Part 39 | HOAX

44 6 12
                                    

Sesuai judulnya "HOAX" artinya drama akan segera kembali dimulai. Tapi, tentang apa?

*****

[Aleena POV]
Pada Jumat pagi sekitar pukul 7, aku sedang berjalan bersama teman-temanku, Kiara, Naura, Lula. Setelah UTS, SMA Raya selalu memberikan waktu sedikit untuk bersantai, seperti hari ini sekolah dimulai pukul 8. Bahkan kepala sekolah yang baru alias Pak Haryanto memberikan kebijakan izin sejak hari Jumat maksimal sampai dengan Senin. Jadi, sebenarnya hari ini tidak ada pelajaran.

Menurut kakakku, waktu-waktu seperti ini dimanfaatkan para siswa untuk mempersiapkan acara ulang tahun sekolah. Pengurus OSIS akan mengadakan rapat persiapan acara. Biasanya terdapat acara bazar kelas, lomba individu maupun kelompok yang mewakili kelas. Ibaratnya ini acara bersuka cita. Sementara, para guru diharapkan dapat menyelesaikan penilaian dari hari Jumat sampai Senin besok.

"Leen... Kok orang-orang dari tadi pada ngeliatin lo, ya?" tanya Naura.

"Sama Nau, kirain gue doang yang ngerasa.." sahut Lula sambil menepuk bahu Naura setuju.

Ah, masa, sih? Aku hanya menaikkan bahuku cuek karena memang aku tidak menyadarinya. Menurutku, itu hal itu sudah biasa. Semenjak semua tau aku sepupu Kevin, orang-orang di sekolah jadi lebih memperhatikanku. Anak pramuka memperhatikanku karena kedekatanku dengan Kak Reza, padahal aku membantunya dekat dengan Kak Ayu. Lalu, anak cheers juga... Mungkin karena masalahku dengan Kak Fika dan anak taekwondo karena kedekatanku dengan Kak Adrian.

Tiba-tiba, dua orang siswi yang tidak kukenal datang menghampiri kami.

"Wah, bener nih cewenya," ujar yang berambut pendek dan menggunakan choker hitam.

"Lo berarti Aleena 10E, ya?" tanya siswi satunya. Tubuhnya mungil dan mengenakan hoodie biru tua.

Loh, apa-apaan ini? Cewenya siapa maksudnya? Bukan hanya aku, tapi ketiga temanku ini juga menatap kedua siswi itu bingung.

"Iya, Kak. Saya Aleena," jawabku dengan sapaan Kak karena kupikir mereka kakak kelasku. Wajahnya jarang sekali kulihat di lantai 3 alias lantai kelas 10.

"Ohh, ini cewe barunya Adrian," bisik siswi mungil itu kepada siswi berambut pendek.

"APAA?" teriak kami berempat bersamaan.

Tentu saja, kaget. Maksudnya itu aku? Bagaimana bisa mereka berkata begitu?

"Ya, pantes lah jadi cewe barunya. Jauh lebih cakep lu daripada Afika. By the way, congrats yah," balas siswi berambut pendek. Kemudian mereka berdua meninggalkan kami berempat.

Naura, Lula, dan Kiara saling menatap, lalu diakhiri oleh tatapan tanda tanya kepadaku. Aku hanya menggeleng karena tak tahu apa-apa. Dan aku bukan pacar Kak Adrian. Sebenarnya ada apa? Apa yang terjadi?

"Oy, kalian!!" Seseorang memanggil dari kejauhan.

Kami menoleh dan mendapati sosok tersebut yang hendak datang kemari. "Eh, Kak Reza!!"

"Emang bener ya, Leen, kamu sama Adrian ada hubungan spesial? Pacaran gitu?" tanyanya to the point.

Teman-temanku ini lagi-lagi menunggu jawabanku. Tapi, sungguh aku dan Kak Adrian memang tidak ada apa-apa. Hanya sekadar kakak dan adik kelas. Suka berdebat, tapi terkadang kami bisa jadi saling baik. Lagian kalau memang aku pacaran dengan siapapun, tidak mungkin orang lain seeperti Kak Reza mengetahuinya duluan, apalagi dua kakak kelas random tadi.

Before We Meet AgainWhere stories live. Discover now