bab 53

870 20 1
                                    

Sakit ? Tentu saja , apalagi saat Louis mengatakan kalau dirinya hanyalah partner di atas ranjang .

Oh tuhan , sakit sekali bahkan tamparan dan siksaan yang di terimanya dari Elliot tak ada apa-apa nya di bandingkan rasa sakit yang mendera hati nya.

" Ternyata kau sama sekali tidak berguna !" Elliot menghempaskan kepala Anin setelah puas menjambaknya.

Anin tersenyum sinis di tengah-tengah wajahnya yang sudah babak belur , aish untuk tersenyum saja rasanya ia seperti mau pingsan.

Tapi ia harus bertahan ,bukan untuk dirinya sendiri,bukan juga untuk si bajingan Louis ,tapi Brian ! Mereka bahkan belum bertemu sama sekali , padahal Louis maupun Tere bilang kalau adiknya sudah jauh lebih baik.

" Sudah ku bilang kau salah orang , tapi kenapa kau terus saja ngeyel "

" Tutup mulut mu jalang !" Satu tamparan kembali menghampiri pipinya.

Airmata yang berusaha di tahannya pun mengalir begitu saja,itu sakit sekali tapi ia berusaha untuk tak bersuara sedikit pun ,malah bibirnya terus menyunggingkan senyum.

Tiba-tiba Elliot menarik wajahnya, namun yang membuat Anin heran ,pria itu melakukan nya dengan lembut ,terlebih saat pria itu mengusap darah yang keluar dari sudut bibirnya menggunakan ibu jari kasar nya.

"Kau mengingatku pada seseorang " Anin menaikkan sebelah alisnya.

" Memang tak begitu mirip , tapi cara kau tersenyum sama seperti nya " pria itu mendesah berat.

Apa yang ia katakan, siapa yang pria itu maksud?.

"Harusnya aku tak menyakiti mu , ku harap kau tidak membenci ku , kau tau aku melakukan ini semua karena ayah Louis membunuh cinta pertama ku "

Jangankan Anin ,anak buah Elliot saja terkejut melihat sikap bos nya yang tiba-tiba itu

" Tuan apa yang anda lakukan "

" Aku tidak meminta kau untuk berbicara brengsek!" Sergah Elliot , anak buahnya kembali membisu.

" Apakah ini sakit ?" Elliot menyentuh bibirnya yang membengkak karena tamparan yang di terimanya berkali-kali.

" Kau pikir?" Sergah Anin ,namun suaranya terdengar lemah.

" Astaga kau ini benar-benar menyebalkan,tapi maafkan aku ,aku pikir kau orang yang begitu berharga untuk si brengsek itu , makanya aku menyiksa mu "

" Aku sudah memberi tahu mu sebelumnya tuan "

Elliot terdiam , ia bergerak menjauh dari Anin , menyambar air minum lalu memberikan nya pada gadis itu.

" Minum lah "

Anin terlihat ragu , meskipun tak bisa di pungkiri tenggorokan nya terasa begitu kering.

" Minumlah ,ini bukan racun " karena Anin tak lekas membuka mulut nya , akhirnya pria itu menarik kembali botol itu ,menenggak isinya lalu menatap Anin datar.

" Kau sudah percaya ?" Anin menganggukkan kepalanya ,pria itu tersenyum tipis lalu kembali mengulurkan air mineral itu pada Anin.

Anin membuka mulutnya,lalu menenggak air itu secara perlahan , rasanya aneh karena bercampur dengan darah ,tapi tidak apa-apa, setidaknya bisa menghilangkan rasa dahaga yang mendera nya dari tadi.

" Good girl" pria itu mengusap Surai nya dengan lembut.

" Tuan "

" Hmm ?" Elliot mengangkat sebelah alisnya, menantikan Anin mengatakan sesuatu.

" Aku ingin ke kamar mandi "

" Aish kau ini benar-benar menyusahkan, apa kau mau berjanji untuk tidak kabur setelah aku melepas ikatan itu ?" Anin terkekeh pelan.

Mafia Posesif Where stories live. Discover now