bab 27

2.1K 30 0
                                    

Louis menatap hamparan kebun kopi dari balkon kamarnya , dengan kedua lengan yang bertumpu pada pagar setinggi pinggang orang dewasa.

Di sinilah tempat favorit nya jika suasana hatinya sedang kacau , bayangan Anin tak lepas dari ingatannya ,ada rasa bersalah yang bersarang di dalam relung hatinya ,namun secara bersamaan ada rasa kesal yang tak bisa di ucapkan dengan kata-kata.

Ia tau kalau gadis itu memiliki mulut yang sangat pedas tapi ia tidak menyangka kalau Anin akan melontarkan kalimat yang sangat di bencinya.

Kenapa seluruh orang di dunia ini menganggap nya sebagai pengecut,Louis sangat membenci kata itu ,siapa manusia sialan pertama kali yang menciptakan kata itu ,Louis paling tidak suka di remehkan ,ia hanya ingin membela gadis itu ,tapi lihatlah apa yang gadis itu berikan kepadanya.

Anin tidak tau bagaimana gila nya dirinya saat ada seseorang yang mencoba menyakiti nya,tapi Anin seperti nya tak suka mendapatkan perhatian darinya sebesar itu.

Tiba-tiba terdengar sebuah ketukan pintu yang menganggu ketenangannya,ia mencoba tuli untuk beberapa saat namun ketukan itu terus terdengar.

Louis mendengus kesal , ia Merapikan tali piyama nya yang terasa kendor karena aktivitas ringannya lalu bergerak masuk kedalam kamar nya untuk membuka pintu.

Siapa gerangan yang berani menganggu waktu tenang nya , bukannya ia sudah mengumumkan tak boleh ada yang menganggu nya jika ia sudah memasuki kamar itu dengan waktu yang sangat lama.

" Tuan " ia menaikkan sebelah alisnya saat melihat seseorang yang tengah di pikirkan nya , tengah berdiri dengan ekspresi ragu-ragu .

" Ada apa ?" Sebisa mungkin Louis bersikap tenang dan sedikit acuh , karena entah kenapa pikiran liar nya kembali bersarang pada otaknya saat melihat kegugupan gadis itu.

" Tuan anda tidak apa-apa kan ? Anda tidak keluar dari kamar dari tadi siang "

Louis mencoba menahan bibirnya untuk tidak mengulas senyum ,gadis itu terlihat begitu salah tingkah.

" Memangnya kenapa ? Kau mengkhawatirkan ku ?"

Anin menggelengkan kepalanya kuat ,ia semakin terlihat salah tingkah dan menurut Louis gadis itu terlihat sangat seksi dengan ekspresi wajah seperti itu.

" Tidak , untuk apa aku mengkhawatirkan mu ,kau bukan anak kecil lagi ,tapi emm... Tuan untuk tadi aku minta maaf "

Suara Anin nyaris hilang di akhir kalimat nya ,Louis berusaha mendongakkan wajah nya lalu tersenyum tipis ,dengan begitu Anin tak akan tau kalau ia tersenyum karena ia begitu mungil , apalagi dengan jarak sedekat itu .

Setelah itu ia kembali menatap gadis itu dan Anin terlihat semakin salah tingkah, siapa pun tolong , gadis di depannya itu begitu menggemaskan hingga Louis tak dapat menahan dirinya lagi.

Ia menyambar tangan gadis itu lalu menariknya kedalam kamar nya , semua ia lakukan dengan tiba-tiba sehingga gadis itu tidak memiliki waktu untuk memberontak.

" Tuan apa yang kau lakukan ?" Wajah itu terlihat panik saat ia menyudutkannya pada pintu kamar nya yang sudah ia kunci terlebih dahulu.

" Bukannya kau ingin minta maaf kepadaku ? Apa yang aku dapat jika aku memaafkan mu ?"

Anin seperti mengerti apa yang ia maksud , tiba-tiba gadis itu mendorong nya dengan sangat kuat hingga ia mundur beberapa langkah.

" Dasar pria mesum " umpat nya kesal lalu berbalik untuk membuka pintu ,sayang nya Louis sudah mengamankan kunci itu ,karena ia yakin akan mengalami penolakan ini.

" Tuan kenapa di kunci,mana kunci nya?" Gadis itu masih mencoba memutar kenop pintu ,sungguh gadis yang sangat gigih.

Dan di mata Louis Anin semakin terlihat seksi dan menggemaskan jika panik seperti ini.

Mafia Posesif Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang