Derio Vs Aluna: prolog

23 2 0
                                    




⋇⋆✦⋆⋇ Happy Reading ⋇⋆✦⋆⋇


"Na, sayang! Dengerin penjelasan aku dulu!"

Laki laki itu, Derio, terlalu tergesa-gesa mengejar sang pujaan hati, tidak memperhatikan apa yang di pijaknya hingga dia terjatuh berlutut sambil memeluk pinggang gadisnya.

Suara isak tangis kecil bersahut sahutan dengan deru nafas memburu Derio.

Sumpah demi apapun, Derio hanya minta gadis yang di kasihinya ini mendengarkan penjelasannya.

"Kamu tau aku benci pengkhianat, Kak. Dan kamu baru aja ngelakuin itu!"

Aluna namanya. Gadis yang kini tengah di dekap erat oleh Derio itu memberontak, mencoba melepaskan belitan tangan yang melilit pinggang nya.

"Kamu salah paham, sayang! Kita perlu bicara. Aku jelasin sama kamu biar nggak salah paham. Kamu jangan emosi dulu." Ucap Derio melirih di akhir kalimatnya.

Aluna diam dengan tubuh bergetar. Ingatannya kembali berputar di beberapa saat yang lalu. Di mana ia yang ingin memberi kejutan ulang tahun untuk sang Raja di hatinya malah berbalik terkejut saat melihat pujaan hati berdiri dengan menggendong seorang bayi dengan wajah pias menatap nya.

"Aku udah kasih kamu waktu buat jelasin! Aku tanya bayi siapa, kak! Aku udah tanya! Kamu nggak jawab... " Aluna semakin meraung. Sekarang tubuhnya ikut meluruh bersandar di dada Derio yang setia mendekapnya dari belakang.

Derio merasa buruk! Seumur hubungan mereka, baru kali ini dia melihat tangis Aluna yang awet dan pilu. Mata gadis nya sudah membengkak. Wajah ayu itu kini sudah penuh dengan air mata berharganya.

"Aku bingung, sayang. Aku bingung."

"Kamu jahat banget. Aku mau putus!"

"NO!"

Aluna memberontak saat Derio meraih tubuh kecil itu dan menggendongnya masuk ke dalam rumah laki laki itu.

"Lepasin, brengsek!"

"Aku benci kamu!"

"Bajingan!"

Aluna terus memukul tubuh Derio hingga laki laki itu kewalahan dan segera membanting Aluna ke sofa yang posisinya bersebrangan dengan bayi yang tertidur pulas didalam dekapan bedong biru.

"Tarik kata kata kamu, sayang. Kamu tau aku nggak bakal ngabulin kemauan bodoh kamu itu."

Derio meraih tangan Aluna yang bertengger menjambak rambutnya. Di kecupnya tangan putih itu yang segera di tepis oleh sang empu.

"Jangan sentuh aku, brengsek! Kamu kotor, menjijikkan!" Ucap Aluna lantang seraya tangannya mendorong kuat tubuh Derio yang tidak memberikan dampak berarti bagi laki laki itu.

Derio terkekeh. Ia bangkit sejenak untuk meraih rokok dan korek yang terselip di kantung celananya. Tubuhnya sedikit di condongkan dengan lutut menekuk di dada bagian kiri Aluna saat melihat pergerakan gadis itu yang ingin lepas darinya. Derio bergegas menghidupkan batang nikotin itu dengan korek di genggamannya.

"Sttt, mulut cantiknya kenapa berani bicara kayak gitu, hm?"

Aluna memejamkan matanya saat jemari Derio meraih dengan lembut dagunya.

"Kamu harus terima aku. Apapun kondisiku kamu harus setia bersamaku, sayang."

Derio mencebik kemudian membuang rokok yang baru sekali dihisap nya ke sembarang arah. Dirinya tidak perduli jika nanti bara api dari rokoknya akan membakar rumah mewahnya. Sungguh, Derio tidak perduli. Bahkan mati terpanggang pun dia tidak takut, asalkan ada Aluna yang ikut mati bersamanya.

Oeekk, oeekkk!

Aluna dan Derio menatap atensi bayi yang mungkin mulai terganggu dengan keributan dua orang di dekatnya itu. Aluna membuang pandangnya dan kembali meneteskan air matanya.

"Ssh, kamu terganggu? Don't cry baby.."

Bukan untuknya. Kalimat penenang itu di ucapkan Derio untuk menenangkan bayi yang tengah menangis mengharap kan atensi seseorang untuk menggendongnya. Aluna tidak sanggup lagi. Dia melemas duduk meringkuk bagai janin di sofa itu. Dia mendekap tubuhnya erat erat seolah tengah melindungi hatinya dari rasa sakit yang menderanya kini.

Melihat Derio, sang kekasih hati yang kini berdiri menimang si bayi merupakan sebuah siksaan yang teramat sangat tidak Aluna bayangkan.

"Gendong dia." Ucapan Derio sukses membuat Aluna terbelalak.

"Are you crazy?"

Aluna merasa jika Derio sekarang sudah gila. Memintanya menggendong sumber masalah bagi hubungan keduanya? Oh, shit. Ucapan Derio bahkan bukan bentuk dari sebuah permintaan. Laki laki itu memaksanya!

"Lihat putra kita, sayang. Dia ingin... "

"... Memeluk bundanya."

Dan kata kata terakhir Derio sukses membuat kesadaran Aluna menghilang.

Derio sialan!


✧༺♥༻✧


Young Parents: Derio Vs AlunaWhere stories live. Discover now