²³

10 0 0
                                    

Tandai kalo ada typo ya:)
Happy reading 🌷🌷

Malam begitu tenang, bulan bersinar dengan terang. Daun berjatuhan akibat terpaan angin malam. Seorang gadis tengah duduk di kursi belajarnya dengan handphone yang menempel di telinganya.

"Gimana kemarin, seru gak di pantai?" tanya  laki-laki di sebrang sana.

"Seru banget!! Setelah sekian lama gue bisa ke pantai liat sunset," jawab gadis itu, menceritakan keseruannya kemarin di pantai.

"Pantesan sampai lupa ngabarin gue."

"Maaf, gue kalo udah di pantai pasti lupa semua saking happy nya," ucap gadis itu dengan kekehannya.

"Gapapa, kebahagiaan lo yang paling penting." laki-laki itu tersenyum walaupun tidak dilihat oleh sang kekasih.

"Habis ke pantai ke mana lagi?" tanya Abin di sebrang sana.

"Banyak, nyari makan habis itu ke mall beli baju, ke tempat main anak-anak. Teman gue pada goblok semua, udah tau perosotan  itu buat anak-anak malah di coba jadinya roboh deh." Kara tertawa mengingat hal memalukan yang di alami Harsa akibat memaksa naik perosotan.

Abin ikut tertawa mendengarnya. "Dia bukan goblok tapi bego."

Abin sejujurnya hanya bercanda, setelahnya mereka tertawa bersama. Kara sampai merebahkan tubuhnya di atas kasur dengan tawa yang tak berhenti. Baru pertama kali Kara mendengar Abin berbicara seperti itu

"Mau jalan-jalan?" tanya laki-laki itu setelah merendam tawanya, ia lihat jarum jam yang masih menunjukkan pukul 7 malam.

"Eumm, boleh gue juga gabut duduk di kamar," jawab gadis itu sembari bangkit dari tempat duduknya.

"Yaudah siap-siap sana, bentar lagi gue jemput."

"Hati-hati." setelah itu panggilan terputus, sang gadis lantas ke kamar mandi untuk bersiap-siap.

Sekitar 20 menit ia baru keluar dari kamar mandi dengan pakaian yang sudah di ganti. Ia memakai baju oversize dengan celana pendek sepaha.

Ia lantas pergi ke meja rias, menggunakan liptint favoritnya agar bibirnya tidak terlihat pucat. Dan yang terakhir ia menyemprotkan parfum ke tubuhnya.

"NON ARA TEMANNYA UDAH DATANG."

"SEBENTAR BIK," jawabnya, gadis yang tengah bersiap itu ialah Kara.

Ia mengambil sendal hiu kesayangan, setelah memakainya Kara pun lantas turun kebawah. Dari anak tangga terlihat Abin yang dengan duduk di sofa ruang tamu bersama bik Inem.

Kara sempat terpana melihat Abin, jujur saja malam ini ia terlihat begitu tampan dengan memakai atasan berwarna putih dan celana jeans panjang tak lupa memakai kacamata yang menambah kesan pintarnya.

"Pasti mau malam mingguan nih," goda bik Inem kepada Kara.

"Bibik ihh." wajah Kara terasa hangat selepas bik Inem menggodanya.

Bik Inem tertawa melihat wajah Kara yang memerah. "Gak usah malu non, bibi juga dulu sering keluar kalo udah malam minggu gini."

𝐔𝐏𝐄𝐊𝐒𝐇𝐀Where stories live. Discover now