11. Menjelang Pagi

4 0 0
                                    


"A-Adik.. tunggu nona Olivia, apa maksudmu?"
Tanya Garen

"Saya datang kemari untuk mengambil barang barang dari ruang penyimpanan manager, namun tidak kusangka, ternyata adikku sendiri yang ingin membelinya"

"Y-Yang mana adikmu wahai nona Olivia, dari sekian banyaknya para idiot ini"

"Hey apa yang kau maksud idiot?!"
Saut Wiliam

"Jangan berkata tidak sopan Gabriel"
Ucap Olivia sembari menunjuk ke arah Viona

"Hey Olivia!, bukankah kau mengaku restoran ini belum lama bangkrut? Kenapa suasana restoran ini terasa seperti sudah sangat lama ditinggal"

"Kupikir hubungan kita memang sudah membaik adikku.. bahkan sekarang kau memanggilku tanpa sebutan kak.. sungguh tidak sopan..."

"Kamu pikir aku peduli? Aku hanya ingin jawaban dari pertanyaanku barusan"

"Benar.. restoran ini memang sudah lama ditinggal, tidak ada kata bangkrut bagi semua bisnis yang ku jalani"

"Lalu? Kenapa kamu harus memalsukan itu, apakah ada yang kamu sembunyikan!?"

"Kau tidak perlu mengetahuinya, penghianat!.."

Garen langsung menarik kedua tangan Viona
Salah satu asisten Olivia langsung menodongkan pisau kepada Viona

"Apa yang ingin kau lakukan lagi! Dasar bodoh!"

"Bisakah kau diam, kau hanya bocah ingusan yang mudah terpengaruh oleh Laskar"

"Kak Laskar tidak seburuk yang ka-"

"Bunuh dia!"

Garen langsung menggoreskan pisau ke bagian kanan leher Viona, membuat Viona tak sadar seketika

"VIONA!!"
Richi langsung lari menuju jasad Viona

Gabriel, Garen, Olivia & para asisten Olivia beranjak menuju mobil milik Olivia

"HEI KALIAN!"

Para Rombongan Olivia pergi dari area tersebut menggunakan mobil SUV Milik Olivia

Brak!..
Steven melempar batu ke arah body belakang mobil Olivia yang sedang berjalan, namun mobil Olivia tidak berhenti dan mengabaikannya

"Vio.. bangun vio.."

"Sepertinya sudah tidak bisa terselamatkan Chii.. Denyut Nadinya... berhenti.."

Wiliam mengelus bahu Richi dan Erine dari belakang

"Sayang sekali, Dekal tidak melihat kejadian ini, mungkin dia akan sangat benci terhadap Olivia"
Ucap Wiliam

"Kita harus mencari alasan dari kematian ini sih, Dekal bakal sakit hati kalo tau alasan sebenarnya"
Ucap Erine

"Kak Vio.. walaupun kita baru saja saling mengenal, semoga Amalmu diterima disisi tuhan yang maha Esa.."
Ucap Clara

"Kenapa... kenapaa!! Kenapa kalian tidak langsung mengejar Olivia dan yang lainnya dan malah hanya diam disini!?.."
Ucap Richi dengan nada yang sangat marah besar

"Maaf Chii.."

"Kalian memang sangat tidak berguna! Kalian tak pantas berada di Lenro.. kalian tak usah membantuku lagi, aku akan membawa tubuh Viona ini sendiri kepada ayahnya!"
Ucap Richi sembari mengangkat jasad Viona

"Chii.. jangan terlalu cepat menga-"

"Gausah sok nasehatin, kamu itu baru masuk Lenro gausah sok paling pinter mentang mentang kamu Mahasiswi UIS"

Steven menjatuhkan kunci mobilnya dan menendangnya ke arah kaki Richi

"Bawalah.."

"Baiklah.. kamu sepertinya sangat membantuku Steven"

WILDermWhere stories live. Discover now