5. Rafael Robert

84 21 7
                                    

Raina memijat alisnya karena kepalanya yang terasa sangat penting, hari ini pasiennya sangat banyak dan Raina semua yang menghandle karena dokter anak lainnya kebetulan sedang cuti. Belum lagi permintaan Ibunya yang semakin membuat kepala Raina ingin pecah, malam ini setelah dari rumah sakit ia masih harus menyelesaikan satu misi lagi, yaitu makan malam bersama anak salah satu teman Ibunya itu. Sebenarnya Raina ingin membatalkan acara makan malam ini jika dirinya tak memikirkan perasaan Ibunya

Alhasil setelah menyelesaikan pemeriksaan terakhir, Raina bergegas menuju ruangan pribadinya untuk bersiap-siap, untung saja dirinya sudah membawa pakaian yang akan ia pakai malam ini jadi dia tak perlu repot-repot pulang ke rumah terlebih dahulu yang pastinya akan memakan banyak waktu

Tak butuh banyak waktu untuk Raina bersiap, ia bahkan tak perlu memakai banyak make up untuk mempercantik diri karena wajahnya mau seperti apapun akan tetap terlihat cantik

Tak butuh banyak waktu untuk Raina bersiap, ia bahkan tak perlu memakai banyak make up untuk mempercantik diri karena wajahnya mau seperti apapun akan tetap terlihat cantik

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ketika Raina membuka pintu ruangannya, beberapa orang yang kebetulan melintas di sana bahkan sampai terkesima melihat kecantikan alami seorang Raina. Cantik dan Elegan, itulah yang kerap kali orang katakan padanya. Mengabaikan tatapan orang-orang padanya, Raina berjalan dengan pandangan lurus menuju ke parkiran tempat mobilnya berada. Kalau bukan karena Ibunya, ia tidak akan sudi menjadi pusat perhatian seperti ini

"Raina?"

Raina menoleh saat seseorang memanggil namanya, rupanya Marcel lah si pemilik suara itu "Pak Marcel?" Raina melirik sekitar, tapi tidak menemukan keberadaan anak-anak laki-laki itu, karena biasanya jika ia bertemu Marcel pasti anak-anaknya pun juga ada "Siapa yang sakit?" Tanya Raina

"Lula, beberapa hari ini dia susah makan dan akhirnya jatuh sakit" Jawab Marcel

Raina mengerti, pantas saja beberapa hari ini dia jarang melihat Lula "Dia di rawan inap?" Marcel mengangguk lagi

"Kamu mau pergi kemana?" Tanya Marcel setelah melihat penampilan Raina dari atas sampai bawah

"Aku mau ketemu sama temanku" Marcel tersenyum, menyadari Raina tidak lagi menggunakan bahasa formal padanya

"Bawa kendaraan sendiri?"

Raina mengangguk "Seperti biasa"

Marcel tersenyum "Ya udah kalau begitu hati-hati, malam ini kayaknya mau hujan deres"

"Iya terimakasih, salam buat Lula semoga cepet sembuh dan maaf karena aku belum bisa jenguk dia" Sebenarnya Raina ingin sekali melihat keadaan Lula, tapi ia sudah memiliki janji pada seseorang dan tidak mungkin ia batalkan begitu saja

Marcel mengangguk "Nggak apa-apa Rai, lagipula kamu kelihatan buru-buru" Raina balas dengan senyuman dan kemudian pamit pergi

Sedangkan Marcel, di tempatnya berdiri ia hanya bisa memperhatikan punggung Raina yang mulai menjauh. Marcel jadi teringat Lula yang mogok makan karena Marcel melarangnya bertemu dengan Raina

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 09 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Sayap Putih Where stories live. Discover now