1. Pernikahan Yang Tak di Inginkan

236 19 9
                                    

Dua hari semenjak kepulangan Javie menghadap sang kuasa, mansion mewah yang dulunya ramai perlahan menjadi sepi, banyak dari mereka memilih menghabiskan waktu ditempat kerja ataupun dengan kesibukan yang lain. Kecuali Aideen. Lelaki itu tetap pulang ke rumah tepat waktu dan mengunjungi ayah serta saudaranya yang lain meskipun beragam tanggapan ia dapatkan. Aideen tahu betul mereka semua berduka tapi tak bisakan mereka seperti dulu, saling menguatkan dan menerima takdir yang telah Tuhan tetapkan untuk mereka.

"Papaaaaa"

Aideen yang sejak tadi sibuk mengedarkan pandangan dan berkecamuk dalam pikiranya langsung mengalihkan atensi kearah sumber suara yang terdengar senang saat melihat kehadirannya. Aideen lantas beejonggok sambil merentangkan tangan. Dua tuhuh kecil masuk kedalam pelukannya. Tak mengapa, pelukan dua anak kecil yang serupa ini sudah cukup menjadi pelipur hatinya yang juga dirundung kesedihan, hanya saja ia memilih diam.

"Niel sama Nia kenapa belum tidur nak? Inikan sudah lewat jam tidur kalian" tanya Aideen sambil mengusap pelan wajah anak kembar yang memiliki mata cantik juga bibir tipis seperti mendiang adik bungsunya.

"Belum bisa tidur papaa, kami mau tidur dengan papa saja, tadi Daddy Matt bilang, kami tidurnya sama Mommy Kaylee dulu, tapi tidak bisa papa, kami rindu papa sama Mami" adu Nia dengan wajahnya yang sedikit murung juga bibir yang mengerucut.

"Mami dimana?" Tanya Aideen lagi memastikan keadaan Nathelia yang sejak dua hari itu tidak terlihat seolah sedang menghindari dirinya. Meskipun begitu bukankah Nathelia tidak boleh mengabaikan buah hatinya ini.

"Mami dikamar papaa, kami takut ganggu Mami, kata papa Aleen, Mami lagi sakit dan butuh istirahat oh ya tadi kami juga belajar sama Dadda Chandler" cerita Niel yang wajahnya tak jauh berbeda dengan Nia saat bercerita sesuatu.

Aideen menghela nafas lalu menampilkan senyumannya. "Kalau begitu ayo kita tidur dengan papaaa" tuturnya sebisa mungkin menahan rasa yang bergejolak didada. Kalau ia lemah lantas bagaimana dengan kembar juga saudaranya, terlebih Nathelia yang kini menjadi istrinya atas permintaan Javiero sendiri.

Tangan Aideen penuh digenggam oleh Niel dan Nia, saat menuju kamar, mereka melalu kamar Nathelia yang tertutup begitu rapat. Aideen hanya bisa pasrah san melanjutkan langkahnya menuju kamar. Dengan telaten dan penuh kasih sayang ia mengurus buah hati mendiang adiknya itu, diam-diam air matanya jatuh saat melihat bagaimana senyuman diwajah anak kembar itu terbit. Aideen merasa bersalah, jika saja Javie yang melihat pemandangan itu maka ia yakin Javie pasti sangat bahagia.

"Papa? Papa menanggis? Sejak tadi kami panggil papa" ucap Nia yang entah sejak kapan berdiri dihadapa Ayah sambungnya itu. Aideen menyeka sisa air matanya lalu tersenyum ia naikkan Niel dan Nia keatas tempat tidur. Aideen menyisir rambut kedua anak itu bergantian lalu membaringkanya diatas kasur tak lupa kecupan kasih sayang ia berikan di kening si kembar.

"Good night Papa, Niel and Nia love papa Aideen" ucap si kembar bersamaan

"Papa too, Papa sayang adek Nia dan Abang Niel banyak-banyak" balas Aideen.

Semilir angin masuk melalu jendela yang belum tertutup itu kicauan burung hantu juga mulai terdengar sebagai tanda malam semakin larut. Aideen terjaga, matanya tak bisa terpejam padahal tubuhnya begitu lelah setelah bekerja seharian di rumah sakit, bahkan ia melewatkan jam makan malam sehingga kini perutnya terasa pedih, beruntung ia masih memiliki stok roti didalam kamar.

"Jav—abang rindu kamu, sampai kapan ya dek, sampai kapan duka Daddy, Abang dan yang lainnya reda—kenapa kamu percayakan Nathelia dan kembar ke abang? Abang takut kamu kecewa Jav. Abang masih belum bisa hibur mereka, seharusnya bukan abang, kan?" Lirih Aideen entah berbicara kepada siapa.

Sepoi angin menyapu seluruh tubuh Aideen, waktu telah menunjukkan pukul dua dini hari tapi Aideen belum beranjak dari balkon kamarnya padahal udara dingin telah mengusiknya. Aideen mengambil selebaran foto dirinya dan Nathelia juga kembar waktu tamasya keluarga dulu. "Jav, kamu benar, Wanita kamu cantik kalau tersenyum tapi maaf, senyum itu belum bisa kembali, dia bilang dia hanya bisa senyum untuk kamu bukan yang lain. Hebat banget cinta kalian" lirih Aideen lagi.

Now, You and Me | Jaedeen x Nathelia |Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ