1. Remang-Remang

34 0 0
                                    

"Akibat tercetaknya banyak uang dalam negara tersebut akibatnya negara tersebut kini mengalami inflasi yang cukup parah, para wa-"

Bruk..

Wiliam terjatuh dari sofa nya, tangannya mengenai remot TV yang mengakibatkan channel TV tersebut berganti ke saluran lain

"Duh, mimpi apa sih gue..."

Suasana ruang TV sangat gelap dan bau, beberapa mangkuk dan gelas kopi berserakan di lantai ruangan...

Wiliam bangun dan mendekati gorden

Srek..
Wiliam membuka gorden jendela rumahnya

"Ternyata udah terang gini ya.. gak kusangka sudah sekitar satu minggu nggak ada orang dirumah"
Wiliam melihat ke arah langit, ternyata waktu sudah berganti dari malam menjadi siang

—————

Wiliam bergegas menuju pintu depan rumah, ia terlihat sangat jorok, ia sudah tidak mandi beberapa hari untuk menghabiskan waktunya di depan komputer sepanjang malam, kini ia ingin pergi ke taman kota untuk menikmati udara luar

—————

Wuss... wuss..
Angin hari itu begitu kencang namun cuaca sedang tidak cerah

"Kenapa gue nyia nyiain waktu selama seminggu dirumah doang ya"

Wiliam berjalan mengitari taman sembari ia sibuk menggunakan ponselnya untuk chat teman online nya, sembari headset di telinga, musik pop di dengarkan, tidak sadar ia berjalan tanpa melihat arah, ia pun menabrak perempuan..

Bruk
"Aduuhh.."

"Ehh! Maaff mba.."

Wiliam sejenak melihat dan mengamati perempuan itu, rambut yang berwarna coklat dan agak panjang, bibirnya yang merah muda, dan juga tubuh langsing dan bergelombang bagaikan biola, pinggang yang ramping, bahu dan pinggul yang agak lebar, disertakan pemanis dengan pakaian yang agak minim, celana pendek serta baju tidur yang dilapisi oleh jaket olahraga

Pikiran liar Wiliam selalu terlintas di benaknya, Wiliam sangat benci dengan sifatnya yang seperti ini

Wiliam bergegas berputar arah, namun Perempuan itu menarik tangan wiliam

"Sebentar.."

Wiliam agak gemetaran dan mencoba untuk mengarahkan pandangannya ke wajah perempuan itu

"Ada apa?..."

"Siapa namamu?"

"Riss A. Wiliam"

"Wah!! Nama yang keren, perkenalkan namaku Erine, salam kenal Riss!"

"Panggil gue Wiliam"

"Baiklahh, aku ada perlu denganmu Wiliam"

"Apa itu?"

—————

Wiliam mengikuti perempuan itu, perempuan itu mengarahkan wiliam ke arah gang kecil, gang kecil itu berada diantara jejeran gedung, cuaca disana sangat lembab, Pikiran Wiliam semakin liar mengetahui situasi jalan yang mereka lewati..

Erine menghentikan langkah kakinya, Erine menghadap ke arah tangga turun, di ujung tangga terdapat pintu dan lampu yang lumayan terang seperti area itu masih terawat

Wiliam selalu membayangkan hal hal yang ia pikirkan mengenai Erine

Tap.. tap.. tap..
Wiliam dan Erine menuruni tangga itu, genggaman Erine terasa begitu kuat seakan tidak ingin melepaskan tangan Wiliam, detak jantung Wiliam yang semakin kencang

Tok tok..
Erina mengetuk pintu itu
Tak lama pintu itu dibuka dari dalam, Erine pun menarik Wiliam masuk bersamanya

Sekilas penglihatan Wiliam agak samar dikarenakan matanya masih menyesuaikan dengan cahaya yang ia lihat, dikarenakan gang sempit tadi sangat gelap dan berbeda dengan cahaya ruangan yang ia masuki

Wiliam berusaha melihat sekeliling, ia melihat 2 orang laki laki

"Bagaimana dengan anak ini Chii?..."

"Siapa yang kamu maksud anak? Usia gue mungkin nggak jauh darimu"
Jawab Wiliam

Wiliam kembali melihat sekeliling, pengilahatannya kini terlihat jelas, pada beberapa sisi ruangan terdapat kaset kaset musik dan juga poster band maupun klub malam, Wiliam menatap kedua pria itu, Wiliam merasa bahwa mereka bukanlah orang jahat..

"Apa maksudmu ngebawa gue kesini"

"Terus terang saja, kau pasti jarang hidup disiang hari kan"

"Apa maksudmu? Ya, gue selalu begadang tiap mal-"

Erine langsung memotong pembicaraan Wiliam
"Sutt gue juga tau lu tiap malam begadang, gausah sok manggil lo gue lo gue disini!"

Wiliam terdiam dan merasa sakit hati akibat kata kata yang Erine keluarkan

"Hei sudah sudah, anak itu dibawa kesini bukan buat diajak adu bacot"
Ucap dari salah satu pria itu

—————

Mereka berempat duduk di satu meja bundar, di tengah tengah meja itu terdapat 2 tangkai bunga Mawar

"Baiklah pertama tama saya izin memperkenalkan diri, nama ku Richi"

"Namaku Dekal"

"Kami kekurangan member untuk menjadi tim di bisnis kami, kami setiap malam akan berkunjung ke setiap klub malam di kota, kami membutuhkan seseorang lagi untuk membantu pekerjaan kita, mbak Erine sudah memilih kamu, jika kamu tertarik mengikuti kami kami akan terima kamu dengan baik"

"Sebentar, untuk apa kalian menghadiri klub malam? Apakah kalian bagian dari tim musik pada klub malam?"

"Tidak yang seperti kamu pikirkan, kami ini adalah penjual minuman seperti wine dan lain lain dan menjualnya kepada bar di klub klub malam"

"Kenapa kak Erine sangat yakin untuk memilih gue, padahal kita baru saja kenal beberapa saat tadi, kita baru mengatakan beberapa kalimat dan Erine mengajak gue kesini"

"Dalam beberapa situasi, Mbak Erine bisa membaca pikiran orang lain"

Wiliam gemetar karena sepanjang jalan tadi Wiliam berpikir hal yang tidak harusnya dipikirkan mengenai Erine

"Kau tidak harus terlalu memikirkannya, aku tidak bisa membaca semuanya, yah.. sejak pertama kali bertemu Wiliam aku sangat yakin bahwa ia akan menyukai kehidupan malam dan tentang wanita wanita penggoda terutama pada klub malam"
Ucap Erine

"Kami akan beri waktu kamu untuk mengatakan setuju maupun tidak setuju, jika tidak setuju maka tolong rahasiakan mengenai bisnis kami"
Ucap Richi

"Gue setuju, gue tertarik"
Jawab Wiliam

"Eh secepat itu"
Ucap Dekal

Erine beranjak dari kursinya dan mengambil sekotak wine, ia menaruhnya di meja, kotak itu bertuliskan "Lenro Property", Erine membuka kotak itu dan menyodorkan sebotol wine ke Wiliam

"Maaf tap-"

"Bagus, kami bertiga tidak ada yang minum wine, namun hanya ingin mendapatkan keuntungan dari berjualan minuman itu"

—————
Singkat cerita, Erine memberitahu Wiliam mengenai tempat tidur dan lain lain

"Jadi, Wiliam akan tidur bersamaku, dikarenakan kami tidak memiliki cukup ruang untuk tidur"
Ucap Erine sembari memberikan Senyuman yang sangat manis kepada Wiliam

"Hehehe... aduhh kalo gitu sih guee sedikit nerima yaa.. padahal aslinya lebih baik gue tidur sendirian"

"Yasudah kalau seperti itu kamu tidur di sofa dekat ruang makan"

"Eh jangan dongg"

—————BERSAMBUNG—————

WILDermWhere stories live. Discover now