bab 9

2.2K 42 0
                                    

"tuan sebenarnya nona Anin , dia ...."

Louis menghela nafas nya dengan kasar , jadi Anin adalah gadis itu ? Gadis tembem yang ceriwis ,namun sangat perhatian.

Gadis yang membuat hari-hari nya berwarna setelah bertemu dengannya dan juga keluarganya .

Kerinduan di dadanya semakin membuncah tatkala mengingat kenangan keluarga kecil itu , mereka tak bergelimang harta seperti dirinya,namun kehangatan yang di ciptakan oleh keluarga itu terpatri indah dalam ingatannya.

Membuat nya gagal move on dari kehangatan yang ada di dalam keluarga itu , bahkan membuatnya patah hati saat mengetahui keluarga itu menghilang bagai di telan bumi.

Nggak ada informasi spesifik dari para tetangga nya ,karena ia juga tak lama mengenal keluarga itu makanya ia tak tau banyak tentang mereka,namun kehangatan yang mereka berikan ,berhasil mengakar dalam hidup nya .

Kini pencarian nya telah usai , ia menemukan gadis itu tapi tidak dengan keluarga nya ,karena dirinya lah penyebab kedua orang tua Anin meninggal.

Hembusan angin senja menerpa wajahnya namun tak mampu menjadi penawar kerisauan yang tengah melandanya.

Apa yang harus ia katakan kepada Anin ? Akan kah ia memberi tahukan kebenaran tentang kecelakaan yang menimpa keluarganya? Apakah Anin mau memaafkannya atau justru gadis itu malah membenci nya.

Tidak..

Ia tidak bisa kehilangan gadis itu lagi , ia akan menyembunyikan semuanya ,biarlah gadis itu beranggapan kalau kecelakaan itu sebagian rekayasa dari bibi nya .

Jhon sudah melaporkan semuanya,secara detail hingga ia tau kemalangan seperti apa saja yang menimpa gadis itu setelah kepergian kedua orang tua nya.

" Kakak ,kamu kenapa ? "

15 tahun lalu gadis kecil dengan pipi tembam menghampiri nya dengan wajah polosnya yang di selimuti raut wajah khawatir.

" Kakak nggak apa-apa kok "

Louis yang kala itu tengah berusia 20 tahun mencoba bangkit dari jatuh nya ,ia meringis menahan sakit karena ada luka di beberapa titik tubuh nya ,karena kecelakaan kecil yang membuatnya terpental dari motor gede nya .

" Itu ada darah , ayo kak ikut Anin ke rumah " gadis kecil itu membulatkan matanya ,ia panik melihat darah yang keluar dari lengan dan lutut Louis.

Louis menarik kedua ujung bibirnya, entah kenapa ia begitu bahagia melihat gadis berusia sekitar 7 tahun itu panik saat melihat nya terluka .

Ia mencoba berjongkok untuk menyamai tinggi gadis itu ,bibir nya menahan rintihan yang hampir saja keluar karena lukanya bergesekan dengan baju nya .

" Memangnya kenapa kakak harus ikut ke rumah Anin "

" Biar lukanya di obati bunda ,bunda Anin hebat loh kak " Louis tersenyum tipis .

" Anin rumah nya dimana ? Kesini sama siapa ?"

" Rumah Anin nggak jauh dari sini ,ayo ikut Anin ke rumah "

Dengan antusias gadis tembem itu menarik tangannya, ia tak kuasa menolak nya , terpaksa ia mengikuti gadis kecil itu dengan meninggalkan motor nya di pinggir jalan.

Dengan ragu Louis memasuki rumah petak berukuran sedang yang di klaim oleh Anin sebagai rumah nya , kondisi nya sangat berbanding balik dari kemewahan yang biasa ia terima dari orang tuanya.

Louis di sambut dengan hangat oleh bunda Anin , dengan telaten wanita paruh baya itu mengobati lukanya ,sungguh hal itu membuat nya iri pada gadis kecil itu .

Mafia Posesif Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang