Tinggal Berdua

681 50 3
                                    

Jangan lupa follow akun aku sebelum baca.

Happy reading

***

"Nanti kalau sudah sampai sana langsung kabarin umi ya Zar." Pesan Hamnah sambil memberi pelukan kepada Zarina.

"Iya umi."

"Dan kamu Zizan jaga Zarina baik-baik." Ucap Hamnah beralih ke arah Zizan berada.

"Siap. Umi tenang aja sebagai sua___" ucapan Zizan terjeda hampir saja ia keceplosan menyebut dirinya suami. Tidak sadar saja kalau saat ini banyak orang-orang dalam pesantren sedang mengantar kepergiannya bersama Zarina ke Jakarta. "Sebagai saudara yang baik Zizan akan jaga Zarina." Lanjutnya dengan cengiran.

"Zarinaaaa tunggu akuuu." Teriak Arum yang tengah berlari ke arah Zarina.

Hampir saja Zarina terhuyung kebelakang karena terjangan pelukan dari Arum. "Zar kamu tungguin aku ya disana, aku pasti akan nyusulin kamu. Kita kuliah bareng-bareng di sana." Rengek Arum dengan pelukan yang tak lepas dari Zarina.

"Emang kamu di bolehin sama pakde dan bukde." Cibir Zizan yang langsung mendapat tatapan maut dari Arum.

"Kamu tunggua aja kedatangan aku Zizan, yang pasti bakal ngrepotin kamu di sana."

Semua orang nampak tersenyum dan bergeleng saat melihat tingkah Zizan yang selalu saja jahil kepada Arum. Setelah itu Zizan yang di bantu pak Arif, mulai memasukan barang-barang yang akan di bawa kedalam mobil.

"Ayok Zar." Ajak Zizan setelah melihat Zarina telah selesai berpamitan kepada orang-orang.

Zarina mulai melangkah kan kakinya ke arah mobil namun tiba-tiba ada panggilan yang menghentikan langkah kakinya. Seorang peria dengan sarung dan kemeja putih itu lah yang memanggil Zarina. Melihat itu Zizan sedikit menghela nafasnya. Mau apa laki-laki itu? Ingin menghalangi Zarina pergi?

"Ustadz Hamdan." Ucap Zarina lirih saat mengetahui laki-laki yang memanggilnya adalah Hamdan.

"Saya senang mendengar kamu mau melanjutkan kuliah di Jakarta, dan semoga itu menjadi jalan terbaik buat kamu. Walaupun harapan saya sangat besar supaya kamu mau menerima tawaran saya."

Zizan yang mendengar itu hanya memutar bola matanya malas. Sedang beberapa orang yang mendengar ucapan Hamdan nampak berbisik seolah sedang bertanya-tanya apa hubungan Zarina dan Hamdan. Benar-benar merusak suasana saja.

"Kamu jaga diri, banyak hal-hal yang tidak diinginkan bisa saja terjadi jika kamu tidak hati-hati, apa lagi dengan orang terdekat." Ucap Hamdan sambil melirik ke arah Zizan.

Zizan sedikit tertawa kecut saat mendengar ucapan Hamdan barusan. Apa yang dimaksud Hamdan orang terdekat itu adalah dirinya? Justru menurut Zizan yang harus di waspadai adalah jika Zarina menerima usulan si Hamdan itu. Kalau dirinya kan sudah pasti tidak akan menyakiti Zarina.

"Iya terimakasih."

"Ayok Zar, mobilnya udah nunggu." Ajak Zizan yang langsung di angguki oleh Zarina.

"Assalamualaikum semuanya." Pamit Zizan sambil melambaikan tangannya pada orang-orang yang mengiringi keberangkatannya bersama Zarina.

"Mari ustadz Hamdan." Ucap Zizan dibuat ramah sambil memberi senyuman remeh pada Hamdan.

"Gue satu langkah di depan lo Hamdan"

🥀🥀🥀

"Assalamualaikum." Ucap Zizan saat memasuki Apartemennya, disusul oleh Zarina dari arah belakang.

Mereka akan tinggal berdua di tempat ini, padahal orang-orang di pesantren sana mengira bahwa Zarina akan menyewa apartemen berbeda dari Zizan. Awalnya memang hal itu yang akan di lakukan, tapi Zarina menolak karena takut akan merepotkan. Lagi pula jarang ada yang mengetahui tempat tinggal Zizan, kecuali teman dekatnya. Akatar dan Brian juga jarang datang kesini, tetapi Haikal? Zizan bahkan bertetangga dengan peria itu. Tapi tak apa, Zizan bisa membungkam mulut Haikal jika seandainya peria itu tau hubungannya dengan Zarina.

AzizanWhere stories live. Discover now