Prolog

397 23 1
                                    

Seorang laki-laki dewasa terlihat berjalan kesana kemari sembari menenangkan putri kecilnya yang malam ini sedikit lebih rewel. Bocah dua tahun itu terbangun di malam hari karena perutnya lapar, sedangkan sang ibu justru entah kemana. Marcel sangat amat murka tentunya, di saat dirinya pulang bekerja istrinya tidak ada di rumah dan yang lebih membuatnya geram adalah anak-anaknya yang di telantarkan padahal ini sudah tengah malam

Berdasarkan kesaksian Zerga, anak pertamanya dengan Kaluna, Istrinya itu pamit untuk berkumpul bersama teman-temannya sedari jam tujuh malam namun hingga kini Kaluna belum juga kembali. Tidak ingin hilang akal, Marcel menghubungi semua rekan-rekan Kaluna tapi nihil! ternyata istrinya itu berbohong. Kalau sudah begini, Marcel yakin bahwa istrinya itu pergi bersama dengan kekasih gelapnya

Bukan lagi menjadi sebuah rahasia bagi Marcel, Istrinya itu memang bermain belakang dengan laki-laki lain yang dia adalah mantan dari Kaluna. Satu tahun terakhir, rumah tangga Marcel dan Kaluna memang sudah tidak baik-baik saja atau bisa di katakan sudah di ambang kehancuran. Istrinya itu mulai suka keluar malam dan juga tidak lagi perhatian seperti sebelum-sebelumnya hingga suatu saat Marcel mengetahui jika Istrinya berkhianat. Saat itu Marcel memang menjadi seseorang yang terlihat bodoh demi anak-anaknya yang masih sangat membutuhkan sosok seorang ibu. Marcel memaafkan Kaluna dan membuat perjanjian jika Marcel akan tetap berdiri pada ikatan pernikahan asal Kaluna mau menjadi ibu yang baik untuk anak-anaknya, namun seiring berjalannya waktu Kaluna justru semakin tidak peduli pada dirinya dan juga anak-anak. Malam ini adalah puncak dari segala kesabaran yang di miliki Marcel

Marcel menatap putri kecilnya yang sudah tertidur kembali setelah meminum susu, dirinya letakkan putrinya tersebut ke dalam kamar. Laki-laki itu juga menyuruh ketiga anaknya yang lain untuk kembali tidur sedangkan dirinya akan menunggu sang istri kembali. Setelah memastikan anak-anaknya tidur dengan nyaman, Marcel kembali ke ruang tamu. Bersamaan dengan itu, pintu rumah terbuka dan seseorang yang ia tunggu-tunggu muncul di hadapannya

"Ingat ini jam berapa?" Tanya Marcel dengan tatapan dinginnya

Kaluna merotasikan matanya "Aku capek, mau tidur" Namun sebelum wanita itu melenggang, Marcel berhasil meraih tangan sang istri terlebih dahulu

"Kamu pergi sama laki-laki itu lagi?"

"Kalo iya emang kenapa? aku sumpek di rumah terus! salah kalo aku mau menghibur diri sebentar?"

Marcel menggepalkan tangannya dengan erat "Kamu masih tanya ini salah apa nggak? keterlaluan kamu Kaluna! kamu tega menelantarkan anak-anak kamu demi laki-laki seperti Kaivan?!"

"Apa maksut kamu mas?! aku nggak pernah nelantarin anak-anak!"

Marcel terkekeh "Nggak pernah? terus dengan kamu ninggalin mereka di rumah sendiri itu apa namanya kalau bukan nelantarin? kamu nggak mikir gimana kalo semisal mereka mainan kompor atau sebagainya! minggu lalu di dusun seberang ada anak yang meninggal karena kebakaran! kamu tau apa penyebabnya?" Marcel menjeda ucapannya sembari menatap tajam Kaluna "Penyebabnya karena ibunya ninggalin dia sendirian di rumah!"

"Kalau begitu kenapa nggak kamu aja yang pulang lebih awal?!"

Marcel mengacak rambutnya frustasi "ASTAGA!! AKU KERJA KALUNA! KERJA!!"

"TERUS AJA JADIIN PEKERJAAN SEBAGAI ALASAN! AKU JUGA CAPEK MAS! AKU CAPEK NGURUS EMPAT ANAK SENDIRIAN! KAMU PIKIR DI RUMAH TENANG-TENANG AJA?! SEANDAINYA AKU TAU BAKAL KAYAK GINI, MENDING DARI AWAL NGGAK MELAHIRKAN MEREKA KE DUNIA!"

Plak

Wajah Kaluna tertoleh ke samping setelah mendapat tamparan dari Marcel. Kaluna menatap tak percaya ke arah Marcel, matanya berkaca-kaca. Sedangkan Marcel yang masih di selimuti amarah menatap Kaluna dengan kekecewaan yang mendalam

"Sadar Kaluna! kamu itu seorang ibu, apa pantas seorang ibu bicara seperti itu ke anak-anaknya?"

"Itu salah kamu sendiri! ingat mas! kita nikah itu karena perjodohan, mungkin di awal aku sempat termakan sama cintamu tapi sekarang nggak lagi! mau sampai kapanpun cintaku cuma satu yaitu Kaivan" Ucap Kaluna dengan Isak tangis

Marcel mengangguk "Maaf, maaf kalau aku udah rebut kamu dari Kaivan. Tapi Kaluna, sekarang keadaannya udah beda! kamu udah punya suami dan anak, seharusnya kalau kamu wanita baik-baik kamu nggak akan berhubungan dengan nya lagi!"

Kaluna menggeleng "Nggak! Aku nggak bisa hidup tanpa Kaivan, kebahagiaan ku cuma dia mas"

"Tapi aku suami kamu Kaluna!"

"Sekarang nggak lagi!"

"Maksudnya?"

"Aku mau kita cerai"

Seketika tubuh Marcel membeku, matanya merah menahan air mata. Sekarang yang dirinya fikirkan adalah anak-anak "Kaluna? kamu jangan main-main-"

"Aku serius! aku mau kita cerai dan mulai malam ini aku nggak mau lagi tinggal satu atap sama kamu!"

"KALUNA!"

"APA?!"

"Selama ini aku udah berusaha nahan buat pergi dari sini demi anak-anak mas! tapi aku udah nggak sanggup! aku mau cari kebebasanku sendiri! aku mau hidup sesuai keinginan ku!"

"Lalu anak-anak?"

Kaluna menatap Marcel sembari tersenyum "Masalah anak-anak kamu tenang aja, aku nggak akan bawa mereka. Lagipula aku nggak mau mereka jadi pengganggu di dalam hubunganku sama Kaivan"

Marcel menatap tak percaya, benarkah yang di hadapannya ini adalah Kaluna yang ia nikahi delapan tahun lalu? demi tuhan Marcel tidak lagi mengenalinya "Kamu tega ninggalin anak-anak?"

"Kenapa nggak? dari dulu aku memang nggak mau punya anak! kamu dan keluarga kamu yang maksa aku buat punya anak! sekarang kamu urus aja sendiri anak-anak nggak berguna itu! cuma bisa nyus-"

"Stop! oke kalau itu mau kamu! aku bakal urus surat cerai secepatnya dan anak-anak akan tetap sama aku! tapi, jangan salahkan aku kalau suatu saat mereka menolak kehadiran kamu lagi" Ucap Marcel yang mampu melukai hati kecil Kaluna. Mau bagaimanapun dia tetap seorang ibu, tapi saat ini ia ingin egois. Ia ingin hidup bebas seperti dulu

"Bagus kalau begitu, aku kemasi barang-barang sekarang"

Marcel mengangguk dan mempersilahkan Kaluna berbuat sesukanya. Tanpa di sadari, seorang anak laki-laki berusia Tujuh tahun mendengar semuanya. Dan mulai hari itu, di dalam hatinya tersimpan sebuah dendam yang tak mampu ia ungkapkan dan hanya bisa ia simpan sendirian

_____________________________________________

Assalamualaikum semuanya

Gimana nih hari pertama puasanya? semoga lancar yaa

Cerita ini baru banget lohh, mikirnya aja dadakan. Ini cerita aku buat sebagai pengganti cerita-cerita yang aku hapus yaa. Semoga kalian mau memaafkan Author yang cantik jelita ini

Sekian terimakasih

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh

Sayap Putih Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz