5. Backingan Pusat

31 5 4
                                    

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.




《 HAPPY READING 》





🐡🐇

Pagi ini sedang terjadi perdebatan besar di sebuah rumah. Sang ayah berteriak memarahi anaknya. Pukulan demi pukulan menghantam tubuh sang anak. Darah segar bahkan mengalir di punggung anaknya tapi pria tua itu tidak memiliki belas kasihan sama sekali. Sang anak hanya memejamkan matanya menahan sakit, air matanya sudah tidak mampu mengalir lagi seolah sudah habis terkuras.

"Ayah peringatkan kamu lagi ya Ra, sampai kali ini kamu melanggar lagi, Ayah pastikan hukuman kamu akan lebih parah dari ini." Ucap sang Ayah dengan Lantang.

"Kenapa tidak bunuh Ira saja sekalian." Guman gadis itu yang tidak di dengar oleh Ayahnya.

Ayahnya menarik kasar lengannya, memaksanya untuk berdiri. Wajah pucat gadis bernama Ira itu bahkan di abaikan oleh Ayahnya.

"Sekarang ganti pakaian kamu, ayo Ayah antar berangkat ke sekolah."

Mayra Hanna atau gadis yang biasa di panggil Ira ini langsung menuju kamarnya untuk mengganti pakaiannya dengan seragam sekolah. Mayra segera menghampiri ayahnya setelah berganti pakaian. Mereka langsung berangkat menuju sekolah. Pukul 06.30 Mayra sudah sampai di sekolah, cukup pagi memang tapi mau bagaimana lagi, Mayra tidak bisa membantah Ayahnya.

"Ingat ya Ra, pulang sekolah langsung pulang jangan kemana-mana. Kalau sampai jam lima sore kamu belum ada di rumah, Ayah pastikan hukuman kamu akan lebih berat!" Ucap sang Ayah memperingati.

"Iya, Ira masuk dulu."

Mayra pergi memasuki kelasnya, masih sangat sepi hanya ada beberapa anak saja. Ia mendudukan diri dan membaringkan kepala dengan tangan sebagai bantalannya. Tak berselang lama Mayra sudah terlelap di alam mimpinya.

🐡🐇

Sementara itu deruman tiga motor pagi ini menggema di jalanan ibu kota. Semua pasang mata terpaku ke arah mereka. Hanya dari jaket yang dipakai, semua masyarakat sudah tahu siapa mereka. Tiga pemuda tampan yang menjadi kunci utama Poseidon geng, siapa lagi kalau bukan Rain, Kikan dan Iyan.

Mereka saat ini tengah menuju ke sekolah. Ini sudah jam tujuh lebih, sudah di pastikan sampai di sekolah mereka akan terlambat. Benar saja gerbang sekolah di depan sana sudah tertutup rapat membuat mereka mendesah kesal.

"Gara-gara lo nih Yan kita jadi telat!" Ucap Kikan menyalakan Iyan.

⁸"Asu i, kon iku Ki sing aduse sue." Iyan yang tidak terima malah balik menyalahkan Kikan.

"Ngatain gue anjing lo?!" Balas Kikan yang juga tidak terima.

Fyi, baik Rain, Kikan ataupun beberapa anggota Poseidon yang lain yang sudah lama mengenal Iyan, mereka 100% paham bahasa jawa yang di ucapkan Iyan. Terlebih lagi Rain dan Kikan yang sudah berteman dengan Iyan sejak bangku SMP. Dari bahasa jawa halus hingga bahasa jawa kasar Rain dan Kikan juga sudah mengerti artinya. Bahkan bagi Rain dan Kikan, setiap kata yang di ucapkan Iyan semua adalah bahasa kasar.

Renalexa 2 : Poseidon GengOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz