9

23.7K 2.1K 23
                                    

"Baiklah anak-anak. Karena sebentar lagi hari Valentine. Sekolah kita akan membuat pentas seni bertema kasih sayang. Are you kids excited?!"

"YEAH!!" Teriak serempat suara kecil yang menggemaskan itu. Maya pun tersenyum tak kalah lebar melihat antusias anak-anak muridnya.

"Karena hari Valentine akan berlangsung 2 hari lagi, maka besok kita akan mulai menghias auditorium bersama seluruh murid di sekolah ini." Kembali suara antusias mereka terdengar bersahutan karena akan menghabiskan waktu bebas berkarya selama 2 hari berturut-turut. Bertemu teman baru yang akan membuat taman bermain menjadi lebih ramai dan berwarna. Apalagi mereka akan bekerja sama menghias auditorium bersama, semua terdengar sangat seru bagi mereka.

"Wah!! Anak-anak Miss sangat bersemangat sekali rupanya. Baiklah, untuk itu, Miss juga sudah membuat surat pengantar untuk orang tua kalian agar turut hadir memeriahkan acara Valentine besok lusa. Karena sekolah akan mengadakan acara menggambar bersama-sama orang terkasih."

"Wah!! Aku akan mengajak mama! Bagaimana denganmu?"

"Aku akan mengajak oma ku!"

"Aku akan mengajak pamanku, dia harus menemaniku!"

"Aku akan mengajak ayahku, dia sangat pintar menggambar!"

Dan banyak sahutan yang lain, terdengar lucu dan menggemaskan di telinga Maya melihat keantusiasan mereka.

Namun tidak untuk Cairo. Dia hanya diam.

"Baiklah, karena jam sudah hampir waktu pulang. Bagaimana kalau kita isi dengan bernyanyi bersama?"

"Yea Miss!!"

"Great! Keluarkan alat musik masing-masing ya." Mereka pun membuka loker di bawah meja dan meraih alat musik yang sudah tersedia. Begitulah mereka pun menghabiskan waktu hingga bel tanda pulang berbunyi.

Maya seperti biasa mengantar anak muridnya satu persatu pada wali yang menjemput. Namun, berbeda dengan wajahnya yang tersenyum ramah, hatinya sedang merasa kesal.

Aneh, sangat aneh. Belakangan ini kedua pria itu tidak pernah datang untuk menjemput keponakan dan putranya.

Semenjak malam di mana dia bertemu dengan Theo, dia tidak pernah lagi bertemu dengan pria itu. Begitu juga dengan Alister, biasanya pria yang gemar merayu dan tersenyum nakal itu selalu datang untuk menengoknya tanpa absen, bahkan beberapa kali mengiriminya bouquet bunga yang besar. Namun hari ini, sudah seminggu berlalu dan tidak ada tanda-tanda dari mereka.

Apa mereka sibuk?

Bagaimana pun juga, dia tetap merasa kesal.

Namun kekesalan itu hilang ketika melihat sebuah mobil sport hitam metalik baru saja memasuki area parkir. Maya tersenyum kecil.

Segera dia berbalik, menatap pantulan wajahnya di jendela kelas, merapikan rambut serta mengatur raut wajahnya sebaik mungkin

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Segera dia berbalik, menatap pantulan wajahnya di jendela kelas, merapikan rambut serta mengatur raut wajahnya sebaik mungkin.

Segera dia berbalik, menatap pantulan wajahnya di jendela kelas, merapikan rambut serta mengatur raut wajahnya sebaik mungkin

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Who Am I?Where stories live. Discover now