10. Now I Know

110 13 3
                                    

Note : play BGM agar kalian tau lerasaan Nathelia ke Aideen

Ruang besar yang sunyi terasa semakin dingin, membuat dua insan yang berada di bawah selimut yang sama itu semakin mendekatkan tubuh mereka. Nathelia yang menghadapkan dirinya kearah jendela sedangkan Aideen memeluknya dari belakang. Mata lentik itu belum terbuka sepenuhnya hanya saja ia melihat rintik hujan yang terlihat melalui celah gorden. Nathelia masih enggan terbangun, ia amat menyukai pelukan, karena saat berpelukan rasanya seolah ia begitu disayangi dan dicintai, itulah mengapa pelukan merupakan salah satu afeksi yang Nathelia gemari.

Tangan Aideen masih melingkar di pinggangnya oleh karena itu dengan senang hati Nathelia mengusapnya pelan lalu menautkan jemari mereka sehinggan saling merengkuh erat. Setengah jam berlalu akhirnya Nathelia memutuskan untuk membuka mata namun tidak beranjak dari tempat tidur kecil yang mereka bagi. Mata cantiknya sibuk memandangi keindahan kota Vancouver yang diguyur hujan dipagi hari. Matahari yang selalu menyinari kota itu seolah bersembunyi, kota yang selalu ramai itupun nampak sepi. Dentuman rintik hujan juga terdengar menyenangkan, membuat Nathelia ingin tertidur lagi. Hujan dipagi hari memang sangat mengesankan. Kota sibuk itu seolah beristirahat sebentar.

"Huwaaaa, nyaman sekali, semoga hujan hari ini bertahan lama" Gumam Nathelia dengan perasaan yang bahagia tetapi dengan suara pelan, karena suaminya tampannya mungkin masih tertidur. Nathelia memundurkan dirinya   dan merapatkan genggaman tangannya. "Aku benar-benar ingin bermalasan hari ini" gumamnya lagi sambil menutup kembali mata indahnya.

"Kau yakin ingin tidur seharian? dan berpelukan seperti ini?"

Nathelia terkejut ketika mendapati suaminya itu ternyata sudah bangun. Nathelia jadi malu, tadi ia sangat amat bersemangat sampai-sampai ia mengeratkan lengan Aideen yang memeluk pinggangnya. "Kapan kau bangun?" tanya Nathelia

"Sebenarnya aku lebih dulu bangun sebelum dirimu, aku takut mengganggu tidurmu yang lelap itu, jadi ya, aku biarkan saja. Kemarin kita melewati hari yang cukup panjang" ucap Aideen meletakkan dagunya di pucuk kepala Nathelia yang kini mempoutkan bibirnya lucu.

"Astagaaa, kenapa tak bangunkan aku saja, aku bisa menyiapkan sarapan untukmu" ucap Nathelia mengehela nafas pelan.

"Nanti saja, katanya mau bermalasan dulu hari ini" tutur Aideen sambil menarik tubuh Nathelia pelan

"Hujannya kenapa terlihat cantik ya?" Tanya Nathelia sambil tersenyum. Aideen juga tersenyum.

"Menurutku, senyuman dirimu lebih cantik dibandingkan apapun, Hujan pagi ini memang indah tapi Nathelia adalah keindahan yang mutlak" Aideen begitu jahil menggoda Nathelia di pagi hari. Nathelia menyenggol pundak Aideen sedikit keras karena berkata seperti itu. Wajahnya sedikit memerah. "Bahkan ketika memerahpun wajahmu tetap cantik seperti bunga yang baru saja mekar" Tambah Aideen.

"Sssttt, sudah diaammm" Nathelia bangkit dari posisi nyamannya kemudian menutupi mulut Aideen dengan bantal kecil  sedangkan dirinya berlarian menuju kamar mandi dan mengurung diri sejenak disana, meningalkan Aideen yang dipenuhi senyum kemenangan karena berhasil mengganggu sang istri.

Aideen terbangun sepenuhnya ia duduk menghadap jendela sambil meregangkan tubuhnya yang sedikit kaku karena terlalu lama diatas kasur. Matanya tak beralih dari air hujan yang terus turun bahkan ketika melihat airnya mengenai kaca jendela mampu membuat Aideen berdecak kagum. Sejak sekian lama akhirnya jantung dua insan tersebut saling berdebar dengan debaran kebahagian yang sulit diartikan. Namun mungkin saja itu bisa disebut dengan cinta.

'Jav....cinta kali ini tidak masalahkan kalau ku ambil alih? tak masalahkan jika kekuarga cemara itu kami bangun dengan bangunan yang baru' batin Aideen

Now, You and Me | Jaedeen x Nathelia |Where stories live. Discover now