusaha mengusirku dari Tembakau Wangi, dia memilki kendali yang basar sehingga aku tidak mampu melawan, ditambah Papi berada di pihaknya" ungkap gamblang Rendra.

Sejenak Kirana mencerna informasi yang diberikan Rendra artinya sewaktu-waktu suaminya bisa kehilangan jerih payahnya selama ini. meski tidak ingin ikut campur persaingan Tembakau Wangi Kirana berharap kehadirannya bisa sebagai penawar keresahan Rendra ia pun membawa tubuh suaminya ke dalam pelukan.

"aku nggak pernah memandang kamu dari segi harta atau pun kedudukan bagiku kamu tetap menjadi Mas Rendra yag sederhana dan apa adanya"

"kita mengenal dari bukan siapa-siapa dan juga tanpa adanya harta. Aku bangga hasil keringat suamiku sendiri meski itu hanya nasi sepiring berdua"

Segala kerisauan menguar saat mendengar ungkapan Kirana di dalamnya terdapat sebuah keserhanaan dan kesetiaan. "aku nggak salah memilih perempuan menjadi istri dan ibu anakku" pandaran mata Rendra tak bisa berhenti menatap dalam sang belahan jiwa.

Kirana merasa menjadi makhluk paling berguna di saat suaminya berada di titik paling bawah setidaknya ia berguna saat di butuhkan Rendra sebab selama ini Rendra hanya sendirian menghadapi gemburan tekanan dari orang-orang terdekatnya. Kirana tidak salah mencintai pria yang berani mempertaruhkan segalanya demi ia dan Isyana.

"bila saat nanti aku tidak ada, aku ingin ada yang menjaga kalian"

"jangan bilang begitu Mas, kita akan selalu bersama selamanya hingga menua bersama"

"kamu masih muda Kirana aku ikhlas jika nanti kamu menemukan laki-laki lain setelah aku tiada"

Kirana langsung saja menutup mulut Rendra yang merancu tidak jelas ia tidak kepikiran hingga ke sana. baginya cukup Rendra hingga akhir hayat meski nantinya siapa yang lebih dahulu di panggil Tuhan.

"tak akan ada cinta yang lain hanya kamu satu-satunya"

Kirana memungut bibir Rendra meredam keraguan dari dalam diri suaminya ciuman yang sarat sebuah pengabdian seorang istri tanpa pamrih. Rendra pun memejamkan mata hanya Kirana yang mampu menghilangkan segala kegelisahannya hanya Kirana bukan yang lain.

Malam semakin sunyi hawa sejuk menyapa sepasang belahan jiwa saling berbagi kehangatan memastikan bahwa semuanya akan terlewati karena yakin orang benar akan menang juga melawan segala kecurangan meski itu sulit dilakukan. Rendra merengkuh hangat tubuh Kirana ke dalam pelukan menghirup rakus aroma tubuh Kirana mengantarkan ketenangan jiwa malam semakin larut matanya sulit dipejamkan lantas ia merasakan usap lembut di dada ternyata Kirana pun masih terjaga.

"Mas semuanya akan baik-baik saja seperti yang tempo hari kamu ucapkan dan aku percaya dengan kata-kata itu"

"terima kasih Kirana kamu bertahan hingga tahap yang sangat melelahkan tapi kamu tidak pernah mengeluh aku pun tidak bisa membayang bagaimana perasaanmu delapan belas tahun yang lalu"

"yang pasti jangan tinggalkan aku apapun rintangannya aku mohon Kirana kita lewati bersama" sambung sendu Rendra.

"tentu Mas, aku tidak akan lelah berdiri di sampingmu karena kamulah pria yang aku cintai dan ayah anak-anaku"

SHORT STORYWhere stories live. Discover now