13

23.5K 2.2K 73
                                    

Setelah menenengkan diri cukup lama, ponsel Azlyn bergetar dan menampilkan nama Emily di sana

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.

Setelah menenengkan diri cukup lama, ponsel Azlyn bergetar dan menampilkan nama Emily di sana. Merasa harus menerima panggilan itu, Azlyn menepi, ke sisi gedung yang lebih tenang.

"Halo."

"Hai. Bagaimana kabarmu?"

"Baik, sangat baik."

"Aku dengar kamu menunda meetingnya, apa ada masalah?"

"Tidak, tidak ada. Hanya saja tadi pagi aku terlambat bangun dan toko sedang ramai."

"Hmm, aku pikir kamu kenapa-kenapa."

"Kamu tidak pernah liburan? Atau membeli sesuatu? Aku tidak ada melihat tagihan kartu kreditmu terpakai akhir-akhir ini." Lanjutnya.

Sebenarnya Azlyn memiliki satu Kartu Kredit atas namanya sendiri, namun sama seperti kartu kredit yang kakaknya berikan, dia tidak pernah memakainya sama sekali, entah apa yang Azlyn sebelumnya pikirkan.

Dia juga sudah cukup lama berada di sini, namun waktunya untuk berlibur memang belum ada. Menikmati negara bagian 'novel' yang ternyata tidak jauh berbeda dari dunia nyata sampai-sampai nama setiap kota, negara dan benuanya sama percis membuatnya merasa tidak perlu-perlu sangat. Karena saat sebagai Lily, dia sudah kenyang keliling dunia.

Azlyn hendak menjawab, namun dia berbalik cepat ketika mendengar gemaan suara kecil yang sangat dia kenali memanggilnya. Merasa ada yang tidak beres, dia langsung menutup panggilannya dan berlari memasuki gedung.

Sesampainya di sana, dia melihat situasi yang cukup ricuh. Azlyn pun dengan cepat berusaha menyelip dan membuka jalan dari orang-orang yang sedang berkerumunan.

Di sana, Cairo sedang menunduk dengan posisi bersujud, pakaiannya penuh dengan noda cat, sedangkan di hadapannya ada seorang anak kecil seusia Cairo sedang menangis di pelukan wanita yang terlihat lebih tua darinya.

"Cairo!" Panggilnya panik saat menyadari posisi putranya.

Putranya?

Mendengar suara Azlyn memanggilnya dengan khawatir, Cairo langsung menengadah dan bangkit untuk menerima dekapan Azlyn.

"Mama." Rengeknya dan mulai menangis sendu.

"Apa yang terjadi? Kenapa pakaianmu begini? Siapa yang melakukan ini padamu? Jawab aku!" Cercah Azlyn terdengar galak, menuntut jawaban yang pasti untuk dia dapat menentukan harus melakukan apa saat ini agar amarahnya terluapkan. Alih-alih merasa sedih atau takut mendengar bentakan Azlyn, Cairo justru tersenyum senang disela-sela tangisnya.

"Siapa kamu?!" Suara ketus khas ibu-ibu komplek masuk menusuk pendengarannya. Azlyn menoleh dan mendapatkan dirinya ditatap rendah oleh seorang wanita yang sedang menyembunyikan putranya di belakang tubuhnya.

"Apa dia yang melakukan ini?" Tanya Azlyn pada Cairo tanpa memutus kontak matanya dengan wanita itu.

"Jawab aku." Tekannya lagi dan Cairo pun akhirnya mengangguk.

Who Am I?Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora