15. Arti Kata "Kita"

78 15 2
                                    

"Papa pulang"

Dengan kedua sudut bibir yang terangkat Aideen membuka pintu, dengan suara lantangnya yang memberitahukan bahwa dirinya kini telah berada dirumah. Aideen senang, ketika kaki menginjak rumah maka semua kelelahannya itu luruh seketika, indra penglihatan Aideen menangkap pemandangan yang begitu menyenangkan, terlihat ada yang berjalan beriringan, tiga orang yang beda ukuran itu berlarian kecil kedepan pintu dan berebut untuk memeluknya meksipun nanti ada satu yang mengalah dan membiarkan kembar mengambil alih dirinya.

Sebelum mengendong si kembar Aideen menyempatkan diri mengusap pelan wajah sang istri, kemudian Nathelia akan mengambil alih tas kerja suaminya untuk ia letakkan di tempat yang memang seharusnya. "Selamat datang kembali Papa" sambut Nathelia mengeluas senyum.

Aideen berjalan lebih dulu sambil mendengarkan ocehan acak Niel dan Nia, lalu Nathelia akan mengikuti mereka dari belakang sambil menahan senyuman kebahagiaanya. Nathelia beruntung, meskipun Niel dan Nia bukan anak biologisnya Aideen, tetapi lelaki itu mencintai anak kembarnya dengan penuh ketulasan bahkan perlakuan Aideen tak jauh beda dengan Javie. Kelak Nathelia dan Aideen juga harus menceritakan tentang Javie kepada keduanya.

"Papa turuun, mau belajar sama abang Ryo dulu" ujar Niaaa meminta diturunkan, kemudian langkah kecilnya berlari menuju ruang tengah yang mana sudah ada Ryo dan Mark yang menunggui kembar Niel dan Nia.

Aideen melonggarkan dasinya, ia duduk diruang tengah memperhatikan anak-anak belajar. Beberapa saat kemudian Nathelia datang dengan secangkir teh hangat juga cheese cake kesukaan suaminya. Aideen menatap kue itu dengan pandangan terkejut. "Maaf jika rasanya aneh, ini pertama kalinya aku membuat kue, itupun resep dari Aireen, aku dengar kau begitu menyukai cheese cake terutama yang banyak creamnya" tutur Nathelia.

Aideen langsung melahap kue itu sementara sang istri menatapnya dengan cemas, tiap suapan Aideen nikmati dan ada Nathelia yang menatapnya. "Bagaimana?" Nathelia bertanya dengan cemas.

"Astagaa, kue ini sangat enak, nanti tolong buatkan lebih banyak yaaa" ujar Aideen melahap kue itu dengan nikmat.

Nathelia sumringah, secara tak sadar kini ia mulai membuka lebar pintu hatinya, perlahan apa yang Aideen suka dan tidak sukai ia catatn dibuku kecil, dan terkejutnya lagi Nathelia datang kepada Aireen lalu meminta resep cheese cake kesukaan suaminya. Nathelia tau hatinya mulai menerima keberadaan Aideen bahkan ia mulai merasakan getaran rindu jika berjauhan terlalu lama. Contohnya saat Aideen lembur tanpa memberikan kabar ia merasa pundung dan gelisah.

"Kau suka?" tanya Nathelia lagi memastikan

"Sangat suka, terimakasih sayangku" ucap Aideen lagi dan menyematkan ciuman di pipi kanan istrinya.

Setelah beristirahat sebentar Aideen lalu membersihkan tubuhnya, sementara Nathelia menyiapkan keperluan suaminya itu. "Sayang, aku kebawah dulu ya, mau bantu kaka Aeisha masak makan malam" ujar Nathelia sedikit berteriak didepan pintu kamar mandi

"Iyaaaaaaa" sahut Aideen yang nampaknya masih berkutat dengan shower dikamar mandi.

Selagi para istri menyiapkan makanan, para suami duduk didepan televisi sambil berbincang banyak hal, ada juga Jhonny si kepala keluarga, pembicaraan itu terdengar begitu menyenangkan.

"Bagaimana pendapatmu Jav, pasti serukan! hahaha, sudah lama juga kita tidak jalan-jalan satu keluarga"

Semua terdiam, dengan pandangan yang mengarah kepada Aideen perlahan

"Bang" Aleen menyikut lengan Aideen yang kini mengatup rapat mulutnya. Ia tidak sadar, tadi itu tiba-tiba saya ia seolah meminta pendapat Javiero, adik bungsunya yang telah tiada.

"Maaf, aku tidak bermaksud, a-aku juga tidak tahu mengapa aku berkata seperti itu" jujur Aideen sedikit menutup mulutnya lagi

"Sudahlah Bang, wajar, itu tuh namanya rindu, abang pasti rindu banget ya sama adeknya, sama Daddy juga dan yang lain juga pasti rindu sama adeknya, apalagi Javie pulang ke Tuhan dihadapan abang. A-Abang, lepas ya bang, abang Aideen juga berhak banget buat bahagia, jangan dipendam semuanya sendiri, jangan merasa bersalah ataupun menganggap diri abang egois. Udahan Bang, sakitnya" ucap Jhonny memaklumi putranya lalu mengusap pundak kokoh yang merosot itu. Jhonny menarik tubuh putranya itu dan memeluk Aideen. "Daddy nggak pernah minta Abang buat jadi orang kuat teruskan? kalau abang masih sedih dan butuh ditemani bilang, nggak masalah mau sebesar ataupun sedewasa apa abang, abang tetap anak Daddy yang boleh datang ngerengek kapanpun itu" ucap Jhonny lagi

Now, You and Me | Jaedeen x Nathelia |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang