CH.06 Godaan Yang Berat

4.5K 199 41
                                    

PRIA ARAB MAJIKANKU S2E06

“Gak ada yang ketinggalan kan?.” 

“Nggak ada bang, udah ada disaku Ibrahim semua, sate nih ditangan Ibra.” Daud mengangguk kemudian mengikuti Ibrahim.

“Lah, Ibu udah tidur.” Ucap Ibrahim, Daud ikut menengok ke kamar Ibu, “Yaudah, simpen aja dalem ricecooker, biar anget sampe nanti pagi, tapi kalo kamu mau makan mah ya makan aja.” Ucap Daud.

“Nggak ah, udah kenyang, besok aja, tapi ini nggak masuk bang kalo disimpen di ricecooker.” Ucap Ibrahim, Daud mengambil kertas berisi sate itu kemudian membukanya sambil duduk disofa, kemudian mematahkan setiap tusuk sate nya hingga tersisa pendek sebagai pegangan, setelah selesai ia kembali memasukan sate kedalam kertasnya lalu menyuruh Ibrahim untuk memasukanya kembali ke dalam ricecooker.

Ibrahim yang sedang berdiri didepan ricecooker kemudian merasakan sebuah tangan dipinggangnya, tangan Daud, memeluknya lembut dari belakang.

“Bang?.” Tanya Ibrahim, Daud tidak menjawab, ia menyandarkan dagunya dibahu Ibrahim, tanganya semakin erat memeluk Ibrahim, penisnya ia gesekan tepat di belahan pantat Ibrahim, bergerak naik turun dipantat Ibrahim.

“Ssshhh.” Bisik Daud ditelinga Ibrahim sambil meniup telinganya, membuat Ibrahim merinding geli, Ibrahim menutup ricecooker kemudian berjalan mundur kebelakang, semakin menekankan pantatnya di penis Daud, Daud ikut berjalan kebelakang mengikuti arah Ibrahim, Daud kemudian mengambil dominasi Ibrahim dan memaksanya berjalan kedepan menuju kamar mereka.

Daud melepaskan pelukannya, menutup pintu kamar dan menguncinya, Ibrahim hanya berdiri mematung, badanya panas dingin, berfikir mengenai apa yang akan terjadi selanjutnya, sebagian dari dirinya begitu tertarik dengan apa yang akan terjadi, tapi sebagian lagi merasa takut akan hal tabu seperti ini, pemikiran Ibrahim kemudian teralihkan ketika Daud kembali memeluknya dari belakang, kali ini terasa bibir Daud dileher Ibrahim, mengecup dan menjilat lehernya, sesekali meniup bagian belakang telinga Ibrahim, membuat tubuh Ibrahim melemas geli.

“B-bbanghhh.” Hanya itu yang keluar dari mulut Ibrahim, Daud hanya diam tidak menanggapi, Daud mengangkat baju Ibrahim dan dengan pasrah Ibrahim mengikuti permainan Daud, mengangkat tangan mempermudah Daud dalam membuka bajunya, Daud melemparkan baju Ibrahim ke lantai.

“Abang kangen.” Bisik Daud, Ibrahim hanya mengangguk.

Tangan Daud menggerayangi tubuh Ibrahim, dari pinggang hingga ke dada, dada rata Ibrahim yang kecil semua terjamah oleh tangan Daud yang lebar, jari-jari Daud kemudian berhenti tepat diputing Ibrahim, tanganya bergerak mengusap lembut puting sensitif Ibrahim, membuat sang pemilik tubuh menggelepar dipelukan Daud, jempol dan telunjuk Daud yang kasar karena pekerjaanya sebagai montir menambah tekstur ditanganya, membuat puting Ibrahim semakin terasa geli, lutut Ibrahim melemas, ia hampir terduduk jika tidak tertahan oleh tangan kiri Daud yang menjadi penopang tubuhnya.

Tangan kanan Daud meremas dada Ibrahim bergantian, kiri dan kanan, lalu berhenti didada kanan Ibrahim, mengelus, lalu mencubit pelan puting Ibrahim membuat badan Ibrahim gemetar, ia mendesah pelan, menjerit tertahan ketika Daud mencubit keras lalu menarik putingnya kedepan, tangan kiri Daud dengan cepat membekap mulut Ibrahim, berusaha meredam suara yang keluar dari mulut Ibrahim.

Daud mempermainkan puting Ibrahim selama beberapa menit, celana jeans yang digunakan Ibrahim sudah basah tepat dibagian selangkanganya, Daud berhenti kemudian membuka kancing jeans Ibrahim, menurunkanya secara pelan, memperlihatkan celana dalam polos berwarna biru muda milik Ibrahim, bagian depanya sudah basah lebar, Daud berjongkok dibelakang Ibrahim, menurunkan celana dalam Ibrahim, wajah Daud kaget ketika melihat buttplug yang terpasang dipantat Ibrahim, ia mendudukan Ibrahim dikasur, lalu bertanya kepadanya.

“Itu apaan yang nempel di pantat kamu Ra?.” Tanya Daud, wajah Ibrahim memerah tomat malu, ia memang tidak menyangka jika dia akan bermain sampai jauh dengan Abangnya, makanya ia tidak punya waktu untuk melepas buttplug karena serangan abangnya yang secara tiba-tiba.

“Ini buttplug bang.” Ucap Ibrahim pelan sambil bergerak mengangkat kedua kakinya keatas, memperlihatkan lubangnya yang tertutup oleh Buttplug, Daud menelan ludah menatap lubang Ibrahim, terlihat begitu sexy, ia hanya pernah melihat hal seperti didepanya itu di film porno yang sesekali ia tonton, tidak pernah melihat secara langsung.

“Kamu sengaja pake gituan? Buat apa?, Jangan bilang.” Ucapan Daud terpotong, Ibrahim mengangguk pelan, wajahnya semakin merah malu.

“Kamu suka penis Ra?.” Tanya Daud, Ibrahim mengangguk, Daud menelan ludah mendengar jawab Ibrahim, ia berdiam selama semenit menatap Ibrahim yang menunduk.

“Mau dilanjut atau udah bang?, Kalau udahan, Ibrahim mau pake baju lagi, malu.” Ucap Ibrahim pelan sambil tetap menunduk, saat Ibrahim hendak bergerak mengambil celana dalam, Daud dengan cepat kembali menduduka Ibrahim, tanganya menidurkan Ibrahim kemudian berjongkok tepat didepan lubang pantat Ibrahim.

“Boleh abang lepas?.” Tanya Daud, Ibrahim mengangguk.

Daud memegang ujung buttplug, memutarkanya perlahan, Ibrahim mendesis ngilu, Daud menatap wajah Ibrahim yang meringis.

“Sakit?.” Tanya Daud, Ibrahim menggeleng pelan.

Daud kembali memutarkan buttplug itu sambil menariknya perlahan, Ibrahim mendesah, Daud berhenti sejenak, kemudian memaju mundurkan buttplug itu didalam pantat Ibrahim, membuat Ibrahim kegelian, Daud kemudian mencabut seluruh buttplug dari dalam pantat Ibrahim, membuat lubang pantat Ibrahim terbuka dan menganga sesuai ukuran buttplug, berkedut pelan, basah, dan berwarna merah muda, Daud meyimpan buttplug itu dilantai kemudian meniup lubang pantat Ibrahim membuat lubang itu berkedut lebih cepat.

Daud beridiri kemudian menarik tangan Ibrahim, membuatnya menjadi duduk dikasur.

“Buka bajunya bang, Ibra pengen liat badan abang.” Tanpa mengeluarkan sepatah kata, Daud membuka bajunya, menampilkan badanya yang terbentuk karena kerja keras, happy trails alias bulu yang menjalar dari pusar hingga ke selangkangannya yang tadi siang membuat Ibrahim panas dingin kini terpampang jelas dihadapan Ibrahim.

“Ibra boleh pegang bang?.” Daud memegang tangan Ibrahim lalu menaruhnya tepat didadanya.

“Semau kamu Ra.” Jawab Daud, Ibrahim mengangguk, tanganya bergetar ketika berada didada Daud, tangan Daud mengusap tangan Ibrahim, berusaha menenangkanya, tangan Ibrahim berhenti bergerar kemudian mulai bergerak menggerayangi badan Daud, bergerak mengusap Dada bidang Daud, Dada Daud yang berbulu halus, keras dan kencang, tidak lembek seperti dada miliknya, tanganya bergerak menurun ke perut Daud, perut dengan garis dan kotak abs yang prominent, menonjol sempurna, bukan karena gym atau olahraga, tapi karena kerja kerasnya selama dibengkel, Ibrahim tersenyum sambil menatap mata Daud.

Tangan Ibrahim merasakan lengket keringat dibadan Daud, tapi ia tidak jijik, malah lebih membuatnya semakin semangat dan bergairah, wajahnya ia dekatkan, posisi Ibrahim yang duduk membuatnya berada tepat diperut Daud, ia membenamkan wajahnya diperut Daud, menciumi perut Daud, menghirup aroma keringat dan bodyspray Daud yang maskulin dan musky, membuat Ibrahim merasa pusing kenikmatan menciumnya.

Mata mereka bertatapan, penuh gairah, berbinar penuh nafsu, Daud menggerakan tanganya mengusap wajah Ibrahim yang dagunya masih menempel diperutnya, tanganya mengusap lembut pipi Ibrahim, ibu jari Daud mengusap bibir Ibrahim yang basah, Ibrahim dengan perlahan memasukan ibu jari Daud kedalam mulutnya, menghisapnya lembut, mempermainkan lidahnya di ibu jari Daud, membuat Daud memejamkan mata melihat adegan dihadapanya, jantung Daud berdetak kencang, badanya panas dingin, darahnya berdesir, ia tidak tahu menahu mengenai kebinalan adiknya ini, ia mengira Ibrahim ada pemuda polos yang tidak tahu apa-apa, Daud belum mengetahui apa-apa tentang kelihaian adiknya jika menyangkut masalah ranjang, dan Ibrahim akan menunjukanya sebentar lagi, Ibrahim sudah ada niat dihatinya, ia akan membawa abangnya menuju nirwana, surga dunia, dan memberi kenikmatan yang akan membawa Daud ke langit ketujuh.

************

Halo bebepppp, update baruuuu, selamat membaca yaaa, sorry banget kalo tiap updatenya pendek pendek ya bepp, tapi yang pasti aku bakalan usahain buat update tiap harii.

SELAMAT MEMBACAAAAA ♥️♥️♥️♥️♥️♥️

PRIA ARAB MAJIKANKU (SEASON 2)Where stories live. Discover now