²⁶

10 0 0
                                    

uweee udh setengah jalan aja cerita ini🧚 seperti biasa tekan bintang dan tandai typo ciso🐳🐳🐳
Happy reading 🌷🌷

Di hari minggu yang cerah ini, kediaman Nabastala tengah sibuk mempersiapkan pesta ulang tahun si sulung.

Tepat hari hari ini Naya beranjak ke kepala 2,5 yang artinya 25 tahun. Selama ia hidup di muka bumi sudah banyak cobaan yang ia lalui, namun kedepannya pasti akan ada cobaan yang harus ia cobain.

Pagi ini sudah ada beberapa tukang yang ia sewa untuk menghiasi rumahnya. Mengapa harus di hias? Seperti anak tk saja.

Loh mengapa? Ini kan uang dia kenapa kalian yang repot. Hiasannya juga bukan tema sophia atau hello jadoo, masih di bilang simpel namun elegan. Karena malam ini banyak tamu yang akan datang, jadi ia usahakan agar sempurna.

"Pak lampunya agak ke kanan dikit," perintah Naya melihat tataan lampu yang kurang pas.

Lalu ia melihat ke bagian dekorasi, merasa tak ada masalah Naya lantas pergi ke lantai atas dengan tangan membawa sekotak buah strawberry. Setibanya di lantai atas, Naya lantas membuka pintu bewarna hitam itu.

"Jangan khawatir gitu, percaya sama gue," ucap seorang laki-laki yang masih bergulung di tengah selimut.

"Gini ya kalo udah bucin, bangun tidur udah vidio call aja," gurau Naya mengangetkan Abin, ia letakkan buah strawberry itu di atas meja Abin.

"Mau gue bilangin ke Naya kalo lo gak jadi kesini? Mumpung orangnya ada di samping gue."

Naya yang mendengarnya lantas merampas ponsel milik Abin, dimana membuat pemilik ponsel apel di gigit itu merasa kesal.

"OMAGA KARA!" sapa Naya memperlihatkan wajahnya.

Abin menatap sinis sang kakak yang tiba-tiba teriak, dikira ini hutan apa. Namun rasa kesalnya seketika hilang di gantikan rasa senang tak kala melihat buah favorit nya.

"Nanti malam lo harus kesini, gue maksa banget. Kalo sampai gak datang, gue yang akan jemput lo!" Kara yang mendengarnya ucapan Naya tertawa.

"Lo gak perlu repot-repot beliin hadiah, cukup kesini aja gue senang banget."

"Ini gue ekslusif ngundang orang tersayang bagi Abin lohh." Naya menatap Abin yang masih duduk di atas kasur dengan mulut yang sudah penuh strawberry.

"Lo gak nyesel pacaran sama dia? Anaknya juga males banget, terus jorok juga! Lo liat." Naya mengarahkan kameranya ke arah Abin yang tengah sibuk memakan strawberry.

"Makan aja udah gak benar ."

"NAYAAA!!" teriak Abin kesal.

"HAHAHA!" Naya dan juga Kara tertawa mendengarnya teriakan Abin.

"Yaudah gue mau lihat-lihat dekorasi di bawah dulu. Lo harus datang titik! Gak bisa di nego pakai kertas binder lagi! Kalo sampai lo ga datang gue bakal beneran jemput lo!" ancam Naya membuat Kara mengangguk mengerti

"Baybay Karaa." Naya melambaikan tangan ke arah Kara, dan di sambut baik oleh Kara. Lantas ia mengembalikan handphone itu ke pemiliknya.

"Jangan lupa jemput Kara nanti, gue pengen banget ketemu sama dia." Abin mengangguk sebagai jawaban.

"Iya, bawel banget lo."

"Dih, dasar cemong." Naya menguyel pipi milik Abin yang menggembung akibat keasikan makan strawberry.

Naya lantas keluar sebelum Abin berteriak, lihat saja dalam hitungan ke 3 Abin pasti berteriak.

"1,2," hitung Kara dari luar pintu kamar Abin.

𝐔𝐏𝐄𝐊𝐒𝐇𝐀Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang