5.PELINDUNG

23 16 0
                                    

Kelas sebenar lagi di mulai akan tetapi guru sedang mengadakan seminar untuk anak bahasa di sekolah lain sekolah dan Maisya hanya termenung di mejanya sejak tadi. Pikirannya seakan terbagi dua di sisi lain masa lalu yang terus membayanginya serta sikap Alviar yang seperti memberikan harapan kepadanya. Apa mungkin Maisya menyukai Alviar? Itu asumsi yang gila bukan. Lebih baik dirinya menjauhi pemicu patah hati.

Tak ada angin tak ada hujan seekor ulat bulu datang dengan mulut gatalnya. Siapa lagi jika bukan Rehan anak kelas 12 IPS, anak itu memang kompor yang panas. Keberadaannya mengusik semua orang, secara terang-terangan tidak menyukai Maisya. Entah apa alasannya datang ke kelas IPA selain mencari masalah dengan Maisya, walaupun sebenarnya Maisya sudah tahu jika Rehan memang pribadi yang sulit di tebak. Selain itu Rehan yang memang teramat sangat mengagumi Fanka maka tak heran jika dirinya sangat tidak menyukai seseorang mengganggu hubungan antara wakil ketua Katulistiwa dengan Fanka.

"Mentang-mentang anak kemarin sore kok gatel sama pacar orang, sakit hati'kan jadinya," sindir Rehan.

"Bacot, pada dasarnya lo emang gak suka sama gue. Perlu lo tau, gue gak pernah deketin bos lo itu. Dan gue udah tahu segalanya tentang lo," ungkap Maisya mengintimidasi.

Perkataan Maisya membuat Rahan bungkam. Rahasia apa yang di ketahui Maisya sebenarnya? Mengapa Rehan begitu gelisah saat Maisya menyatakan bahwa dirinya tahu segalanya. Hal itu hanya di ketahui Triksi yang tersenyum manis di sela membereskan buku-bukunya.

Prok!

Prok!

Fanka bertepuk riang dengan senyuman yang tidak luntur dari wajahnya. Hal itu membuat Rehan merasa dirinya lebih tenang dan tidak harus membahas apa yang Maisya ketahui karena perhatian semua orang di kelas 11 IPA teralihkan oleh Fanka.

"Anak IPA sok cantik, cowok gue emang niat lo rebut dari gue," ucap Fanka mencengkram kuat dagu Maisya.

"Kalo gue suka sama pacar lo, apa itu salah gue," lantang Maisya dan saat itu pula Triksi pasang badan dan mulai geram di hadapan semua orang yang membuat semua yang berada di sana tercengang.

"Lepasin Queen, dasar nenek lampir!" maki Triksi menarik tangan Fanka yang mencengkram wajah Maisya hingga terlepas.

Entah sejak kapan Alviar datang dirinya sudah berdiri dihadapan kekasihnya dengan tatapan tajam.

"Fanka! Harus lo tau gue gak pernah terima perjodohan itu. Sedikitpun gue gak cinta sama lo, karena gue sukanya sama Maisya," ujar Alviar.

"Lo yang sialan Alviar, Fanka kurang apa? Dia selalu ada buat lo, dia cewek yang baik dan berkelas gak kayak cewek aneh yang gak jelas asal usulnya," bela Rehan.

Benar adanya Rafanka mengklaim Alviar miliknya hanya karena ikatan yang di buat oleh orang tua mereka. Saat ini Alviar berani menyerukan perasaannya. Saat ini dirinya hanya menyukai Maisya, namun Maisya tak terima saat dirinya dikatakan dari latar belakang yang tidak jelas ayah ada ibunya sangat terhormat dan sekarang Maisya merasa itu adalah sebuah penghinaan besar terhadap orang tuanya

"Jangan ikut campur Han, ini masalah gue," murka Alviar.

Saat ini Maisya terkekeh dan di tatap heran teman sekelilingnya. Arthur dan Nathan hanya diam melihat keributan yang tengah terjadi. Karena sejak dari awal Maisya sedang tidak dalam keadaan baik.

"Nah kalian berdua ngaku babu gue bukan! Urusin sana anak dari latar belakang yang gak jelas ini. Biarpun gue bilang suka sekalipun sama Alviar dan rupanya dia juga punya perasaan yang sama sampai kapanpun gue gak mau rebut pacar orang apa lagi dari tunangannya. Jadi buat lo Fanka mau lo pacaran sama Alviar atau tunangan pun gue gak peduli, karena yang gue cari keadilan bagi hidup gue," marah Maisya yang saat ini sudah mati rasa prihal cinta dan hubungan. Dirinya pergi meninggalkan kelas untuk menenangkan pikirannya.

MAISYA ADELLA (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang