bab 45

1.4K 26 2
                                    

Pria itu menghela napas pelan ,tatapan matanya begitu tajam , memperhatikan bangunan megah dengan interior kuno namun sangat elegan , tempat itu adalah tempat di mana ia di besarkan dengan segala siksaan dari ayah angkatnya.

Tak banyak perubahan yang terjadi pada bangunan itu sejak terakhir kali ia menginjakkan kaki di mansion itu ,ibunya bilang tak mau merubah apapun karena ada banyak kenangan bersama suaminya.

Cih ! Lihatlah betapa bodohnya manusia jika sudah terperdaya oleh cinta , bahkan setelah rasa sakit bertubi-tubi yang di berikan ayah nya ,ibunya masih setia kepada pria keparat itu.

Gavin kembali menekan dadanya yang terasa sakit , bukan karena ia telah bernostalgia dengan masa lalu keparat itu , ia sudah lama melupakannya,tapi karena ia tidak siap dengan kenyataan yang akan ia hadapi , ia tidak siap jika harus melihat ibunya mengakui semua perbuatannya kepada Anin, sungguh jika itu benar , dunianya benar-benar sedang tidak baik-baik saja.

" selamat pagi tuan " sapa seorang maid yang berpapasan dengannya di koridor mansion.

Gavin hanya mengangguk , tak sengaja ia melihat seorang gadis yang sangat familiar sedang keluar dari pintu utama , senyum gadis itu merekah saat pandangan mereka bertemu.

" Tuan anda datang " sapa gadis itu basa-basi.

" Iya , bagaimana keadaan dokter al ?" Mendengar Gavin menyebut nama dokter al membuat tala tersipu malu.

" Dia sudah jauh lebih baik tuan "

" Syukurlah, mommy ada ? " Tala menganggukkan kepalanya.

" Ada , nyonya baru saja pulang dari rumah sakit , sekarang dia ada di ruang kerja nya ,ada Emilio juga di sana "

Mendengar nama Emilio di sebut membuat hati Gavin bergejolak , sepertinya tala mengerti dengan perubahan raut wajah Gavin , hingga ia mengurungkan niatnya berbasa-basi dengan Gavin dan memutuskan untuk pamit pergi.

Plak!!

Suara tamparan untuk yang kesekian kalinya terdengar nyaring di dalam ruangan tertutup itu ,membuat Emilio mengusap kedua pipinya yang terasa kebas.

Napas Ellya memburu setelah mendengar laporan dari Emilio dan beberapa anak buah nya yang lain.

Bagaimana bisa Gavin mengetahui bahkan sampai berhasil menggagalkan rencananya.

" Mengurus satu gadis saja kalian tidak becus ! Padahal kalian sudah main belakang , sangat memalukan!!" Maki Ellya untuk yang kesekian kalinya.

Wanita paruh baya itu menghempaskan tubuhnya di atas kursi kerja , tangannya tak berhenti memijit kepalanya yang terasa sakit .

Hilang sudah angan-angannya untuk tidur tenang yang ia rencanakan sejak semalam .

" Anak itu juga kenapa ? Hanya karena seorang gadis ia sampai membunuh andrew ,bukankah itu lebay sekali , toh tidak ada yang hilang dari gadis sialan itu !"

Monolog nya , dan tanpa ia sadari seseorang tengah memperhatikan mereka dari celah pintu yang tertutup tidak terlalu rapat.

" Bagaimana ini , anak itu kenapa jadi berani menentang semua keputusan ku seperti louis"

Wajah cantik Ellya mengeras , tangannya tak berhenti mengetuk meja kerjanya siapapun yang melihatnya akan tau kalau Ellya tengah panik,

ia sibuk memikirkan alasan jika Gavin menanyakan nya, jauh di dalam hati kecilnya ia takut kalau anak itu hilang respect padanya , ia tidak mau Gavin membenci nya , bagaimana pun juga anak itu sudah ia anggap seperti anak nya sendiri,bahkan sejak ia melihatnya pada pandangan pertama.

Mafia Posesif Where stories live. Discover now