CH.02 Ada Yang Rindu

4.9K 230 37
                                    

PRIA ARAB MAJIKANKU SEASON 2 E02

IBRAHIM P.O.V 

“Naik apa bang kita pulang?.” Tanyaku, bang Daud memasukan pakaian kotor kedalam tas, sedangkan Ibu sedang memakai bedak dan bercermin.

“Travel aja, udah abang pesenin kemaren.” 

“Wah, prepare banget bang, kirain kita mau ke terminal naik bis.” 

“Nggak ah, naik travel aja, biar enak, terus dianterin sampe gapura kampung Ra.” 

“Udah bayar bang?, Nanti anter dulu ke atm, mau ngambil uang Ibra.” Bang Daud mengibaskan tanganya, “nggak usah Ra, udah abang bayar sekalian.” 

“Widihhhh, makasih banyakkk bang.” 

“Sama sama Ra.”

Selesai bersiap, kami check out dari hotel lalu pergi ke restoran padang terdekat, makan siang, lalu setelah itu kami pergi ke shuttle tempat mobil travel, menunggu sekitar tiga puluh menit hingga akhirnya mobil mulai berangkat.

Sejak berangkat hingga pulang kali ini, aku masih saja tetap takjub akan megahnya ibukota, gedung gedung pencakar langit yang tinggi menjulang, seperti bukan di Indonesia, kadang sering berfikir, apa yang ada didalam gedung gedung tinggi itu, apa yang orang-orang kerjakan digedung itu, ingin sekali bisa bekerja digedung yang tinggi seperti yang kulihat sekarang dari balik kaca mobil.

“Nih, mau minum?.” Ucap bang Daud sambil menyodorkan sebotol air mineral, di kursi tiga seat ini, bang Daud duduk diantara aku dan Ibu, oh iya, sejak bangun pagi tadi, tidak ada sama sekali percakapan antara aku dan bang Daud yang membahas kejadian semalam, kami sama sama ignore tentang apa yang terjadi, seolah tidak ada kejadian apapun dimalam tadi, bagus sih, dengan begitu tidak ada ke-Awkard-an diantara kami, aku mengambil air minum yang disodorkan bang Daud, membuka tutup botol, lalu meminumnya.

“Makasih bang.” Ucapku yang hanya dibalas gumaman.

Tiga jam perjalanan tidak terasa karena aku habiskan dengan tidur, aku dibangunkan bang Daud ketika kami sampai tepat didepan gapura besar kampung kami, turun dari mobil kemudian berjalan menuju rumah karena tidak terlalu jauh dari gapura, kampungku ini tempatnya tidak ramai, bahkan terbilang sepi, rumah rumah sederhana yang jarak tiap rumahnya sedikit jauh karena di tiap rumah pasti ada lahan atau halaman besar, biasanya dibuat kolam ikan atau sawah kecil, bang Daud membawakan koperku, sedangkan aku membawa tas kecil milik Ibu.

“Alahhh, jang Ibrahim udah pulang gening, Alhamdulillah ya salamet.” Ucap seorang pria yang berada dirumah disamping jalan setapak yang kami lewati.

“Iyaa mang Dani, Alhamdulillah.” Ucap Ibu, Ibu menoel lenganku dan menyuruhku untuk menyalami mang Dani, aku mendekat dan bersalaman dengannya, sebenarnya aku tidak terlalu akrab dengan tetangga sebelah sini, tapi karena ini sudah menjadi adab, jadi yasudahlah aku mencium tangan pria setengah abad didepanku.

“Gimana kabarnya jang Ibra?.” Tanya mang Dani.

“Baik mang, Alhamdulillah.” 

“Syukur atuh, mampir dulu sini masuk!.” Ajaknya.

“Ah makasih mang, kapan-kapan aja, Ibra pengen langsung kerumah aja, pengen istirahat.” Mang Dani mengangguk kemudian kami melanjutkan perjalanan kami menuju rumah, tidak terlalu jauh dari sini.

Setelah sekitar lima menit kami berjalan terlihatlah sebuah rumah yang sudah aku rindukan sejak satu tahun yang lalu, dulu rumah ini ber-cat hijau muda yang norak, sekarang bang Daud dan Ibu mengikuti keinginanku untuk menggunakan cat berwarna gading gelap untuk rumah kami, terlihat lebih bagus, didepan rumah juga kini banyak terlihat tumbuhan hias yang cantik, Ibu merawat rumah dengan baik sehingga rumah terlihat indah dan bagus.

PRIA ARAB MAJIKANKU (SEASON 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang