DeLuna: Chapter 1

28 1 0
                                    


✿DeLuna✿

Aluna melenguh merasakan bintik hitam berputar putar di kepalanya. Sungguh pening dia saat ini. Mengingat kejadian beberapa waktu lalu sungguh membuat perasaan nya kembali memburuk. Rasa berat di tubuhnya seolah memperburuk keadaannya saat ini.

"Sudah bangun?"

Suara Derio menyapa pendengarannya pertama kali membuat Aluna malas membuka kelopak matanya.

"Pergi." Desis nya geram saat tubuhnya tidak bisa di gerakkan karena di tindih oleh tubuh besar Derio.

"Open your eyes!" Titah Derio sambil mengecupi kedua kelopak mata Aluna.

Derio sialan!

Pemaksa!

Brengsek!

Sungguh sekarang rasanya pikiran dan batin Aluna terasa sesak oleh segala macam umpatan untuk Derio.

"Kamu nggak tau malu." Ucap Aluna saat matanya terbuka membalas tatapan lekat Derio.

"Aku bahkan menyesal cinta sama kamu. Kamu menjijikkan, Derio-emh!" Aluna tak dapat menyelesaikan sumpah serapahnya tatkala bibir Derio dengan ganas membungkam bibir tipisnya.

"Ssssttt, diam sayang. Atau anak kita bakal nangis seperti tadi. Jangan bikin dia terganggu."

Aluna mengerutkan keningnya lalu dengan cepat menolehkan wajahnya ke sisi kiri tubuhnya dan mendapati seorang bayi tengah tidur pulas dengan wajah menghadap ke arah nya!

Aluna segera mengalihkan pandangannya dan sedikit menggeser tubuhnya menjauh agar tidak menyentuh bayi mungil itu.

Dia benci dengan bayi itu! Bayi itu yang membuatnya menjadi nomor dua sekarang. Ingatkan sedari tadi Derio selalu saja mementingkan kenyamanan bayi itu?!

Biasanya Derio tidak seperti itu! Kekasihnya selalu mengutamakannya. Aluna segalanya bagi Derio sebelum bayi itu hadir.

"Kamu harus menerimanya, sayang. Dia bagian dari kita--sekarang." Ucap Derio yang membuat Aluna menatap nya nyalang.

"Aku nggak mau! Dia bukan anak aku, Derio. Demi Tuhan, aku nggak sudi menerima dia jadi anak aku dan kamu karena dia bukan dari rahim aku!" Nafas Aluna menggebu mengucapkan nya.

"Bahkan jika dia hanya bagian dari kamu aku nggak sudi menerimanya!"

"Aku nggak rela. Kita sama sama gila dalam mencintai, Kak. Aku nggak mau hadir orang lain yang bukan berasal dari aku dan kamu! Jadi, singkirkan bayi itu." Aluna menutup pembicaraannya dengan tarikan nafas yang masih menggebu.

Tidak, dia tidak rela. Dan melihat keterdiaman Derio membuat Aluna semakin tidak rela. Sumpah demi apapun, Aluna akan menyingkirkan hal yang membuat Derio berpaling jika Derio tidak segera mengambil tindakan.

Tangan ringkihnya yang akan bertindak jika sang pujaan hati hanya diam berkelanjutan!

"Jangan lakukan apapun."

Derio menenggelamkan wajahnya di perpotongan leher Aluna. Nafas hangat Derio berhasil membuat jiwa Aluna sedikit tenang. Namun itu tak bertahan lama saat derio mulai mengecupi sepanjang garis leher Aluna. Pikirannya membayangkan apakah seperti ini Derio mencumbu wanita sialan itu hingga melahirkan bayi yang sekarang tertidur nyaman di atas ranjang besar Derio ini bersamanya?!

"Aku tidak bisa membencimu, sayang. Maka jangan lakukan apapun." Ucap Derio.

"Lakukan apa yang aku inginkan kalau kamu nggak mau aku sendiri yang melakukannya, Kak. Cuma itu mau aku!"

"Nggak bisa." Derio menatap Aluna dengan pandangan sayunya. "Aku nggak bisa, sayang."

"Maka biarkan aku yang melakukannya!"

Derio menggeleng lalu semakin mengeratkan pelukan pada tubuh Aluna hingga rasanya pelukan laki laki itu bisa meremukkan tulang yang ada di dalam tubuhnya.

"Apa yang kamu mau sebenarnya, Kak?" Aluna kembali terisak. "Kamu mau bunuh aku pelan pelan, ha?"

Derio menggeleng lagi. Di kecupnya mata basah Aluna seraya mengusapi air mata yang mengalir di pipi gadisnya. "Kamu terima anak itu. Itu mau ku."

Aluna memekik keras melampiaskan segala emosi di dirinya. Pekikanya yang nyaring membuat sang bayi menangis karena terkejut.

Sekarang kamar itu ramai dengan suara tangis dari dua orang beda umur itu.

"Kamu mau bunuh aku! Kamu mau bunuh aku!" Raung Aluna sembari mempertahankan tubuh Derio yang ingin beranjak darinya untuk menenangkan bayi itu.

"Sayang... " Derio mencoba melepaskan pelukan Aluna di tubuhnya.

"Jangan sentuh dia, kak!" Aluna meraih tangan Derio yang ingin menggapai si bayi.

"Luna!" Bentak Derio tanpa sengaja.

"Nggak! Kalau kamu sentuh dia, aku bakal hilang dari dunia kamu." Ancam Aluna menatap wajah memerah Derio.

Derio melunak. Di kecupnya kening Aluna lalu mendekap tubuh gadis itu untuk di gendongnya menjauhi si bayi.

Baiklah, Derio bersabar. Dia harus menenangkan si bayi besar dulu. Harap si bayi sungguhan mau bersabar menanti dekapan tubuhnya hingga si pemilik hatinya tenang. Walaupun Derio sangsi hal ini akan berlangsung lama. Menenangkan Aluna di mode monster seperti sekarang sungguh akan memakan waktu yang lama.

'Semoga pita suara mu baik baik aja, nak'

Batin Derio menatap prihatin kepada si bayi yang hal itu tidak bisa berlangsung lama karena lagi lagi Aluna tidak mengizinkan atensinya terlalu lama pada sang bayi. Aluna merangkum wajah Derio dengan telapak tangan lembutnya agar perhatian laki laki itu sepenuhnya fokus kepadanya. Hanya kepadanya! Aluna seolah menulikan pendengaran nya terhadap suara bayi yang menangis kencang di ruangan itu.

Aluna berharap bayi itu menghilang saja!

Derio membawa Aluna duduk di atas sofa di dalam kamarnya. Tangan besarnya dengan setia mengelus elus punggung Aluna yang masih sedikit bergetar akibat tangis. Pandangannya kini menggelap saat Aluna membawa wajahnya kedalam dekapan hangat gadis itu.

"Aku di sini, sayang. Berhenti menangis."

Aluna mengindahkan. Gadis itu semakin erat mendekap tubuh Derio hingga laki laki itu tidak bisa bergerak dengan bebas.

Posesif!

Jangan kira hanya Derio yang bisa berlaku posesif. Aluna bahkan bisa menyamai gilanya Derio dalam mencinta.



✧༺♥༻✧





Young Parents: Derio Vs AlunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang