My Soul (End)

748 45 3
                                    

Karir Kirana dewasa ini sedang menanjak ia kuliah menyambi magang di salah satu kantor selain menambah ilmu ia juga ingin menjalin mitra dan relasi. Berjalannya waktu ia membuka diri dengan hal-hal baru tidak terkungkung dengan masa lalunya yang belum usai. tak apa masih ada yang akan menghiburnya yaitu keluarga kecilnya.

Berbeda halnya yang terjadi di ruang makan yag dihiasi kemewahan terjadi ketegangan putra sulung dengan kepala keluarga, keduanya seakan tidak ingin menurunkan ego masing-masing suasana begitu panas dilanda keheningan.

"Mahesa, cukup kamu ikuti alur yang Papi ciptakan maka kamu tidak perlu pusing memikirkan provit perusahaan kita"

'cukup Papi! aku cukup dewasa memutuskan yang terbaik bagi karyawanku" sanggah Rendra tak mau kalah.

"lihat kekacauan yang di buat oleh otak bodohmu itu, para pemegang saham menarik dananya dari perusahaan kita"

"mereka terpengaruh sentimen negatif"

"karena laba tahun ini cenderung menurun dari tahun kemaren. Jadi ikuti skenario Papi jangan memantah"

Tanpa sopan Rendra berani mendengus mendengar perintah ayahnya ia melupakan tata krama yang di junjung tinggi keluarganya. reaksi Rendra merupakan bentuk dari akumulasi kekecewaannya terhadap keluarga selalu mengatur dan mendikte Rendra. ia akui jengah menghadapi gelombang prolemba masalah keluarganya ingin rasanya kembali ke masa lampau masa dimana ia hanya memikirkan Kirana dan calon anak mereka.

"besok kita harus menghadiri pertemuan dengan investor asing, ayahku sudah melobi para investor itu menanamkan modal di perusahaan kita" itu suara perempuan yang di pilih ayahnya menjadi istrinya.

"silahkan hadiri sendiri, aku punya jadwal tersendiri" ucap pendek Rendra.

"tunggu, aku belum selesai bicara. kamu harusnya berterima kasih kepadaku karena telah membuat perusahaaan bangkit kembali. tanpa keluarga kalian bukan apa-apa" balasnya menohok.

"Laura, Laura perlu aku ingatkan jika tanpa kalian pun aku mampun mendirikan perusahaan. kamu yang bisa berdiri di belakang nama besar keluargamu tidak ada prestasi yang bisa kamu banggakan sangat meggelikan" ucap Rendra menatap Laura sorot cemooh.

"Rendra, kamu harus ingat siapa aku. akulah yang membantu kalian semua" Laura menggeram kesal karena terpancing emosi mendengar ucapan pria berstatus suaminya.

Tanpa perlu membalas ucapan perempuan itu Rendra meninggalkan Laura bersama asistennya. Sesak berada di tengah-tengah keluarga yang tidak pernah membuatnya bernilai, hanya dianggap sebagai pemberi keuntungan belaka.

Kesunyian malam tak mampu menghentikan jerit hati seorang Mahesa Rendra Pramudya, ia diharuskan berlakon bak seorang pengusaha memiliki keluarga sempurna. Tak jarang ia seperti boneka dugu di depan halayak ramai demi nama baik semata. Padahal hatinya meronta-ronta ingin menemui perempuan yang berhasil mengusik pikiran serta hatinya.

Sambungan telpon kala itu menguncang seorang Rendra dia harus memilih pilihan yang sulit di telaah dengan akal sehat. di beri pilihan kembali menjadi Mahesa Rendra Pramudya dengan segala gemerlap kekayaan yang melimpah atau menjadi Mahaesa Rendra tanpa embel-embel Pramudya, awalnya Rendra yakin memilih menjadi Mahesa Rendra saja alasannya cukup jelas menginginkan Kirana dan calon anaknya. tetapi, pilihan Rendra pasti ada kosekuensinya jika ia berbuat nekat menemui Kirana maka ayahnya tak segan-segan melukai Kirana yang saat itu masih hamil di bulan ke tujuh.

Tentunya Rendra tak bisa menerima ancaman sang ayah, ia melakukan perlawanan, dengan menjual seluruh saham atas namanya ia nekat meninggalkan kehidupannya menemui Kirana. Belum sempat Rendra bertemu Kirana, ia mengalami kecelakaan tunggal menyebabkan kakinya harus di pasang Pen dan butuh istirahat enam bulan.

SHORT STORYHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin